{sebelumnya ditulis disini}
Di penghujung tahun 2013 ini, kebetulan nih ya aku bisa nulis hihi.
Daripada bingung mau nulis apa, jadinya aku bakal nulis tentang
buku-buku yang sudah aku baca selama bulan Desember! Untunglah acara
Surabaya Youth Carnival hanya berjalan pada tanggal 1 Desember (well,
aku akan menceritakan keseruannya di lain waktu ya). Alhasil, aku punya
waktu untuk membaca, walaupun keseringanku ialah membaca saat di
kampus, seperti saat menunggu kelas, menunggu dosen di ruangan, atau
bahkan ketika aku bosan dengan materi di kelas. Ahya, di bulan Desember
juga sebenarnya aku jadi "miskin" mendadak karena banyaknya diskon akhir
tahun yang digelar oleh penerbit dan toko buku (aku juga akan
menceritakannya lain kali ya). Oke, aku akan mulai membahas buku-buku
apa yang aku baca selama bulan Desember :)
Buku karya James Dashner ini diisukan akan rilis filmnya pada September
2014. Oleh karena itu aku bersikeras untuk bisa membacanya sebelum
filmnya rilis. Bercerita tentang sekumpulan pemuda yang hidup di dalam
sebuah Maze dan ketika suatu sistem di dalamnya rusak, mereka
benar-benar harus bertahan hidup dari makhluk buas bernama Griver.
Ternyata, tersimpan banyak rahasia mengenai Maze, termasuk di dalamnya
bahwa seluruh pemuda yang ada di dalam Maze tidak memiliki ingatan
sebelum mereka tinggal dan hidup disana.
Aku membaca versi terjemahan yang aku beli dengan harga sangat murah
(dari Rp 69.000 menjadi Rp 20.000). Waktu aku baca, memang aku merasa
bahwa aku membaca sangat cepat. Bagiku, ceritanya agak sedikit
membosankan. Dengan pemeran utama laki-laki yang bernama Thomas, aku
merasa bahwa dia bukanlah sosok yang bisa dijadikan jagoan. Namun,
keseruan buku ini malah hadir pada bab terakhir yang membuatku merasa
bahwa aku harus membaca buku selanjutnya (sayangnya, hingga tulisan ini
diketik, aku belum juga mendapatkan bukunya).
Apa yang terjadi ketika orang-orang tua atau kaum elderly ingin
merasakan hidup seperti anak muda kembali? Itulah yang terjadi dalam
hidup Cally, gadis berusia 16 tahun yang mendaftarkan tubuhnya untuk
"dipinjam" atau menjadi starter oleh kaum tua yang ingin
merasakan kesenangan berada pada tubuh anak muda. Awalnya semua berjalan
lancar hingga akhirnya seorang renter --sebutan untuk yang meminjam tubuh starter--
meretas sistem yang masih berjalan diantara keduanya. Tidak hanya itu,
di saat yang sama, perusahaan dan politik yang berlaku saat itu tengah
merencanakan sesuatu yang mengerikan terhadap hidup para starters.
Aku bahkan tidak tahu bahwa buku ini masih bisa dikatakan buku baru. Aku membacanya karena mbak Melti merekomendasikan padaku, katanya buku ini cocok untuk aku yang sedang senang dystopia.
Dan ternyata memang benar, buku ini seru sekali! Kabarnya, sequelnya
masih ditulis dan aku sungguh tidak sabar lagi! Ohya, kata mbak Melti
juga, Starters sudah diterjemahkan oleh Mizan (kalau aku tidak salah
ingat), kebetulan aku membaca yang berbahasa Inggris.
Ceritanya romantis, tetapi tidak berlebihan. Perkataan Augustus Waters
juga membuatku merasa leleh (ia, aku berharap mas Ivo juga mengatakan
hal yang sama hehe :p). Aku membaca pun karena aku penasaran, ditambah
lagi para booktumblogger suka mereblog gambar-gambar tentang buku ini.
Untunglah, Tisa punya dan ia
memperbolehkanku untuk meminjam (thanks Tisa!). Versi terjemahannya
sudah kembali ada di pasaran, mungkin karena tahun depan flmnya akan
rilis. Tetapi sayangnya, judul asli buku ini disalah artikan. Coba deh
baca bukunya, dan kamu akan tahu apa maksud dari judul ini. Dan itu
romantis.
Seorang gadis yang memiliki ibu yang terlalu konservatif terhadap agama,
Carrie White pun juga sering sekali ditindas tidak hanya oleh teman
sekolahnya, tetapi juga teman-teman gerejanya. Hal itu tidak menjadikan
Carrie kapok untuk mengikuti kegiatan sosial. Hingga pada suatu saat,
setelah pelajaran olahraga, ternyata Carrie mendapat haid untuk pertama
kalinya. Sontak, ia pun kaget. Bukannya membantu, tetapi teman-temannya
malah memperoloknya, melemparkannya dengan pembalut. Semuanya nampak
seakan Carrie tidak pernah membalas kejahatan teman-temannya, hingga
pada suatu malam, tragedi yang bernama Black Prom pun terjadi.
Carrie adalah buku Stephen King pertama yang aku baca. Itupun aku tertarik karena akan dijadikan film (yang ternyata adalah remake.
Sebelumnya dibintangi oleh John Travolta) dan aku sempat menonton
cuplikannya di youtube. Gayung bersambut, saat aku dan Kath sedang
memilah buku yang akan kami simpan sebagai koleksi C2O Library, ternyata
ada buku ini, dalam versi terjemahan tahun 1980an. Syukurlah, Kath
memperbolehkanku untuk membawa pulang.
Menurutku, bukunya tidak menyeramkan, hanya memang menjijikkan. Cara
bercertitanya pun unik. Ada bagian yang dideskripsikan dengan sudut
pandang orang ketiga serba tahu, ada cuplikan telegraf, ada wawancara
investigasi, ada pula cuplikan artikel dari koran. Bukunya tipis dan aku
benar-benar menghabiskan selayaknya cemilan, tidak sampai 1 hari. Baik
versi terjemahan maupun versi bahasa Inggrisnya masih tersedia di toko
buku.
Kabarnya bumi akan mendekati akhir zaman ketika setiap 2 hari, waktu
rotasi bumi bertambah 90 menit. Dari yang sehari kita kenal 24 jam, bisa
menjadi sehari selama 72 jam. Tentu saja hal ini mengubah jam bilogis
manusia, memengaruhi kerja masyarakat. Begitu pula yang dialami oleh
Julia, gadis kecil berusia 11 tahun. Dia merasa bahwa perubahan yang
terjadi pada bumi juga berpengaruh terhadap keluarganya, tentang apa
yang sebenarnya terjadi diantara kedua orang tuanya, tetangganya, dan
teman sekelasnya.
Akhir dari buku ini bukanlah tentang apakah bumi jadi kiamat atau tidak.
Bukan itu. Ceritanya sebenarnya menyentuh sisi kemanusian kita bahwa
ketika kita sedang sibuk dimana semua orang berharap bahwa sehari kalau
bisa lebih dari 24 jam, kita sebenarnya melewatkan beberapa hal.
Pesannya pun menurutku tidak hanya berupa kata-kata, tetapi lebih kepada
makna sebenarnya. Apalagi pembaca diajak untuk melihat tentang
kompleksnya kehidupan orang dewasa dari kacamata anak usia 11 tahun,
yang juga sedang mengalami kisah cinta pertamanya.
Aku mendapatkan buku ini ketika Periplus
tengah diskon (dari Rp. 85.000 menjadi Rp. 60.000). Aku tahu tentang
buku ini berkat rekomendasi dari Goodreads. Makanya ketika buku ini
nangkring di area special price tanpa pikir panjang, aku langsung membelinya. Eh ternyata aku juga baru tahu kalau buku ini sudah diterjemahkan!
Hazel Grace Lancaster merasa bahwa hidupnya agak membosankan, namun itu
sebelum dia bertemu Augustus Waters di salah satu pertemuan cancer supporting group.
Awalnya mereka hanya berteman, bersama Isaac, hingga akhirnya mereka
menjadi dekat satu sama lain. Keduanya memang mengidap kanker. Augustus
pun mengutarakan bahwa ia menyukai Hazel dan ia rela menggunakan salah
satu kesempatan dari yayasan kanker diberikan kepada Hazel yang ingin
menemui penulis favoritnya di Belanda. Dibalik kerelaan Augustus Waters,
ternyata ia sendiri menyimpan rahasia dimana Hazel Grace tidak
mengetahuinya.
Well untuk yang ini aku tidak perlu menulis banyak ya! Aku sudah menuliskannya pada postingan sebelumnya: When a Choice can Transform and Destroy You.
Jacob Reckelss ditinggalkan oleh ayahnya saat masih kecil. Ia tidak tahu
apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya dan ibunya tidak pernah mau
membuka mulut tentang itu. Di ruang kerja ayahnya, terdapat sebuah
cermin besar dengan ornamen mawar di sekelilingnya yang ternyata
merupakan portal ke dimensi lain. Sejak saat itulah Jacob suka
"melarikan diri" ke dunia lain tanpa sadar bahwa Will juga mengamatinya.
Karena ketidakpeduliannya dengan Will, Jacob tidak sadar bahwa adiknya
secara perlahan berubah menjadi Goyl, salah satu makhluk dari dunia
balik cermin. Kini Jacob harus menyelematkan adiknya atau Will akan
berubah menjad monster, tidak mengenali Jacob lagi.
Akhir ceritanya benar di luar dugaanku! Seperti yang tertulis pada
sinopsisnya, bagi mereka yang mencari akhir yang bahagia, buku ini
bukanlah jawabannya. Cara menceritakannya khas Funke
sekali (aku sudah membaca beberapa buku tulisannya dan aku suka).
Walaupun aku membaca versi terjemahannya, tetapi bahasanya tetap enak
untuk diikuti.
Aku sudah sejak lama mengincar buku ini namun baru terbeli saat ada
diskon buku di salah satu toko buku di Surabaya. Aku lupa harga aslinya
berapa tetap setelah didiskon menjadi Rp. 42.000. Di beberapa toko buku,
Reckless masih banyak kok. Aku sendiri hingga saat ini masih belum
menemukan yang versi bahasa Inggrisnya.
Theo hanyalah seorang pelajar kelas 8 dengan orang tua pengacara. Ia
sudah biasa sarapan berdua hanya dengan anjingnya. Untuk ukuran anak
usia 13 tahun, pergi ke pengadilan dan menonton sidang adalah sesuatu
yang menyenangkan. Theo juga senang membantu teman-temannya di bidang
huku (tentu berkat akses dari keluarganya). Hingga akhirnya Theo
benar-benar harus "bermain" dengan persidangan atas sebuah pembunuhan.
Ini adalah pertama kali untukku membaca karya John Grisham. Dan setelah aku baca berbagai macam review rata-rata dari mereka mengatakan bahwa bahasa yang digunakan memang ditujukan untuk pembaca muda (young adult).
Aku tidak masalah dengan itu. Malah buatku buku ini bagus sekali (aku
memberikan rating 4/5 di Goodreads). Bayangkan saja baru sampai bab 2, I felt the excitement of this book.
Hingga buku ini ditulis, seri Theodore Boone sudah ada 4 judul tetapi
yang diterjemahkan masih sampai buku ketiga. Buku ini cocok buat kamu
yang ingin mengenal hukum di Amerika secara ringan. Ahya, aku
mendapatkannya lagi-lagi pada acara diskon buku, dari harga awal Rp.
42.500 menjadi Rp. 29.400. Aku tidak tahu apakah buku ini masih ada di
pasaran, yang pasti buku kedua dan ketiga mash punya stok cukup banyak.
99 Cahaya di Langit Eropa
Bayangkan perjalanan di tanah Eropa dimana kamu menyusuri peninggalan kerajaan Islam. Itulah yang dialami oleh Hanum, bahwa Eropa tidak hanya sekedar landmark-nya
yang terkenal seperti menara Eiffel. Melainkan rahasia dan sejarah yang
ada dibaliknya. Tidak hanya itu, malah di negeri orang Hanum merasakan
kedekatan dengan Pencipta. Di negeri orang dia malah belajar tentang
menjadi agen muslim yang baik bersama seorang teman dari Turki.
Ah aku sudah tidak perlu menulis banyak lagi. Karena memang buku ini
tidak menawarkan cerita yang hanya bisa dirasakan sementara. Aku terharu
ketika membaca, terutama saat mereka membahas tentang menjadi agen
muslim yang baik di tanah orang. Kurang lebih itulah poin yang diajarkan
oleh orang tuaku, bahwa Islam itu menyayangi dan mencintai. Disamping
itu, tempat-tempat yang dijabarkan di dalam buku ini membuatku ingin
main ke Eropa dengan misi yang sama seperti mbak Hanum.
Sakin bagusnya buku ini, aku rela menghabiskan waktuku untuk membaca selama seharian. Terima kasih kepada partner-ku,
Fazrah yang merekomendasikan dan meminjamkan buku ini kepadaku.
Sayangnya, buku dengan sampul versi sebelumnya sudah jarang sekali,
terakhir aku lihat masih ada di Gramedia Tunjungan Plaza dan Gramedia
Ciputra World. Selebihnya hanya sampul versi poster film...dan aku tidak
suka karena warnanya lebih gelap dan ada yang terpampang adalah wajah
para pemeran filmnya. Aku sendiri belum menonton filmnya karena telat.
Seperti biasa, aku ingin membaca bukunya terlebih dahulu :p
Toru Watanabe merasa hidupnya biasa saja. Ia cinta kepada Naoko. Setelah
kematian salah satu teman dekatnya, hidup keduanya tidak begitu mulus.
Naoko harus masuk rumah sakit. Meskipun begitu di sekolahnya di Tokyo,
Toru bertemu dengan Midori, salah satu teman sekelasnya yang setidaknya
bisa mengusir kesepiannya. Midori cinta kepada Toru tetapi Toru
menggantungkan hubungan mereka berdua.
Saking sempat tidak tahu mau baca apa lagi (padahal timbunan buku
lumayan banyak) aku pun nekat pinjam buku ini kepada sesama teman kutu
buku, Julla. Jay Rubin, penerjemah buku ini ke dalam bahasa Inggris,
mampu menerjemahkannya dengan baik. Aku suak dengann kata-kata yang
tersusun indah. Tapi aku kurang suka dengan bagaimana isi ceritanya
(bukan karena banyak erotica di dalamnya). Aku sempat merasa
bosan. Klimaks yang aku rasakan tidak menegangkan. Mungkin, menurutku,
buku ini tidak cocok untukku yang terbiasa membaca buku detektif,
misteri, dan aksi.
Buku terjemahannya sudah tersedia di toko buku manapun, dengan versi bahasa Inggrisnya yang setia nongkkrong di rak best seller.
Di saat suatu wilayah menjadi TV Generation, buku dianggap sebagai suatu yang berbahaya dan harus dimusnahkan. Fireman
berubah tugas dari yang bekerja sebagai pemadam kebakaran menjadi yang
membakar buku-buku dimanapun. Guy Montag adalah salah satunya. Ia senang
melakukan pekerjaannya. Hingga ia bertemu dengan tetangganya yang
bernama Clarisse, yang mempertanyakan kegiatannya itu. Clarisse juga
sempat menyinggung bahwa manusia pada zaman itu lebih suka bertindak
cepat, tidak lagi melangkah perlahan untuk melihat keindahan
sekelilingnya. Montag akhirnya berhenti membakar dan berlari dari
kejaran bos dan polisi saat ia menyadari bahwa membakar buku adalah
kegiatan yang salah dan memutuskan untuk tidak lagi membakar buku. Tidak
hanya itu, Montag ternyata menyimpanan sekitar 20an buku di rumahnya.
Montag pun harus berusaha bagaimana caranya agar tetap hidup dan
menyelematkan buku yang tersisa.
Buku yang bagus! Aku suka dengan moral values yang ada di
dalamnya. Bahwa, tidak peduli kamu membakar berapapun banyak buku,
pengetahuan dan informasinya terdapat pada otak manusia. Bahwa ide yang
sebenarnya tidak bisa dihancurkan selayaknya buku. Bahwa buku selalu
penting, tidak peduli pada generasi apa kamu berada.
Awalnya aku ragu untuk membaca buku ini dalam bahasa Inggris. Buku ini
termasuk buku legendaris yang aku takutkan bahasa Inggrisnya masih dalam
ejaan lama (tapi syukurlah, ternyata tidak kok :D). Lagi-lagi Tisa
meminjamkanku dan merekomandasikan ku untuk membaca buku ini. Buku ini
sudah ada versi terjemahannya di toko buku. Untuk yang versi bahasa
Inggris aku belum melihat penampakannya.
Ini adalah satu-satunya buku non-fiksi yang aku baca di bulan Desember
loh! Buku ini menceritakan bahwa walaupun kamu adalah seorang perempuan
ataupun wanita, tetapi kamu harus mengerti tentang dunia IT. Apalagi di
era net generation seperti sekarang ini, semuanya serba digital.
Buku ini juga mengulas bagaimana caranya meningkatkan eksistensi diri
dengan teknologi. Tidak hanya itu, mbak Ollie juga memberikan tips sekaligus mendorong pembacanya untuk membuat start up.
Ini adalah buku baru dan aku merasa beruntung ayah mau membelikannya
untukku. Lihat saja sampulnya menarik kan? Untuk masalah harga, masih
dibawah Rp 50.000 kok, tetapi isinya berbobot dan bagus! Sungguh berguna
sebagai bekal menjadi perempuan dan wanita yang serba bisa. Truly recommended for all girls!
---
Yap, cukup panjang ya ternyata tulisanku kali ini hihi. Aku menikmati
semua buku yang aku baca meskipun ada beberapa buku yang terkesan
membosankan untukku. Semoga tulisan ini membantumu mendapatkan bacaan
yang kamu inginkan! :)
No comments:
Post a Comment