Sunday, June 21, 2015

Beyond Sherlock Holmes: Kisah Nyata Penulis Detektif Dunia Memecahkan Kasus Hukum

Penulis: Muthia Esfand
Jumlah halaman: 158 halaman
Tahun Terbit: 2014
Penerbit: Visimedia
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:

Setelah berhasil meyakinkan pembaca dengan kasus-kasus fiktif dalam novel karangan mereka, kasus nyata yang tak terbongkar menjadi semacam tantangan tersendiri untuk dipecahkan para penulis cerita misteri. Berbeda dari cerita fiksi, kasus dalam dunia nyata akan tetap tinggal selamanya dalam kehidupan orang-orang yang terlibat. Karena itu, tak puas mengarang kasus fiktif, para penulis ini bahkan memfiksikan sebuah kasus yang benar-benar terjadi.
Apa yang dilakukan Conan Doyle tahun 1906 hingga tak ada satu pun karya yang dipublikasikannya atau apa yang sebenarnya terjadi pada misteri 11 hari menghilangnya Agatha Christie, kasus yang tak terpecahkan ini terlihat seperti kisah misteri dalam sebuah novel detektif. Bagi penulis cerita misteri, ide segar bisa jadi datang dari genangan darah dan puzzle tak terselesaikan dari sebuah kasus kejahatan nyata. Jadi, mengapa tidak memakai kacamata seorang penulis cerita detektif dalam menelusuri kebenarannya?


Dalam kehidupan nyata, sepiawai itukah mereka? Adakah kasus kejahatan nyata yang pernah benar-benar melibatkan mereka? Dan, jika ada, bisakah mereka bertindak layaknya tokoh cerdik yang mereka ciptakan di atas kertas? Hal yang perlu digarisbawahi, kasus dalam dunia nyata tentunya jauh lebih rumit, tak terbayangkan, dan melampaui ide dibandingkan kasus rekaan yang berasal dari imajinasi penulis. Maka, bisa saja pemecahan kasus nyata yang mereka alami ini justru lebih hebat dari tokoh-tokoh rekaan mereka yang sudah melegenda.


Resensi Shiori-ko:
Terima kasih kak Melisa yang sudah memberikan buku ini! Sebenarnya sudah tahu buku ini sejak pertama kali rilis, nangkiring di deretan new release dan sudah tertarik dengan kaver + sinopsisnya. Sempat ingin beli namun terganjal keperluan lain. Tapi yang namanya rezeki tidak pernah lari, kan?

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Sempat bertemu dengan penulisnya ketika Festival Pembaca Indonesia 2014. Dan dengan baik hati, penulis bersedia menjadi informan untuk penelitianku saat itu. Sebenarnya aku tidak tahu kalau beliaulah penulis buku ini hingga seorang teman memberitahuku. 

Latar belakang penulis yang merupakan seorang editor nampaknya terlihat jelas dari bagaimana susunan kosa kata yang digunakan untuk menyampaikan cerita. Secara pribadi, aura seakan buku ini seperti novel terjemahan memang yang cukup dominan. Meskipun menggunakan gaya bahasa yang lugas, tetapi ada beberapa kalimat dan kata yang aku rasa tidak perlu ditambahkan. Malah kelihatan aneh dan menjadi sok ringan. Padahal kesan yang ditawarkan saat pertama kali membaca buku ini ialah suasana yang serius layaknya buku-buku derial detektif.

Sebenarnya dari cara penyampaiannya sudah cukup baik, namun ada saja paragraf atau kalimat yang bagiku mengganjal. Seperti di tengah keseriusan mendengarkan suatu kisah kemudian ada yang nyeletuk sok acuh tak acuh dengan harapan bisa mendapatkan tawa. Ada pula yang sok dipanjang-panjangkan dengan diksi yang dibuat nyastra. Padahal salah satu ciri dari tulisan detektif atau misteri ialah tulisan yang langsung pada maksudnya.

Konsistensi penggunaannya kosa kata untuk membentuk aura bacaan juga belum enak dinikmati. Terkadang ada kosa kata yang biasanya pembaca temukan pada novel-novel terjemahan.

Desain dan Tata Letak
Aku tidak mempermasalahkan hal ini. Bagiku baik jenis maupun ukuran tulisannya pas dan sesuai untuk dibaca. Setiap bagian dari cerita ini disisipkan foto dan gambar pendukung. Ada pula beberapa cerita yang ditambahkan dengan boks penjelas. Namun yang aku sayangkan adalah buku ini setengah-setengah. Antara ingin menjadi buku aktivitas karena memberikan ruang untuk boks berpikir pembaca (sehingga pembaca diajak menebak misteri dalam buku) atau fokusnya ingin menceritakan keterlibatan para penulis serial detektif dan misteri itu pada kasus kriminal nyata. 

Isi Buku
Kalau dibaca sekilas dari apa yang tertulis pada verso kaver, penulis ingin menyebarluaskan pengetahuan bahwa para penulis terkenal seperti Conan Doyle dan Agatha Christie sesungguhnya pernah berurusan langsung dengan kasus kriminal. Suatu premis yang menarik, namun tidak disuguhkan dengan cara yang bisa membuat pembaca terpikat. 

Pada beberapa bagian cerita, aku merasa bingung dengan situasi yang ada di dalam latar cerita. Misalnya saja pada bab 1, ada kalimat langsung yang membuat aku sempat berpikir kalau kisah tersebut akan dikemas dalam bentuk tulisan novel. Namun ternyata ketika dilanjutkan hingga bab terakhir, tidak ada lagi tulisan yang menggunakan kalimat langsung atau dialog sekalipun.

Secara keseluruhan, isi buku ini menarik, jika pembaca melihat dari sisi kebaruan pengetahuan yang jarang dipublikasikan. Tetapi jika mengingat bagaimana cerita-cerita itu disampaikan, sebenarnya sayang sekali tidak dibuat secara maksimal. Padahal kontennya sudah menarik.

Di akhir buku, penulis juga memberikan sumber referensi yang sebagian besar diambil dari internet. Well, aku sih tidak bisa berkomentar banyak. Aku sendiri belum pernah membaca kisah-kisah tersebut di media lain.

Saran Shiori-ko:
Bacaan ringan yang bisa dihabiskan dalam sekali duduk. Iya, aku menghabiskan dengan cukup cepaat sembari ngabuburit. Cukup menghibur dan informatif.

No comments:

Post a Comment