Siapa yang tidak tahu dengan nama Okky Madasari? Penulis yang pernah memenangkan Khatulistiwa Literary Award di tahun 2012 ini selalu dinanti-nantikan tulisannya. Sama seperti ketika akhirnya, setelah novel yang selalu dilahirkan, muncul kumpulan cerpen. Judulnya saka sudah menarik. Ditambah dengan desain sampul yang tidak kalah mencuri pandangan.
Penulis: Okky Madasari
Jumlah halaman: 196 halaman'
Tahun terbit: 2017
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:
Ini adalah serangkaian kisah tentang pertarungan dan daya tahan manusia. Ada yang melawan dan bertahan, ada yang lari dan menyembunyikan diri, ada yang tak punya pilihan selain binasa perlahan.
Cerita-cerita dalam buku ini hanya satu upaya kecil untuk menghayati makna kita sebagai manusia.
***
Terdiri dari cerita-cerita pendek yang ditulis oleh Okky, buku ini nyatanya masih relevan dengan keadaan kita. Mulanya, dibuka dengan tulisan yang membicarakan para transmigran, sebuah program yang dicanangkan oleh pemerintah untuk pemerataan penduduk. Dan yah, tahu sendiri bagaimana akhirnya. Sebagaimana judul dari buku ini: Yang Bertahan dan Binasa dan Perlahan.
Semakin ke dalam, sepertinya tidak semua orang akan memaknai masing-masing cerita melalui sudut pandang yang sama. Misalnya saja dalam kisah Janin. Kisah bagaimana ada hubungan benci dan cinta antara janin dengan ibunya. Seseorang bisa saja memaknai bahwa risiko yang harus dihadapi janin tersebut adalah risiko yang setimpal dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Sedangkan, akan ada yang mengatakan bahwa hal tersebut menyiratkan bahwa keberadaan janin di dalam rahim seorang perempuan adalah sebuah identitas yang menyebabkan adanya diskriminasi.
Ada pula yang berjudul Keumala. Bagi sebagian pembaca, hanya muncul satu permasalahan. Satu isu sosial yang selama ini selalu menjadi sorotan masyarakat: nilai moral perempuan yang hamil di luar nikah. Tetapi Keumala bukan hanya mengenai itu saja. Okky mengajak pembaca untuk lebih melihat bahwa imbas dari label tersebut akan menyusahkan orang lain.
Sembilan belas cerpen. Masing-masing minimal membawa satu isu yang masih dijadikan hal yang biasa saja di masyarakat. Melalui Yang Bertahan dan Binasa Perlahan, Okky mengajak pembaca untuk melihat dari sisi lain. Benarkah demikian? Benarkah apa yang dianggp sebagai norma dan nilai moral adalah sesuatu yang dihasilkan oleh apa yang disebut dengan "kemanusiaan"?
Sebagai pemula dalam membaca Okky Madasari, Yang Bertahan dan Binasa Perlahan merupakan buku yang tepat untuk menjajaki karyanya. Mencoba membaca yang pendek terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah sudah siap mengeksplorasi tulisannya yang lain.
No comments:
Post a Comment