Setiap kali melakukan sesuatu, Tyas (bukan nama aslinya) selalu menyempatkan diri untuk mengambil gambar. Entah itu memotret atau merekamnya dalam bentuk video. Misalnya saja ketika menghadiri seminar mengenai perencanaan finansial yang diadakan oleh salah satu konsultan finansial di Jakarta, Tyas tidak henti-hentinya memotret. Meskipun, pada beberapa kesempatan, Tyas duduk dan mendengarkan dengan saksama. Namun rasanya, waktu yang dialokasikan untuk mendengarkan lebih sedikit ketimbang untuk foto-foto jalannya acara.
Setelah usai, Tyas mengajak menepi sejenak. Di kedai kopi terdekat katanya. Yang penting bisa duduk sebentar. Setelah memesan satu gelas Hazelnut Latte dingin, Tyas kembali asyik dengan ponselnya. Utak-atik, utak atik. Masuk aplikasi ini dan itu. Sampai menurutnya, foto yang semula biasa saja, menjadi lebih menarik. Ditambahkan tulisan dan stiker-stiker yang membuat fotonya menjadi lebih lucu. Khas Tyas sekali.
Beres sunting foto, Tyas langsung mengunggahnya melalui Instagram Story. Selesai, katanya.
Tyas tidak saja suka berbagi kegiatan apa yang ia ikuti di luar kesibukan kerjanya di kantor. Ia bahkan juga suka berbagi foto dan video tentang keponakannya yang masih berusia 3 tahun. Diajaknya ke mal, makan di restoran, dan agenda-agenda lain. Tidak jarang, Tyas juga begitu mempersiapkan unggahannya secara detil. Demi konten, ujarnya.
Apa yang dilakukan Tyas, sangat mungkin dilakukan juga oleh banyak pengguna Instagram. Foto-foto-foto, sunting sana-sini, unggah. Kata orang, mereka ini sedang berusaha membentuk personal branding. Merangkai imej agar orang-orang menangkap apa yang selama ini diusahakan oleh Tyas: seorang ekstrovert yang sayang dengan keponakan. Tapi lama-lama, Tyas merasa kegiatan mengunggahnya itu bisa menghasilkan uang. Seperti Karin Novilda (@awkarin) atau Rachel Vennya (@rachelvennya).
Inilah peristiwa yang ditangkap oleh Sophia Mega dalam debut bukunya yang berjudul Lo Ngerti Siapa Gue.
Penulis: Sophia Mega
Tahun terbit: 2017
Jumlah halaman: 176 halaman
Penerbit: Metagraf
Harga: Rp40.000 melalui Sophia Mega
Sinopsis: #LONGERTISIAPAGUE
Media sosial bukan tentang seberapa banyak follower atau menjadi selebgram. Meskipun pada kenyataannya pikiran untuk selalu menjadi yang terbanyak pengikutnya selalu muncul.
Namun, ada alternatif lain dalam menggunakan media sosial, yaitu menciptakan personal branding yang memberi manfaat dalam kehidupan kita. Dengan menyadari hal tersebut, kita bisa menjadi diri sendiri tanpa perlu dituntut untuk menjadi orang lain sehingga kita dan orang lain akan mengerti siapa diri kita sepenuhnya.
***
Menurut Mega --sapaan akrab penulis-- masih banyak orang yang menggunakan media sosial dengan harapan mendapatkan benefit berupa uang semata. Padahal, yang namanya benefit tidak selalu berupa uang. Jejaring dan kesempatan misalnya. Itulah dua hal yang dirasakan oleh Mega selama ini. Ia aktif menulis di blog hingga mendapatkan pengalaman "kerjanya" yang pertama.
Lo Ngerti Siapa Gue dibuka dengan pengantar yang apik: kurangnya referensi tentang personal branding dalam bahasa Indonesia. Mega selama ini mendapatkan buku-buku tersebut tersedia dalam bahasa Inggris, padahal bisa jadi ada banyak remaja seusianya yang tengah mencari referensi serupa. Dari situlah, Lo Ngerti Siapa Gue dilahirkan.
Dalam setiap babnya, Mega selalu menjembatani dengan pengalaman pribadinya. Bagi pengikut setianya di Instagram, pasti melihat Mega sebagai sosok yang produktif. Ia bisa berpindah ke 2 bahkan 3 kedai kopi dalam sehari. Dalam unggahannya, terlihat Mega sibuk bekerja, dan masih sempat untuk berbagi di Instagram Story. Namun ternyata, ada cerita hingga bagaimana Mega bisa menjadi seperti sekarang. Mega menyelipkan nasihat, jangan sampai kita merasa lelah beraktivitas tapi ternyata tidak ada hasil.
Pembelian melalui Mega langsung, akan mendapat banyak bonus! |
Narasi-narasi personal Mega diarahkan pada tools bahkan "teori" ringan mengenai personal branding. Dengan khas milenial usia 20-an, rasanya Mega tahu kalau banyak (target) pembacanya yang masih bingung siapa mereka sebenarnya. Dalam Lo Ngerti Siapa Gue, setiap bab merupakan langkah-langkah yang bisa dipraktikan untuk mulai menyelami diri sendiri: sebuah bekal untuk melakukan personal branding.
Selain berupa kisah personal, Mega juga mengimbanginya dengan aktivitas. Ia meminta pembacanya untuk tidak sekadar membayangkan saja, melainkan juga menuliskan personal branding yang diharapkan. Tentu saja, Mega memberikan cara yang paling mudah. Misalnya dengan Personal Branding Manifesto.
Dalam memberikan contoh, Mega tidak melulu menggunakna dirinya. Ia juga melampirkan hasil dari wawancara yang dilakukan dalam rangka menulis buku ini. Termasuk hasil dari survey kecil-kecilan yang ia lakukan di Instagram, Mega juga (akhirnya) menjelaskan maksudnya. Semuanya ditulis dengan bahasa yang sederhana. Itulah yang mungkin membuatku mudah untuk menghabiskannya dalam sekali duduk.
Menariknya, bagi yang memesan langsung melalui Mega akan mendapatkan lembar aktivitas dan tips tentang personal branding. Sebenarnya hal tersebut sudah ada di dalam buku, namun Mega bersedia membuatkannya dalam bentuk terpisah agar pembaca bisa langsung mempraktikannya. Supaya tidak sekadar dibaca - mengangguk-angguk - dan kemudian dilupakan begitu saja. Sangat cocok bagi netizen yang ingin mulai membangun personal branding-nya.
Lo Ngerti Siapa Gue disajikan dalam format full color. Tentu saja, pembaca tidak akan bosan. Selain tulisan, buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi "tulisan tangan" Mega. Membuat pembaca seakan dekat dengan penulisnya. Kekurangannya hanya satu: kalimatnya panjang-panjang. Tapi bukan jadi suatu masalah sebab Mega menyajikannya secara pop. Pembaca juga tidak begitu sadar mereka sudah membaca sebuah kalimat panjang.
Sayangnya, aku membaca bukan dalam keadaan kepala yang kosong sehingga penilaianku terhadap Lo Ngerti Siapa Gue hanya berada pada 3 dari 5 bintang. Aku suka kok dengan isinya. Mega benar-benar membantu pengguna media sosial untuk menyadari siapa dirinya & mendapatkan benefit. Mungkin, apa yang Mega sampaikan cocok dengan teman-teman yang tinggalnya tidak di ibukota. Sebab, secara umum, Lo Ngerti Siapa Gue kurang lebih seperti materi yang sering dibawakan oleh para influencer di talkshow ataupun seminar perihal content creation.
Aw, ini sungguh manis! Aku malah kaget kalau kamu menunggu rekomendasi bacaan dariku, Meg :) |
Meskipun demikian, Lo Ngerti Siapa Gue kuakui malah mendorongku untuk segera menerbitkan buku. Mega membuktikan bahwa ia bisa, mengapa aku tidak? Dengan lahirnya buku debutnya itu, Mega semakin menginspirasiku. Jangan-jangan, Mega juga bisa menginspirasi kalian!
Hai Kak...
ReplyDeleteSalam kenal,
Aku menemukan blog kamu dari Mega.
Aku belum membaca bukunya Mega sih karena memang masih banyak buku yang antri di baca (sudah beli tapi masih seperti di toko buku).
Jadi masih stop membeli buku dulu.
Aku masih berencana mau beli bukunya Mega dan melalui ulasan kamu ini, aku kok ya sudah nggak sabar untuk menyelesaikan buku-bukuku saat ini dan segera beli bukunya Mega untuk segera dibaca juga ya.
Apalagi cara menulisnya Mega sepertinya mengikuti gaya Generasi Millenial Indonesia.
Salam kenal ya.
Maybe kalau berminat bisa mampir ke blogku juga.
Aku juga blogging nih dan suka sekali sama blog-blog seperti blog-nya kakak (cari temen).
Haha...
Aku udah baca buku ini dan aku suka. Aku jadi belajat banyak dari buku ini.
ReplyDeleteMakasih atas sharingnya, kak. Salam kenal ;)
Buku yang bagus
ReplyDelete