Penulis: Benjamin Alire Saenz
Jumlah halaman: 359 halaman
Penerbit: Simon & Schuster Books for Young Readers
Tahun terbit: 2014
Format: paperback
Harga: Rp 155.000 di Books & Beyond
Rating Shiori-ko: 5/5
Sinopsis:
Dante can swim. Ari can't. Dante is articulate and self-assured. Ari has a hard time with words and suffers from self-doubt. Dante gets lost in poetry and art. Ari gets lost in thoughts of his older brother who is in prison. Dante is fair skinned. Ari's features are much darker. It seems that a boy like Dante, with his open and unique perspective on life, would be the last person to break down the walls that Ari has built around himself.
But against all odds, when Ari and Dante meet, they develop a special bond that will teach them the most important truths of their lives, and help define the people they want to be. But there are big hurdles in their way, and only by believing in each other―and the power of their friendship―can Ari and Dante emerge stronger on the other side.
Resensi Shiori-ko:
Sudah mengincar buku ini lama semenjak teman-teman Booklr ramai membicarakan betapa bagusnya judul ini. Namun tidak kunjung mendapatkan salinannya karena di Periplus pun ternyata tidak tersedia di gudang mereka. Ketika ada kabar Books & Beyond baru buka di Surabaya, aku menyempatkan diri untuk mampir dan buku ini terpajang di salah satu raknya.
Gaya Bahasa, Kosa Kata dan Penyampaian
Ada yang baru dari cara penyampaian buku ini. Dimulai dari gaya bahasa yang digunakan hingga kosa kata alias diksinya. Pengetahuanku mengenai bahasa memang masih tidak ada apa-apanya, namun aku merasa kalau pemilihan kata-katanya begitu cermat sehingga menjadi indah dan begitu mengalir tanpa harus menjadi sok sastra. Yang khas dari buku ini dari segi penyampaian adalah penulis menjaganya sesederhana mungkin. Tidak ada kalimat panjang yang membuat pembacanya sampai lupa sebenarnya apa yang dia baca. Aku rasa itulah cara penulisnya menjaga ikatan emosi dengan pembacanya: menjaga setiap kalimat sederhana namun indah dan membekas di dalam hati.
sumber |
Tidak ada kosa kata yang sulit dalam buku ini dan penulis tidak kehilangan keindahan dari bahasa yang ia gunakan. Semuanya menjadi begitu mengalir, tanpa sadar pembaca sudah beralih ke halaman berikutnya dan tidak bisa berhenti membaca. Pembagian babnya pun juga tidak menunggu hingga halaman sudah berlembar-lembar seperti kebanyakan novel. Penulis sepertinya memang cerdik kapan memutus suatu bab dan bagaimana memulai sebuah bab yang baik.
Plot
Buku ini diceritakan dari sudut pandang Aristotle atau yang biasa dipanggil Ari. Otomatis plotnya maju. Permasalahan dalam buku ini tidak terduga. Ketika kita merasa kalau bagian-bagian tersebut tidak akan mendatangkan masalah, ternyata disitulah letak klimaksnya. Tidak cukup dengan satu klimaks saja, melainkan ada beberapa. Penempatan yang tidak terduga itulah yang sempat membuatku berhenti sejenak untuk menghela napas dengan apa yang terjadi diantara para tokoh.
Penokohan
Dalam buku ini ada beberapa tokoh yang memiliki peran penting, tetapi aku hanya menjelaskan siapa Aristotle dan siapa Dante.
fan art Ari & Dante // sumber |
Semua diceritakan dari bagaimana Ari melihat dunia. Cerita dimulai ketika ia berusia 15 tahun dan merasa bahwa semua yang ada disekitarnya sangat membosankan. Ia lebih memilih untuk sendirian ketimbang berada di sekitar orang-orang yang ia merasa asing. Ibunya seringkali berkata bahwa ia lebih baik mencari teman, tapi Ari juga selalu membalas bahwa dirinya lebih baik sendirian. Interaksi antara Ari dengan orangtuanya, Ibu dan Ayahnya juga menarik untuk disimak. Ari meskpun adalah sosok yang tertutup tetap bisa menjadi cerdas dan jenaka membalas perkataan orangtuanya.
Dante adalah bocah yang ditemui Ari di kolam renang. Dante adalah orang yang berlawanan dengan Ari. Dante sangat mudah membuka percakapan pun ia adalah orang yang sopan. Dante tidak kalah jenaka. Membuat kombinasi keduanya menjadi suatu hubungan yang lucu dan menarik. Keluarga Dante sangat terbuka dengan apapun yang dialami oleh putranya. Hubungan Dante dengan mereka pun juga baik. Orang akan mengira bahwa tidak mungkin Dante yang ekstrovert itu bisa berteman dekat dengan Ari yang tertutup dan lebih senang sendirian.
Ide Cerita
Ini juga merupakan hal yang aku suka. Aku sendiri sudah tahu topik yang dibahas oleh penulis dalam buku ini selain mencoba memperhatikan dan memecahkan misteri tentang alam semesta dari kacamata bocah lelaki. Pertanyaan yang dilontarkan kadang lucu kadang tidak terduga. Jawaban yang diberikan pun juga demikian. Keunikan yang rasanya hanya dimiliki oleh bocah laki-laki berusia 15 tahun dan mencoba mengetahui apa yang bisa ia perbuat selama liburan musim panas.
Keadaan menjadi berubah ketika salah satu dari mereka mulai membocorkan rahasia tentang dirinya. Keadaan menjadi semakin rumit ketika mereka tidak lagi sedekat dahulu, ketika rahasia tersebut bukannya membuat mereka mengerti sama lain. Tetapi di sisi lain, mereka ingin agar pertemanan mereka tetap bisa bertahan dan mereka tetap bisa saling melindungi satu sama lain.
Yang diajarkan oleh buku ini lebih dari sekedar filosofi hidup dari kacamata remaja laki-laki yang mencoba mencari jati diri, untuk berhenti mempertanyakan eksistensi dirinya. Buku ini malah bisa jadi mempertanyakan tentang eksistensi kita sebagai manusia. Jangan-jangan manusia selama ini mencoba mengabaikan perasaan yang sebenarnya dalam dirinya karena bagi orang lain hal tersebut salah. Buku ini mengajarkan lebih dari sekedar loyalitas pertemanan. Buku ini mengajak pembaca untuk mengerti orang lain dari sisi yang lain.
Saran Shiori-ko:
Aku suka buku ini karena bahasanya indah. Indah sekali. Sederhana namun indah. Kedua, karena makna tersirat dari buku ini ternyata begitu mendalam. Ini bukan buku biasa yang hanya dibaca sambil lalu. Efek hangover yang dihasilkan buku ini bukanlah ketika kamu jatuh cinta dengan Ari atau Dante, melainkan kamu jatuh cinta dengan pesan yang disampaikan. Kamu harus baca buku ini. Mungkin car kita memaknai buku ini bisa saja berbeda, siapa tahu?
No comments:
Post a Comment