Saturday, June 25, 2016

More Than This

More Than This
Penulis: Patrick Ness
Jumlah halaman: 480 halaman
Penerbit: Walker Books Ltd
Tahun terbit: 2014 (pertama kali terbit 2013)
Harga: Rp 60.000 di Big Bad Wolf Jakarta 2016
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 3.5/5
Sinopsis:


A boy drowns, desperate and alone in his final moments. He dies.

Then he wakes, naked and bruised and thirsty, but alive.

How can this be? And what is this strange deserted place?

As he struggles to understand what is happening, the boy dares to hope. Might this not be the end? Might there be more to this life, or perhaps this afterlife?

From multi-award-winning Patrick Ness comes one of the most provocative and moving novels of our time.

Resensi Shiori-ko:
Mendengar nama Patrick Ness bagi pembaca fiksi fantasi (dan distopia), membuat aku penasaran. Wajar saja, untuk mendapatkan bukunya di Indonesia ternyata tidak mudah. Di beberapa toko buku impor yang ada di sini, sebagian besar tidak memiliki stok yang tersedia di gudang mereka. Alhasil harus menunggu hingga kurang lebih satu bulan. Eh, kok di Big Bad Wolf ada semua buku Patrick Ness (termasuk Chaos Walking Trilogy lengkap!). Dengan harga cuma Rp 60.000 saja, siapa sih pembaca fantasi yang melewatkan momen ini?

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Sebelumnya, aku sendiri sudah pernah membaca Monster Calls. Dan memang, Patrick Ness memiliki sentuhan sureal, namun berbeda dengan sentuhan sureal milik Murakami. Ada nuansa sedikit horor dan atmosfer yang begitu aneh (dalam konteks sureal sekalipun). Pembaca dari awal akan dibuat bingung dengan deskripsi dimanakah si tokoh ini berada. Memang, sinopsis buku akan sedikit membantu. Tetapi, dari permainan deskripsi yang digunakan oleh Patrick Ness, aku rasa, pembaca akan tetap merasa penasaran sehingga mau tidak mau harus terus membaca.

Perihal kosa kata aku masih merasa nyaman membaca tulisan Patrick Ness tanpa harus mengerutkan dahi. Ada memang beberapa kosa kata yang tidak familiar bagiku, tapi masih bisa diperkirakan artinya bila disangkutpautkan dengan konteks bacaan.

Yang menarik lagi dari buku ini adalah penyampaiannya. Tidak terkesan terburu-buru, tetapi malah menjaga agar pembaca menjadi jatuh penasaran dan berakhir pada terus membalik halamanya, tidak mau berhenti. Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian yang secara perlahan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala pembaca. Dari yang awalnya hanya berupa deskripsi, lama-kelamaan akan muncul dialog-dialog.

Plot
Plotnya maju dan mundur. Dimana memang tidak ada keterangan waktu. Aku rasa pembaca juga akan dengan cepat megetahui mana yang plot maju dan mana yang plot mundur. Plot mundur tersebut menjelaskan masa lalu para tokoh sekaligus memberi tahu pembaca apa yang tengah terjadi sebenarnya. 

Untuk peletakan konflik, Patrick Ness mengeluarkannya secara perlahan. Sengaja membuat pembaca terus deg-degan. Bagiku, hal tersebut bisa membuat pembaca merasa lelah untuk mengikuti alur plot. Tetapi, Patrick Ness pandai menjaga pace sehingga pembaca tetap merasa nyaman.

Penokohan
Ada banyak tokoh di sini yang memang berpengaruh pada kehidupan tokoh utama. Baik itu di masa sekarang alias dalam keadaan yang harus dihadapi oleh tokoh, maupun di masa lalu. 

Tokoh utama dalam buku ini adalah Seth Wearing. Dia menemukan dirinya di dimensi lain. Dari deskripsi yang ditulis oleh Patrick Ness, kehidupan Seth tidaklah mudah. Dia memiliki problem dengan keluarganya, dengan teman-temannya. Seringkali Seth berselisih paham dengan mereka. 

Tokoh sampingan yang lain yang penting bagi Seth, ada Gudmund dan Owen. Kedua tokoh tersebut berpengaruh terhadap apa yag dialami oleh Seth kini. Tentang mempertanyakan dimanakah Seth sekarang setelah ia tenggelam tersebut. 

Di kehidupan yang harus ia arungi terlebih dahulu, yang kemudian ia menganggap bahwa tempat itu adalah neraka, ada Tomasz dan Regine. Kedua tokoh tersebut membantu Seth untuk memecahkan misteri siapakah laki-laki yang mengendarai van berwarna hitam yang selalu mengikuti mereka. Keduanya belum diketahui siapa sebenarnya dan bagaimana mereka bisa berada di sana.

Isi Buku
Awalnya aku tidak yakin kalau buku ini bisa dan sanggup aku habiskan. Bayangkan saja, aku sebenarnya tidak begitu tertarik untuk membacanya. Hanya saja, supaya terlihat keren, aku juga ikut membaca Patrick Ness. 

Premis yang ditawarkan melalui sinopsisnya juga membuat penasaran. Dengan cara penyampaian yang baik, aku terus-terusan penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya dan tempat apakah itu.

Buku ini dibagi menjadi 4 bagian. Dari yang awalnya berupa keheranannya Seth dengan tempat ia berada setelah ia tenggelam. Kemudian bagian kedua adalah ketika Seth mulai mengingat lagi apa yang terjadi antara dirinya dengan keluarga dan teman-temannya. Di bagian kedua itulah pembaca mulai terkaget-kaget dengan fakta yang disuguhkan oleh Patrick Ness. Masuk ke bagian ketiga, diperkenalkanlah pembaca dengan Tomasz dan Regine. Tentu, dengan kompleksitas problem yang  berbeda lagi. Mengajak pembaca untuk mencurigai siapa yang jahat dan mengapa ada orang lain di sana. Barulah di bagian keempat, satu per satu misteri yang ada di bagian sebelumnya mulai terjawab. 

Aku menikmati bagaimana cerita ini mengalir. Begitu mencekam tetapi tidak membuat pembaca merasa seperti dikejar-kejar oleh plot. 

Saran Shiori-ko:
Tidak ada salahnya untuk membaca tulisan-tulisan Patrick Ness. Level surealnya berbeda dengan yang dimiliki oleh Murakami. Dan sepertinya, aku lebih cocok dengan Patrick Ness ketimbang dengan Murakami.

No comments:

Post a Comment