Thursday, June 22, 2017

Sophismata

sumber: instagram.com/alandakariza

Siapa yang tidak kenal dengan Alanda Kariza? Sedari muda belia sudah kerap muncul di beragam media. Baik itu karena movement yang didirikannya hingga karya tulisannya. Penggemarnya pun selalu sabar menanti kapankah Alanda akan melahirkan tulisan baru. Kesuksesan Beats Apart yang merupakan kolaborasi dengan Kevin Aditya 5 tahun lalu ternyata disambut hangat. Kini, Alanda hadir lagi. Suguhan berbeda pun siap dinikmati oleh pembacanya. 

Sophismata merupakan istilah dunia filsafat yang berarti bahwa nilai kebenaran bisa bersifat ambigu, berada dalam ranah abu-abu. Itulah yang menjadi topik dalam buku ini. Memadukan antara kisah politik dengan percintaan sehingga mana yang benar pun rasanya sulit untuk ditentukan. 


Penulis: Alanda Kariza
Jumlah halaman: 272 halaman
Tahun terbit: 2017
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: paperback
Harga: Rp55.250 (Pre-Order) di Gramedia.com
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis: 

What happens when you dislike politicians so much, yet you fall in love with one?

Meski sudah tiga tahun bekerja sebagai staf seorang Anggota DPR, Sigi tidak juga bisa menyukai politik. Ia hanya ingin belajar dari atasannya itu, mantan aktivis 1998 yang sejak lama ia idolakan. Dan ia juga berharap ia bisa segera dipromosikan menjadi tenaga ahli. Tetapi, semakin hari ia justru dipaksa menghadapi berbagai intrik yang baginya menggelikan. Hingga ia bertemu lagi dengan Timur, seniornya di SMA yang begitu bersemangat mendirikan partai politik. Cara pria itu membicarakan ambisinya menarik perhatian Sigi. Perlahan Sigi menyadari bahwa tidak semua politisi seburuk yang ia pikir.

***

Sigi masih bersikeras bahwa yang namanya politik dan politikus sama saja. Tidak ada yang bisa dipercaya omongannya. Apalagi janjinya. Namun nyatanya, Sigi malah bekerja pada salah satu politikus negeri yang namanya sering ramai jadi bahan perbincangan. Johar Sancoyo. Itulah atasan yang kali ini berjanji memberikan lebih banyak kesempatan untuknya belajar langsung mengenai dunia politik. Dan itulah yang membuat ia bertemu dengan Timur, seniornya semasa SMA dulu.

Kehadiran Timur sedikit banyak membawa kenangan mereka kembali. Timur di sisi lain juga tidak menyangka kalau Sigi adalah salah satu staf dari Johar Sancoyo, narasumber yang berkaitan dengan penelitiannya itu. 

Kisah Sigi dan Timur, seperti yang sudah dapat ditebak, ialah sorot utama dalam Sophismata. Bagaimana karakter masing-masing berkembang dan berubah disampaikan dengan cukup baik. Maksudnya, tidak terlalu terburu-buru pun tidak terlalu lambat. Pengembangannya cukup dapat diterima oleh logika. 

Sophismata menawarkan sebuah cerita fiksi percintaan yang sudah bukan lagi untuk remaja. Apalagi dengan latar belakang cerita berupa dunia politik. Sesuatu yang rasanya bukan santapan sembarang orang. Namun, yang membuat takjub adalah bagaimana Alanda bisa membawakan kisah percintaan dalam liga politik dengan sangat rapi. Sangat baik. Membuat pembaca yang awam terhadap politik pun tidak merasa terganggu. 

Hal tersebut membuktikan bahwa Alanda tidak sembarangan dalam menulis buku ini. Ada riset mendalam sebelum world building Sophismata dilakukan. Buktinya, latar belakang kisah Sigi dan Timur yang lekat dengan dunia politik malah membuat cerita ini seru. Semakin mempertajam mengapa diberi judul demikian. Belum lagi istilah sulit yang bisa diterjemahkan dengan sederhana. Setidaknya pembaca mendapat dua hal ketika membaca Sophismata: informasi mengenai dunia politik plus kisah cinta manis ala Sigi dan Timur. 

sumber: instagram.com/alandakariza

Meskipun tokoh utama yang ada dalam buku ini adalah sepasang, akan tetapi Alanda menitikberatkannya kepada Sigi. Sudut pandang orang ketiga yang ia gunakan, ditekankan untuk memperlihatkan kepada pembaca bagaiamana Sigi memilih dan membuat keputusan sehingga pembaca bisa memahami bahwa perkembangan karakter Sigi memang sudah sewajarnya terjadi. Bukan yang tiba-tiba. 

Sedikit menyayangkan mengapa buku ini hanya 272 halaman saja. Padahal masih ada banyak ruang yang bisa diperdalam. Terutama tentang kisah cinta Sigi dan Timur. Ya, secara pribadi, kisah mereka berdua masih kurang mendapatkan porsi. Hanya terkadang dan beberapa bagian saja yang manis. 

Singkat kata, Sophismata menawarkan sesuatu yang baru. Alanda kembali hadir dan membuat pembaca setianya tersenyum puas. Atau malah ingin sesuatu yang lebih?

No comments:

Post a Comment