Penulis: M. Aan Mansyur
Jumlah halaman: 155 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: paperback
Harga: Rp 53.000 di Gramedia.com
Rating Shiori-ko: 3.8/4
Sinopsis:
Aku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kata-kata mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka tertawa dan menipu diri sendiri menganggap hidup mereka baik-baik saja. Mereka berpesta dan membunuh anak kecil dalam diri mereka.
Aku senang berada di antara orang-orang yang patah hati. Mereka tidak banyak bicara, jujur, dan berbahaya. Mereka tahu apa yang mereka cari. Mereka tahu dari diri mereka ada yang telah dicuri.
"Menikmati Akhir Pekan"
“Aan adalah salah seorang dari dua atau tiga penyair kita yang berhasil memaksa kita dengan cermat mendengarkan demi penghayatan atas keindahan dongengnya.“ -Sapardi Djoko Damono-
Resensi Shiori-ko:
Aku bukanlah tipikal orang yang bisa membaca dan memaknai puisi. Aku percaya kalau indahnya puisi terletak pada apa yang tersirat, bukan yang tersurat. Namun, yang namanya rasa penasaran ternyata tidak bisa dibendung juga. Nama Aan Mansyur belakangan menjadi ramai diperbincangkan karena didapuk menjadi penulis puisi untuk sekuel Ada Apa Dengan Cinta.
Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku tidak terbiasa membaca puisi karena aku belum mampu memaknainya secara keseluruhan. Yang aku tahu selama ini, puisi hanyala terdiri dari beberapa bait pendek. Tetapi itu tidak berlaku pada puisi Aan. Tidak hanya satu atau dua puisi saja, hampir sebagian besar puisi Aan dalam buku ini dituliskan dalam bait-bait panjang yang bahkan bisa menggunakan lebih daru 1 halaman saja.
Aku belum bisa berkomentar mengenai gaya bahasa hingga penyampaian. Aku belum memiliki intensitas yang tinggi untuk dapat membaca puisi. Tapi dari puisi Aan, aku jadi tahu bawa menulis puisi tidak melulu tentang dapat menuliskan hal-hal dalam bahasa Indonesia yang baku. Tidak jarang Aan menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul untuk membuat puisinya lebihh terikat ataupun berima.
salah satu halaman pada buku // sumber |
Desain dan Tata Letak
Buku ini memang berisi kumpulan puisi Aan. Tetapi hal tersebut tidak menutup kesempatan untuk ilustrator berkarya yang masih ada kaitannya dengan makna yang ada di dalam puisi Aan. Jangan harap ilustrasi di setaip puisi menggambarkan dengan gamblang apa maknanya. Yang ada malahh sebuah goresan gambar bersifat sureal yang menarik, yang tidak jarang membuat pembaca menghabiskan sepersekian menit hanya untuk belajar memahami apa yang sebenarnya menjadi benang merah antara puisi dengan ilustrasinya itu. Keduanya tampak tidak mudah dimengerti dalam sekali lihat, tetapi begitu pembaca bisa sedikit menginternalisasi puisi Aan, seakan ilustrasi tersebut menjadi penjelas tentang apa yang terdapat dalam puisi tersebut.
Isi Buku
Puisi yang ditulis Aan, jujur saja, aku tidak semuanya bisa memahaminya dengan baik. Aku menghabiskan buku Melihat Api Bekerja dalam sekali duduk saja. Jangan harap aku bisa mengerti betul setiap diksi dan baitnya. Namun, yang aku tahu, Aan menggunakan banyak topik yang berada di sekitar kita sebagai tema dalam puisinya. Yang paling familiar ya tentu saja masalah kisah percintaan. Dari jatuh cinta hingga patah hati. Aku rasa, tema itu yang setidaknya bisa aku dalami. Puisi Aan tidak dangkal. Puisi Aan begitu mengena sehingga membuatku seakan ikut merasakan rasa patah hati yang sama dengan emosi yang dituangkan Aan dalam menulis puisi tersebut.
Memang benar. Sebuah puisi yang baik adalah puisi yang dapat meninggalkan jejak emosi kepada yang membacanya. Aku rasa, Aan memiliki itu dalam setiap puisinya meskipun aku hanya dapat memahami beberapa saja.
Saran Shiori-ko:
Aku tidak bisa memberi saran kali ini. Harga bukunya memang tidak mahal. Nama Aan pun aku rasa sudah bisa menjadi jaminan akan kualitas tulisannya. Namun, lagi-lagi aku kembalikan kepada kalian. Kalau memang ingin tahu bagaimana tulisan Aan, kumpulan puisi ini bisa menjadi opsi (selain buku-bukunya yang sudah terlebih dahulu terbit ya).
No comments:
Post a Comment