Sunday, January 26, 2014

Read on December

{sebelumnya ditulis disini}

Di penghujung tahun 2013 ini, kebetulan nih ya aku bisa nulis hihi. Daripada bingung mau nulis apa, jadinya aku bakal nulis tentang buku-buku yang sudah aku baca selama bulan Desember! Untunglah acara Surabaya Youth Carnival hanya berjalan pada tanggal 1 Desember (well, aku akan menceritakan keseruannya di lain waktu ya). Alhasil, aku punya waktu untuk membaca, walaupun keseringanku ialah membaca saat di kampus, seperti saat menunggu kelas, menunggu dosen di ruangan, atau bahkan ketika aku bosan dengan materi di kelas. Ahya, di bulan Desember juga sebenarnya aku jadi "miskin" mendadak karena banyaknya diskon akhir tahun yang digelar oleh penerbit dan toko buku (aku juga akan menceritakannya lain kali ya). Oke, aku akan mulai membahas buku-buku apa yang aku baca selama bulan Desember :)



Buku karya James Dashner ini diisukan akan rilis filmnya pada September 2014. Oleh karena itu aku bersikeras untuk bisa membacanya sebelum filmnya rilis. Bercerita tentang sekumpulan pemuda yang hidup di dalam sebuah Maze dan ketika suatu sistem di dalamnya rusak, mereka benar-benar harus bertahan hidup dari makhluk buas bernama Griver. Ternyata, tersimpan banyak rahasia mengenai Maze, termasuk di dalamnya bahwa seluruh pemuda yang ada di dalam Maze tidak memiliki ingatan sebelum mereka tinggal dan hidup disana.

Aku membaca versi terjemahan yang aku beli dengan harga sangat murah (dari Rp 69.000 menjadi Rp 20.000). Waktu aku baca, memang aku merasa bahwa aku membaca sangat cepat. Bagiku, ceritanya agak sedikit membosankan. Dengan pemeran utama laki-laki yang bernama Thomas, aku merasa bahwa dia bukanlah sosok yang bisa dijadikan jagoan. Namun, keseruan buku ini malah hadir pada bab terakhir yang membuatku merasa bahwa aku harus membaca buku selanjutnya (sayangnya, hingga tulisan ini diketik, aku belum juga mendapatkan bukunya).

Apa yang terjadi ketika orang-orang tua atau kaum elderly ingin merasakan hidup seperti anak muda kembali? Itulah yang terjadi dalam hidup Cally, gadis berusia 16 tahun yang mendaftarkan tubuhnya untuk "dipinjam" atau menjadi starter oleh kaum tua yang ingin merasakan kesenangan berada pada tubuh anak muda. Awalnya semua berjalan lancar hingga akhirnya seorang renter --sebutan untuk yang meminjam tubuh starter-- meretas sistem yang masih berjalan diantara keduanya. Tidak hanya itu, di saat yang sama, perusahaan dan politik yang berlaku saat itu tengah merencanakan sesuatu yang mengerikan terhadap hidup para starters.

Aku bahkan tidak tahu bahwa buku ini masih bisa dikatakan buku baru. Aku membacanya karena mbak Melti merekomendasikan padaku, katanya buku ini cocok untuk aku yang sedang senang dystopia. Dan ternyata memang benar, buku ini seru sekali! Kabarnya, sequelnya masih ditulis dan aku sungguh tidak sabar lagi! Ohya, kata mbak Melti juga, Starters sudah diterjemahkan oleh Mizan (kalau aku tidak salah ingat), kebetulan aku membaca yang berbahasa Inggris.

Seorang gadis yang memiliki ibu yang terlalu konservatif terhadap agama, Carrie White pun juga sering sekali ditindas tidak hanya oleh teman sekolahnya, tetapi juga teman-teman gerejanya. Hal itu tidak menjadikan Carrie kapok untuk mengikuti kegiatan sosial. Hingga pada suatu saat, setelah pelajaran olahraga, ternyata Carrie mendapat haid untuk pertama kalinya. Sontak, ia pun kaget. Bukannya membantu, tetapi teman-temannya malah memperoloknya, melemparkannya dengan pembalut. Semuanya nampak seakan Carrie tidak pernah membalas kejahatan teman-temannya, hingga pada suatu malam, tragedi yang bernama Black Prom pun terjadi.
Carrie adalah buku Stephen King pertama yang aku baca. Itupun aku tertarik karena akan dijadikan film (yang ternyata adalah remake. Sebelumnya dibintangi oleh John Travolta) dan aku sempat menonton cuplikannya di youtube. Gayung bersambut, saat aku dan Kath sedang memilah buku yang akan kami simpan sebagai koleksi C2O Library, ternyata ada buku ini, dalam versi terjemahan tahun 1980an. Syukurlah, Kath memperbolehkanku untuk membawa pulang.
Menurutku, bukunya tidak menyeramkan, hanya memang menjijikkan. Cara bercertitanya pun unik. Ada bagian yang dideskripsikan dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu, ada cuplikan telegraf, ada wawancara investigasi, ada pula cuplikan artikel dari koran. Bukunya tipis dan aku benar-benar menghabiskan selayaknya cemilan, tidak sampai 1 hari. Baik versi terjemahan maupun versi bahasa Inggrisnya masih tersedia di toko buku.

 Kabarnya bumi akan mendekati akhir zaman ketika setiap 2 hari, waktu rotasi bumi bertambah 90 menit. Dari yang sehari kita kenal 24 jam, bisa menjadi sehari selama 72 jam. Tentu saja hal ini mengubah jam bilogis manusia, memengaruhi kerja masyarakat. Begitu pula yang dialami oleh Julia, gadis kecil berusia 11 tahun. Dia merasa bahwa perubahan yang terjadi pada bumi juga berpengaruh terhadap keluarganya, tentang apa yang sebenarnya terjadi diantara kedua orang tuanya, tetangganya, dan teman sekelasnya. 
 
Akhir dari buku ini bukanlah tentang apakah bumi jadi kiamat atau tidak. Bukan itu. Ceritanya sebenarnya menyentuh sisi kemanusian kita bahwa ketika kita sedang sibuk dimana semua orang berharap bahwa sehari kalau bisa lebih dari 24 jam, kita sebenarnya melewatkan beberapa hal. Pesannya pun menurutku tidak hanya berupa kata-kata, tetapi lebih kepada makna sebenarnya. Apalagi pembaca diajak untuk melihat tentang kompleksnya kehidupan orang dewasa dari kacamata anak usia 11 tahun, yang juga sedang mengalami kisah cinta pertamanya.
Aku mendapatkan buku ini ketika Periplus tengah diskon (dari Rp. 85.000 menjadi Rp. 60.000). Aku tahu tentang buku ini berkat rekomendasi dari Goodreads. Makanya ketika buku ini nangkring di area special price tanpa pikir panjang, aku langsung membelinya. Eh ternyata aku juga baru tahu kalau buku ini sudah diterjemahkan!
Hazel Grace Lancaster merasa bahwa hidupnya agak membosankan, namun itu sebelum dia bertemu Augustus Waters di salah satu pertemuan cancer supporting group. Awalnya mereka hanya berteman, bersama Isaac, hingga akhirnya mereka menjadi dekat satu sama lain. Keduanya memang mengidap kanker. Augustus pun mengutarakan bahwa ia menyukai Hazel dan ia rela menggunakan salah satu kesempatan dari yayasan kanker diberikan kepada Hazel yang ingin menemui penulis favoritnya di Belanda. Dibalik kerelaan Augustus Waters, ternyata ia sendiri menyimpan rahasia dimana Hazel Grace tidak mengetahuinya.
 
Ceritanya romantis, tetapi tidak berlebihan. Perkataan Augustus Waters juga membuatku merasa leleh (ia, aku berharap mas Ivo juga mengatakan hal yang sama hehe :p). Aku membaca pun karena aku penasaran, ditambah lagi para booktumblogger suka mereblog gambar-gambar tentang buku ini. Untunglah, Tisa punya dan ia memperbolehkanku untuk meminjam (thanks Tisa!). Versi terjemahannya sudah kembali ada di pasaran, mungkin karena tahun depan flmnya akan rilis. Tetapi sayangnya, judul asli buku ini disalah artikan. Coba deh baca bukunya, dan kamu akan tahu apa maksud dari judul ini. Dan itu romantis.

Well untuk yang ini aku tidak perlu menulis banyak ya! Aku sudah menuliskannya pada postingan sebelumnya: When a Choice can Transform and Destroy You.
Jacob Reckelss ditinggalkan oleh ayahnya saat masih kecil. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya dan ibunya tidak pernah mau membuka mulut tentang itu. Di ruang kerja ayahnya, terdapat sebuah cermin besar dengan ornamen mawar di sekelilingnya yang ternyata merupakan portal ke dimensi lain. Sejak saat itulah Jacob suka "melarikan diri" ke dunia lain tanpa sadar bahwa Will juga mengamatinya. Karena ketidakpeduliannya dengan Will, Jacob tidak sadar bahwa adiknya secara perlahan berubah menjadi Goyl, salah satu makhluk dari dunia balik cermin. Kini Jacob harus menyelematkan adiknya atau Will akan berubah menjad monster, tidak mengenali Jacob lagi.
Akhir ceritanya benar di luar dugaanku! Seperti yang tertulis pada sinopsisnya, bagi mereka yang mencari akhir yang bahagia, buku ini bukanlah jawabannya. Cara menceritakannya khas Funke sekali (aku sudah membaca beberapa buku tulisannya dan aku suka). Walaupun aku membaca versi terjemahannya, tetapi bahasanya tetap enak untuk diikuti.
 
Aku sudah sejak lama mengincar buku ini namun baru terbeli saat ada diskon buku di salah satu toko buku di Surabaya. Aku lupa harga aslinya berapa tetap setelah didiskon menjadi Rp. 42.000. Di beberapa toko buku, Reckless masih banyak kok. Aku sendiri hingga saat ini masih belum menemukan yang versi bahasa Inggrisnya.

Theo hanyalah seorang pelajar kelas 8 dengan orang tua pengacara. Ia sudah biasa sarapan berdua hanya dengan anjingnya. Untuk ukuran anak usia 13 tahun, pergi ke pengadilan dan menonton sidang adalah sesuatu yang menyenangkan. Theo juga senang membantu teman-temannya di bidang huku (tentu berkat akses dari keluarganya). Hingga akhirnya Theo benar-benar harus "bermain" dengan persidangan atas sebuah pembunuhan.  
Ini adalah pertama kali untukku membaca karya John Grisham. Dan setelah aku baca berbagai macam review rata-rata dari mereka mengatakan bahwa bahasa yang digunakan memang ditujukan untuk pembaca muda (young adult). Aku tidak masalah dengan itu. Malah buatku buku ini bagus sekali (aku memberikan rating 4/5 di Goodreads). Bayangkan saja baru sampai bab 2, I felt the excitement of this book. Hingga buku ini ditulis, seri Theodore Boone sudah ada 4 judul tetapi yang diterjemahkan masih sampai buku ketiga. Buku ini cocok buat kamu yang ingin mengenal hukum di Amerika secara ringan. Ahya, aku mendapatkannya lagi-lagi pada acara diskon buku, dari harga awal Rp. 42.500 menjadi Rp. 29.400. Aku tidak tahu apakah buku ini masih ada di pasaran, yang pasti buku kedua dan ketiga mash punya stok cukup banyak.
 99 Cahaya di Langit Eropa
Bayangkan perjalanan di tanah Eropa dimana kamu menyusuri peninggalan kerajaan Islam. Itulah yang dialami oleh Hanum, bahwa Eropa tidak hanya sekedar landmark-nya yang terkenal seperti menara Eiffel. Melainkan rahasia dan sejarah yang ada dibaliknya. Tidak hanya itu, malah di negeri orang Hanum merasakan kedekatan dengan Pencipta. Di negeri orang dia malah belajar tentang menjadi agen muslim yang baik bersama seorang teman dari Turki. 
Ah aku sudah tidak perlu menulis banyak lagi. Karena memang buku ini tidak menawarkan cerita yang hanya bisa dirasakan sementara. Aku terharu ketika membaca, terutama saat mereka membahas tentang menjadi agen muslim yang baik di tanah orang. Kurang lebih itulah poin yang diajarkan oleh orang tuaku, bahwa Islam itu menyayangi dan mencintai. Disamping itu, tempat-tempat yang dijabarkan di dalam buku ini membuatku ingin main ke Eropa dengan misi yang sama seperti mbak Hanum.
Sakin bagusnya buku ini, aku rela menghabiskan waktuku untuk membaca selama seharian. Terima kasih kepada partner-ku, Fazrah yang merekomendasikan dan meminjamkan buku ini kepadaku. Sayangnya, buku dengan sampul versi sebelumnya sudah jarang sekali, terakhir aku lihat masih ada di Gramedia Tunjungan Plaza dan Gramedia Ciputra World. Selebihnya hanya sampul versi poster film...dan aku tidak suka karena warnanya lebih gelap dan ada yang terpampang adalah wajah para pemeran filmnya. Aku sendiri belum menonton filmnya karena telat. Seperti biasa, aku ingin membaca bukunya terlebih dahulu :p
Toru Watanabe merasa hidupnya biasa saja. Ia cinta kepada Naoko. Setelah kematian salah satu teman dekatnya, hidup keduanya tidak begitu mulus. Naoko harus masuk rumah sakit. Meskipun begitu di sekolahnya di Tokyo, Toru bertemu dengan Midori, salah satu teman sekelasnya yang setidaknya bisa mengusir kesepiannya. Midori cinta kepada Toru tetapi Toru menggantungkan hubungan mereka berdua. 
Saking sempat tidak tahu mau baca apa lagi (padahal timbunan buku lumayan banyak) aku pun nekat pinjam buku ini kepada sesama teman kutu buku, Julla. Jay Rubin, penerjemah buku ini ke dalam bahasa Inggris, mampu menerjemahkannya dengan baik. Aku suak dengann kata-kata yang tersusun indah. Tapi aku kurang suka dengan bagaimana isi ceritanya (bukan karena banyak erotica di dalamnya). Aku sempat merasa bosan. Klimaks yang aku rasakan tidak menegangkan. Mungkin, menurutku, buku ini tidak cocok untukku yang terbiasa membaca buku detektif, misteri, dan aksi.
Buku terjemahannya sudah tersedia di toko buku manapun, dengan versi bahasa Inggrisnya yang setia nongkkrong di rak best seller.
Di saat suatu wilayah menjadi TV Generation, buku dianggap sebagai suatu yang berbahaya dan harus dimusnahkan. Fireman berubah tugas dari yang bekerja sebagai pemadam kebakaran menjadi yang membakar buku-buku dimanapun. Guy Montag adalah salah satunya. Ia senang melakukan pekerjaannya. Hingga ia bertemu dengan tetangganya yang bernama Clarisse, yang mempertanyakan kegiatannya itu. Clarisse juga sempat menyinggung bahwa manusia pada zaman itu lebih suka bertindak cepat, tidak lagi melangkah perlahan untuk melihat keindahan sekelilingnya. Montag akhirnya berhenti membakar dan berlari dari kejaran bos dan polisi saat ia menyadari bahwa membakar buku adalah kegiatan yang salah dan memutuskan untuk tidak lagi membakar buku. Tidak hanya itu, Montag ternyata menyimpanan sekitar 20an buku di rumahnya. Montag pun harus berusaha bagaimana caranya agar tetap hidup dan menyelematkan buku yang tersisa.
Buku yang bagus! Aku suka dengan moral values yang ada di dalamnya. Bahwa, tidak peduli kamu membakar berapapun banyak buku, pengetahuan dan informasinya terdapat pada otak manusia. Bahwa ide yang sebenarnya tidak bisa dihancurkan selayaknya buku. Bahwa buku selalu penting, tidak peduli pada generasi apa kamu berada.
Awalnya aku ragu untuk membaca buku ini dalam bahasa Inggris. Buku ini termasuk buku legendaris yang aku takutkan bahasa Inggrisnya masih dalam ejaan lama (tapi syukurlah, ternyata tidak kok :D). Lagi-lagi Tisa meminjamkanku dan merekomandasikan ku untuk membaca buku ini. Buku ini sudah ada versi terjemahannya di toko buku. Untuk yang versi bahasa Inggris aku belum melihat penampakannya.
Ini adalah satu-satunya buku non-fiksi yang aku baca di bulan Desember loh! Buku ini menceritakan bahwa walaupun kamu adalah seorang perempuan ataupun wanita, tetapi kamu harus mengerti tentang dunia IT. Apalagi di era net generation seperti sekarang ini, semuanya serba digital. Buku ini juga mengulas bagaimana caranya meningkatkan eksistensi diri dengan teknologi. Tidak hanya itu, mbak Ollie juga memberikan tips sekaligus mendorong pembacanya untuk membuat start up.
Ini adalah buku baru dan aku merasa beruntung ayah mau membelikannya untukku. Lihat saja sampulnya menarik kan? Untuk masalah harga, masih dibawah Rp 50.000 kok, tetapi isinya berbobot dan bagus! Sungguh berguna sebagai bekal menjadi perempuan dan wanita yang serba bisa. Truly recommended for all girls!
---
Yap, cukup panjang ya ternyata tulisanku kali ini hihi. Aku menikmati semua buku yang aku baca meskipun ada beberapa buku yang terkesan membosankan untukku. Semoga tulisan ini membantumu mendapatkan bacaan yang kamu inginkan! :)

No comments:

Post a Comment