Wednesday, January 20, 2016

The Circle

The Circle
Penulis: Dave Eggers
Jumlah halaman: 512 halaman
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Vintage
Format: mass market paperback
Harga: Rp 122.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:

The Circle is the exhilarating new novel from Dave Eggers, best-selling author of A Hologram for the King, a finalist for the National Book Award.

When Mae Holland is hired to work for the Circle, the world’s most powerful internet company, she feels she’s been given the opportunity of a lifetime. The Circle, run out of a sprawling California campus, links users’ personal emails, social media, banking, and purchasing with their universal operating system, resulting in one online identity and a new age of civility and transparency. As Mae tours the open-plan office spaces, the towering glass dining facilities, the cozy dorms for those who spend nights at work, she is thrilled with the company’s modernity and activity. There are parties that last through the night, there are famous musicians playing on the lawn, there are athletic activities and clubs and brunches, and even an aquarium of rare fish retrieved from the Marianas Trench by the CEO. Mae can’t believe her luck, her great fortune to work for the most influential company in the world—even as life beyond the campus grows distant, even as a strange encounter with a colleague leaves her shaken, even as her role at the Circle becomes increasingly public. What begins as the captivating story of one woman’s ambition and idealism soon becomes a heart-racing novel of suspense, raising questions about memory, history, privacy, democracy, and the limits of human knowledge.


Resensi Shiori-ko:
Gara-gara mbak Nabila Budayana, punggawa Goodreads Indonesia - Surabaya, aku jadi penasaran dengan apa sih yang disampaikan oleh penulisnya. Membaca sinopsisinya saja, rasanya akan membawa pembaca pada suatu hal yang bisa jadi menjadi masa depan kehidupan manusia. Kok kebetulan juga, Periplus sempat mengadakan sale untuk beberapa judul, termasuk The Circle. Jadi, bisa disimpulkan sendiri kalau aku tentu tidak berpikir dua kali untuk membeli buku ini.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Jujur, dengan ide cerita yang cukup menjanjikan, aku agak kesulitan untuk mengikuti bagaimana cara bertutur Dave Eggers. Memang, ada beberapa bagian dimana buku ini rasanya membuat takjub dengan adanya ide-ide yang bisa menjadi ancaman. Gaya bahasanya membuat jalannya plot terasa lambat dan agak membosankan. Aku bisa saja berhenti tiba-tiba karena gaya bahasa dan penyampaiannya yang cenderung membosankan. Kalau diamati, sebenarnya tidak ada kosa kata yang sulit, tetapi ya seperti yang aku bilang tadi. Ide cerita tidak selamanya menjadi hal yang bisa digunakan untuk membuat buku menarik kalau tidak didukung oleh gaya bahasa dan penyampaiannya.

Plot
Dalam buku ini, plotnya digambarkan selalu maju. Meskipun diceritakan dari sudut pandang orang ketiga serba tahu, pembaca diajak melihat apa yang dialami oleh tokoh utama dan apa yang terjadi disektarnya. Sedikit sekali momen dimana tokoh utama mengulang kembali kenangan lamanya atau membahas soal masa lalu dari The Circle hanya melalui narasi.

Penokohan
Tokoh utama yang menjadi fokus selama buku ini diceritakan bernama Mae Holland. Diterima menjadi salahh satu staf di perusahaan paling bergengsi, The Circle, memang merupakan hal yang membanggakan, yang membuat Mae serasa menjadi orang yang paling beruntung. Sayangnya, kebanggan Mae tersebut membuat Mae menjadi lupa untuk fokus. Ada beberapa kejadian dimana Mae tidak tahu harus berbuat apa. Dibuat bingung dengan beragam informasi yang diberikan oleh rekan kerjanya. Iya, Mae di mataku seperti sosok wanita yang tidak tentu arahnya dan mudah dimanipulasi. Sayangnya begitu.

Ide Cerita
Lagi-lagi aku katakan, ide cerita dari The Circle ini sudah cukup membuatku tergoda untuk membacanya,. Sayangnya, cara eksekusinya yang kurang memuaskan. Ada beberapa bagian yang aku rasa terlalu bertele-tele, terpaksa dibuat adegan romantis agar tulisannya tidak terkesan terlalu serius. Padahal kalau mau dibuat serius pun, rasanya buku ini akan menjadi jauh lebih bagus. 

Ide yang dilontarkan oleh Eggers, aku rasa terinspirasi dari ide Orwell dalam 1984: bagaimana kalau semua tingkah laku manusia diamati oleh oknum tertentu. Dalam buku ini, tentu saja oknum tersebut adalah The Circle. Manusia seakan sudah tidak punya privasi. Semua hal bisa diamati dan Mae seringkali mendapat teguran karena dirasa tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar perusahaan. 

Buku ini memang membuat pembaca mempertanyakan kembali apakah menyenangkan dan memudahkan untuk hidup dalam dunia yang serba digital.

Saran Shiori-ko:
Aku tidak begitu merekomendasikan buku ini untuk dibeli, kecuali jika sedang ada diskon. Buku ini cukup pantas untuk dibaca, tetapi jangan paksa dirimu jika kamu menemukan kejenuhan dan kebosanan. Syukur-syukur kalau bisa membacanya hingga akhir. 

No comments:

Post a Comment