Penulis: David Levithan
Jumlah halaman: 232 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: paperback
Harga: Rp 38.400 di Toko Buku Murah Online
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:
Bagaimana seseorang menjelaskan cinta? Mungkinkah kita menggambarkan hal yang begitu lazim dan istimewa pada saat bersamaan? Tentang sesuatu yang memiliki kekuatan untuk menguasai hidup kita sepenuhnya, yang membuat kita merasa menjadi bagian yang lebih besar daripada diri kita sendiri?
Dengan gaya yang unik, The Lover’s Dictionary membangun kisah sebuah hubungan dalam bentuk kamus. Melalui entri-entri, David Levithan memberi kita gambaran mengharukan dan tak terlupakan tentang cinta di era modern.
Resensi Shiori-ko:
Sudah mengetahui buku ini sejak tahun lalu, namun baru sempat membaca gara-gara Gramedia Pustaka Utama mencetak ulang dengan desain kaver yang baru.
Gaya Bahasa, Kosa kata, dan Cara Penyampaian
Inilah kekuatan dari buku ini: cara penyampaian yang bagiku baru pertama aku temui. Disusun seperti kamu (sesuai dengan judul buku ini) yang kemudian di bawah definisi dari sebuah kata terdapat secuplik cerita. Cerita tersebut berformat paragraf hanging yang juga belum pernah aku temui. Susunan setiap kata yang ada dalam buku ini tidak semuanya pernah aku baca. Lumayan menambah kosa kata baru sekaligu mencerna maknanya yang dibantu oleh cuplikan cerita tadi. Pada awalnya aku memang bingung bagaimana membaca buku, namun setelah lewat beberapa halaman, aku baru menyadari bahwa di balik setiap kata yang tertulis dalam buku, merujuk pada suatu makna yang tersirat (bahkan pada beberapa kata aku harus membacanya ulang), ada plot cerita tentang sepasang kekasih.
cara penyampaian The Lover's Dictionary edisi asli // sumber |
Membaca edisi terjemahan awalnya aku takut kalau aura yang ditawarkan oleh penulis tidak sampai dengan baik kepada pembaca. Tapi, mengingat penerbitnya adalah Gramedia Pustaka Utama, maka tidak diragukan lagi kualitas terjemahannya. Halus dan mengalir. Tidak ada kata yang mengganjal. Terlihatlah bahwa gaya bahasa yang digunakan oleh penulis sebenarnya terdiri dari rangkaian diksi indah seperti diksi dalam puisi namun disusun ke dalem bentuk prosa pendek bermakna dalam dan tersirat. Konsep dan abstraksi dari kata-kata yang digunakan sebagai pembuka setiap halamannya juga bagus. Tidak jarang aku mengangguk setuju dengan apa yang dituturkan dalam kisah sepasang kekasih tersebut. Mereka mendefinisikan suatu kata dengan bagaimana mereka mengalami suatu kisah.
Plot
Plotnya maju dan mundur. Satu kisah bisa menceritakan bagaimana mereka menghadapi fenomena tertentu sedangkan kisah yang lain bertutur mengenai bagaimana mereka bisa berjumpa dan memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih. Tidak ada keterangan tanggal dan hari dan waktu. Penulis melukiskan latar dengan deskripsi. Sudut pandang yang digunakan hanya dari sisi lelaki tentang bagaimana ia melihat kisah percintaannya, bagaimana dia melihat kekasihnya tersebut.
Penokohan
Sepasang kekasih ini tidak memiliki nama. Mereka masing-masing tidak saling bertegur sapa dengan nama. Dari dialog yang ada dalam buku tampak bahwa si lelaki sebenarnya jatuh cinta dengan si perempuan, hanya saja dalam beberapa hal lelaki ini ragu dengan keputusannya. Berbeda dengan si perempuan, ia memiliki prinsip dan terlihat tidak mudah goyah, seakan dirinyalah yang mendominasi kisah cita sepasang kekasih tersebut. Buku ini sangat berfokus pada kisah keduanya. Tokoh lain yang disebutkan namanya berperan sangat minor bahkan tidak memiliki porsi dialog.
Ide Cerita
Sebenarnya cerita yang diangkat sudah awam: kisah cinta sepasang kekasih. Hanya saja cara berceritanya yang menarik. Kita juga tidak bisa menduga akan seperti apa ketika kamus itu sudah pada huruf alfabet terakhir sebab sepanjang cerita plotnya maju dan mundur, memperlihatkan keraguan namun kadang keyakinan diri bahwa mereka saling membutuhkan. Pembaca diajak menyelami kata-kata yang selama ini ada dalam kamus bahasa Inggris untuk dimaknai dari kacamata seseorang yang jatuh cinta, bagaimana perasaan yang relevan dengan arti dari kata tersebut. Unik. Kalau aku pribadi sih merasa diksi terjemahannya juga sesuai untuk menghadirkan aura yang bikin merinding karena kadar manisnya yang berbeda dari biasanya.
Saran Shiori-ko:
Aku rasa buku ini cocok bagi mereka yang biasa membaca romans misalnya karya Jenny Han atau Morgan Matson. Atau mungkin mereka yang sebelumnya penikmat puisi romans karya Lang Leav. Untuk edisi terjemahan ini, bahasanya tidak bikin mengomel. Mungkin edisi bahasa Inggrisnya bisa membuat lebih merinding para pembacanya.
No comments:
Post a Comment