Saturday, August 9, 2014

London: Angel - Berkelana Bersama Tokoh Fiksi dalam Fiksi

London: Angel
Penulis: Windry Ramadhina
Jumlah halaman: 303 halaman
Format: paperback
Harga: Rp. 49.000
Goodreads
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis: dikutip dari Goodreads
Windry Ramadhina, penulis novel Orange, Memori, dan Montase mengajak kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengejar cinta Ning hingga ke Fitzrovia. Namun, ternyata tidak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemukannya. Apakah perjalanannya ini sia-sia belaka?


Resensi Shiori-ko
Berawal dari rasa penasaran karena kaver bukunya yang begitu menggoda. Di tambah, nama tempatnya merupakan salah satu tempat yang masuk ke dalam daftar 101 tempat yang harus dikunjungi semasa hidup.

 
sumber

Aku rasa aku tidak perlu menuliskan tentang apa buku ini. Mari persilakan diriku untuk memberi penilaian tentang buku ini.

Pertama mengenai gaya bahasa dan diksi
Aku suka dengan cara bagaimana kak Windry bertutur. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama dan dari sisi tokoh utama pria. Aku terbawa pada bagaimana cara kak Windry menulis sampai-sampai aku hampir saja terlarut bahwa si penulis seorang lelaki. Diksinya cukup indah. Membuat buku ini tidak tampak seperti bacaan roman yang (maaf) cukup murahan. Kekayaan kosa kata di dalamnya yang membuat bacaan ini agak mewah. Namun sayangnya, ada beberapa bagian yang aku merasa cerita dituliskan seperti novel terjemahan.

Kedua, karakter dan penokohan
Karakter utama bernama Gilang dengan lawannya yang bernama Ning. Dibantu dengan kosa kata yang cukup kaya, aku merasa bahwa kedua tokoh adalah sosok yang dewasa. Karakteri dan perwatakan tokoh memang tidak terlalu diungkap hingga dalam, tapi aku cukup puas dengan bagaimana kak Windry memberi gambaran sifat mereka. 

Sedangkan, ada pula karakter teman-teman Gilang yang diberikan julukan sesuai dengan karakter fiksi tertentu, seperti si kembar Dum dan Dee dari fiksi Alice in the Wonderland. Bagiku, menarik sih, aku jadi tahu tentang beberapa buku fiksi (sebenarnya, sudah ahu sih, namun belum sempat membaca beberapa). Meski aku menganggap agak aneh juga karena dalam dialog, mereka juga dipanggil dengan julukan dari sudut pandang Gilang.

Ada pula tokoh-tokoh lain yang hadir dan cukup menarik. Membuat ceritanya tidak hambar, seperti Mr. Lowelsley, Madam Elis, dan Ed. Dan jangan lupakan Goldilocks serta Finn yang seakan menjadi sumber konflik antara Ning dengan Gilang. Ahya, soal Goldilocks, itu juga sebutan yang diberikan oleh Gilang.
Soal penokohan, aku tidak perlu banyak komentar, menarik bagiku!

Ketiga, alur cerita
Jalannya cerita sempat mundur dan kemudian maju. Aku tidak masalah dengan gaya bercerita yang seperti itu. Untuk permasalahan memang mudah ditebak. Klasik. Untuk penyelesaian, aku malah tidak menduga kenapa bisa seperti itu. Maksudku, tidak semewah bagaimana kak Windry membawa ceritanya melalui pemilihan diksi. Itulah mungkin yang menjadi alasanku memberikan hanya 3 bintang unutk buku ini. Standar namun cukup dalam mengulik kehidupan kedua tokoh utama.

Nah, yang keempat, hal yang menarik
Buku ini menceritakan tentang buku!! Eh, salah, maksudku, buku ini sering sekali menyebut judul buku-buku klasik seperti bukunya Bronte, Orwell, dan macam-macam. Yang jelas, karena membaca buku ini, aku jadi terdorong untuk membaca itu semua (yah, meskipun harus mengunduh secara ilegal hehe maaf).

Karena berseting tempat di London, buku ini juga banyak menyebutkan tempat-tempat wisata di London. Bermanfaat untuk orang sepertiku yang belum berkesempatan untuk berkunjung kesana (suatu saat nanti, AMIN!). Ditambah lagi dengan nama lokasi yang mungkin bagi sebagian besar pembaca juga masih asing.

Yaps, aku tidak bisa memberikan 4 bintang karena jalan cerita yang menurutku standar dengan penyelesaian yang tidak semewah yang aku kira. Namun, aku merekomendasikan buku ini untuk siapapun, khususnya yang ingin membaca buku-buku klasik karya penulis Inggris. Apalagi, buku ini ternyata bisa menambah pengetahuan, tidak hanya sekedar roman. 

Saran Shiori-ko
Apalagi yang harus aku katakan? Sudah tertera jelas dalam paragraf di atas kalau aku cukup merekomendasikan buku ini. Kelebihannya terletak pada diksi dan pengetahuan baru yang aku kamu dapatkan ketika membaca buku ini. Aku selalu suka buku fiksi yang tidak hanya menyuguhkan cerita saja, melainkan juga menyisipkan informasi yang berisfat non-fiksi. Harganya juga terjangkau. Ahya, ketika kamu membeli buku ini, kamu akan menerima satu kartu pos yang ada di verso kaver depan. 

1 comment: