Penulis: Jandy Nelson
Jumlah halaman: 429 halaman
Tahun terbit: 2015 (pertama kali terbit tahun 2014)
Penerbit: Walker Books
Harga: Hadiah Ulang Tahun ke-23
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:
From the author of The Sky Is Everywhere, a radiant novel that will leave you laughing and crying - all at once. For fans of John Green, Gayle Forman and Lauren Oliver. Jude and her twin Noah were incredibly close - until a tragedy drove them apart, and now they are barely speaking. Then Jude meets a cocky, broken, beautiful boy as well as a captivating new mentor, both of whom may just need her as much as she needs them. What the twins don't realize is that each of them has only half the story and if they can just find their way back to one another, they have a chance to remake their world.
Resensi Shiori-ko:
I was craving for Young Adult novel. Sempat bertanya kepada beberapa teman buku apa yang sebaiknya aku baca. Pilihan pun jatuh pada buku ini dan seorang sohib di kantor bersedia membelikanku!
Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Ketika pertama kali aku membaca buku ini, aku mencoba untuk memahami seperti apa alur ceritanya. Bahasanya sangat ringan. Wajar saja jika aku bisa menyelesaikannya hanya dalam waktu sehari saja (iya, sehari). Ditambah lagi Jandy Nelson memasukkan banyak sekali unsur humor dalam buku ini. Bahasanya sangat familir di kalangan remaja. Dan jangan lupa juga, banyak unsur bersifat sarkasme dalam buku ini.
Aku rasa tidak ada yang terlalu istimewa dari sisi bahasa, kosa kata, dan penyampaiannya. Sekalipun ada yang bersifat manis, aku tidak terlalu merasa kalau rasa manis tersebut cukup untuk membuat pembaca tersenyum sendiri.
Plot
Ini bisa jadi suatu hal yang unik dari buku ini. Dikisahkan kalau tokoh utama adalah sepasang anak kembar yang awalnya selalu bersama, alias tidak bisa dipisahkan. Namun, cara Jandy Nelson menyajikan cerita dengan plot maju mundur. Semuanya menggunakan sudut pandang orang pertama. Noah bercertia dari sisi ketika usianya 13 tahun dan Jude bercerita dari sisi ketika usianya 16 tahun. Permasalahannya saling beririsan karena satu sama lain tidak mengetahui apa yang diketahui oleh saudara kembarnya.
Penokohan
Cerita berpusat kepada Noah dan Jude, sepasang anak kembar yang dulunya selalu bersama. Namun, karena ada satu hal, mereka tiba-tiba merenggang.
Cerita berpusat kepada Noah dan Jude, sepasang anak kembar yang dulunya selalu bersama. Namun, karena ada satu hal, mereka tiba-tiba merenggang.
Noah diceritakan sebagai anak laki-laki yang suka sekali menggambar. Semua gambarnya selalu indah. Tidak pernah luput dari pujian. Sayangnya, Noah bukanlah sosok anak laki-laki yang disenangi oleh kawan sekolahnya. Ia sering sekali menjadi korban bully. Tetapi ia memiliki Jude yang selalu datang membelanya. Bahan olokan yang dilontarkan oleh teman-temannya selalu seputar hal yang sama: orientasi seksual Noah. Noah mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh Jude dan memutuskan untuk diam saja. Dan itulah yang membuat hubungan Noah dan Jude tidak berlangsung baik.
sumber |
Sedangkan Jude adalah anak gadis yang lepas, yang terbuka, yang bisa bersosialisasi dengan mudah dengan siapapun. Bahkan anak baru yang ada di sekolah pun bisa dengan cepat ia ajak kenalan. Jude sering sekali mendengar suara-suara dalam otaknya, yang membuat ia menjadi membatasi diri untuk membuat karya seni. Ia mengatakan kalau suara itu berasal dari almarhumah nenek dan ibunya. Seakan-akan ia bisa mendengar suara dari alam sana. Jude tidak tahu menahu apa yang terjadi antara Noah dan kedua orang tuanya. Jude hanya mengetahui kalau ibu mereka meninggal dunia, tetapi tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sebelum kecelakaan itu terjadi.
Keduanya saling beririsan. Mengetahui satu hal yang ternyata saling berhubungan.
Isi Buku
Well, sebenarnya aku berharap supaya setidaknya aku mendapatkan rasa manis dari buku ini. Ya, aku berharap ada sensasi butterfly on my stomach. Tapi ternyata buku ini lebih banyak berbicara mengenai hubungan keluarga, antara Noah dan Jude, antara mereka berdua dengan kedua orang tuanya.
Meskipun begitu, buku ini juga memberikan sentuhan manis. Terutama dari sisi Jude. Bagaimana Jude memiliki hubungan khusus dengan salah satu teman Noah, yang sering mem-bully-nya itu. Sayangnya, unsur manis yang aku harap ada dalam buku ini ternyata tidak banyak diekspos.
Seperti yang sudah aku tuliskan di atas, untunglah buku ini juga memiliki unsur humor yang membuat pembaca jadi terhibur. Tidak sepenuhnya berisi cerita-cerita yang menyedihkan. Sayangnya, aku tidak bisa memberikan banyak impresi. Aku merasa buku ini biasa saja.
Saran Shiori-ko:
Kalau kamu mencari buku bacaan yang ringan, tulisan Jandy Nelson yang satu ini bisa menjadi pilihanmu. Apalagi kalau kamu sedang mencari buku dengan tema keluarga.
Halo Ka Hes, pertama kali nya komen di blog kaka, kalo soal Oscar sama Jude gimana ka? aku gregetan banget sama akhir kisah mereka
ReplyDeletesomehow, aku kurang suka dengan kisah percintaan yg ada di buku ini :(
Delete