Halo! Aku kembali lagi disini. Maaf ya, aktifitas menulis di blog buku ini sempat terhenti karena selama bulan Februari aku sedang magang di ibukota dan awal Maret adalah bulan adaptasiku dengan kehidupan mahasiswa semester 6. Oke, tidak perlu banyak bicara, berilah aku kesempatan untuk menceritakan buku apa yang sudah aku baca selama bulan Januari.
Aku memulai membaca ini saat 2014 masih baru. Ya, aku waktu itu berniat untuk mengikuti Tumblr Read-A-Thon sekaligus memulai Goodreads Reading Challenge-ku yang pertama. Buku ini tentu saja hasil aku meminjam dari partnerku, Tisa Larasati.
Aku langsung tuliskan saja ya pendapatku tentang buku ini (sebelumnya aku menulis di Goodreads)
"The story was about the searching of missing Dr. Doyle's Diary which lead to one of The Sherlockian Irregulars murder. Harold White chased the killer with a help from a reporter named Sarah. The tragedy was taken place in 2010.
While in another years, 1900, Dr. Doyle were killed Holmes and fans of Holmes were angry and threatened Dr. Doyle. One of them sent a bomb through his mail box. Dr. Doyle run for the attacker but he found out there was murders of some girls and he thought he needed to solve it. He was being helped by his good friend, Bram Stoker.
Both stories give a clue about what happened to the diary and what inside it.
For me, this one is quite good. There are many twists that you'll think the story will end, but no there will be something surprising."
Kabar baiknya adalah, buku ini sudah diterjemahkan oleh Gagasmedia/Bukune dan bisa didapatkan di toko buku terdekat.
Setelah membaca The Fault in Our Stars karena filmnya akan rilis tahun ini, aku melanjutkan membaca karya John Green yang lain. Tisa merekomendasikan judul ini yang katanya aku pasti akan suka. Dan benar saja! Aku suka dengan yang ini.
Ini review yang aku tulis di Goodreads:
" I JUST LOVE THIS BOOK
Yeah, I love this one more than The Fault in Our Stars.
"I love you Alaska" - Pudge.
when you read this kind of book, you'll think some random questions and you'd like to ask those all to your boyf/girlf. silly.
but I imagined that had friends like The Colonel, Takumi, Lara, and enemies like Weekday Warrior is something unforgettable to your college year.
the way John Green put the magic in it is obvious! I was too emotional when I read this book. I could cry bcs of Pudge's feeling to Alaska. I could laugh bcs of the fool Lara."
Seakan apa yang ditulis di dalamnya memang benar-benar menyentuh emosiku. Kata-katanya quote-able sekali! Kamu harus baca buku ini!
Jujur, judul tersebut adalah judul pertamaku untuk karya Patrick Ness. Aku pun tahu juga gara-gara para book blogger di tumblr dan penasaran dengan apa yang dituliskan. Well, iya aku memang hobi pinjam, jadi ini sebenarnya adalah milik Tisa (terimakasih!).
Buku ini disertai dengan ilustrasi pendamping cerita. Buatku sih, ilustrasinya cukup mengerikan untuk membayangkan seperti apa wujud monster yang dimaksud oleh buku ini. Untuk cerita, buku ini tidak hanya menawarkan cerita anak-anak. Melainkan, nilai moral dan pesan yang ada di dalamnya sebenarnya sungguh dalam. Buku ini bukan sekedar cerita anak. Menurutku orang dewasa juga perlu membacanya. Oh tentu aku tidak akan menuliskan spoiler disini. Sila baca sendiri dan artikan pesan dalam buku ini.
Siapa yang suka dengan serial Sherlock milik BBC One? Aku rasa, serial ini juga punya reputasi yang baik di mata penonton Indonesia. Selama 2 musim, serial Sherlock selalu ditunggu-tunggu. Dan untuk membuat penontonnya semakin cinta dan menjadi hard die fans serial ini, muncullah guide book yang seakan-akan seperti scrapbook yang disusun oleh Watson. Di dalamnya terdapat potongan berita, barang bukti, hingga sticky notes yang ditempelkan oleh Sherlock, Mycroft, Lestrade, dan John. Memperlihatkan sekana-akan buku tersebut memang berisi hal-hal penting terkait kasus pada tiap episode Sherlock.
Collectable sekali! Sebelum dolar naik, harganya hanya Rp.125.000 dan kamu bisa mendapatkannya di toko buku impor.
Aku mendapatkan buku ini dengan harga Rp. 20.000 di salah satu toko buku di Surabaya. Sayang sekali, banyak buku karya John Grisham yang didiskon (apa karena tidak laku ya?). Aku tertarik dengan sinopsis cerita yang ada di sampul belakang. Kurang lebih bercerita tentang kaum homeless yang juga memiliki hak untuk dilindungi oleh hukum.
Menurutku, setiap buku John Grisham selalu memberiku informasi baru tentang dunia hukum, meskipun itu adalah hukum di Amerika Serikat. Melihat sebuah kasus hukum dari berbagai sudut pandang, misalnya pada buku ini adalah sudut pandang seorang pengacara kaya yang secara tidak sengajar terjerat dalam masalah kaum homeless.
Untuk kamu yang masih awam dengan hukum, coba baca karya John Grisham. Setidaknya, pengetahuanmu akan terbuka.
Lagi-lagi aku mendapatkan buku bagus tetapi harganya murah! Hanya dengan Rp. 25.000 aku pun mendapatkan buku ini. Bukanlah sebuah buku biasa karena didalamnya banyak terdapat sketsa apik nan menarik layaknya film barulah kemudian diantaranya ada tulisan-tulisan tentang cerita.
Mengisahkan tentang bagaimana salah satu maestro seni di Perancis lahir. Menarik sekali untuk dibaca!
Buku ini hanya aku dapatkan denga harga Rp. 17.000 dan tentu saja, versi terjemahan. Sayangnya, menurutku terjemahan ini tidaklah enak untuk diikuti. Ada beberapa istilah yang aku harapkan dibiarkan saja dalam bahasa Inggris sehingga tidak menghilangkan esensinya. Padahal ide ceritanya menarik, yakni ketika "cinta" adalah sebuah penyakit dan harus dibasmi. Pemerintah disana melarang "cinta" karena tidak membawa kebaikan.Memang benar sih, dalam beberapa konteks, "cinta" bisa membuat kita buta dan melakukan hal yang berbahaya.
Salah seorang book blogger pun berkata bahwa sebenarnya Lauren Oliver ini punya kosa kata yang bagus, akan tetapi apabila diterjemahkan jatuhnya jadi aneh. Aku berharap nanti ada yang mau meminjamkan ku :3
Yo, aku dapatkan hanya dengan Rp. 15.000 di saat buku kedua dari serial Interworld terbit. Aku pensaran dengan bagaimana tulisan Neil Gaiman. Dan ini yang aku tulis di Goodreads:
"Idenya boleh juga sih, tentang beragam Joey yang tersebar di banyak dimensi lain dan kemudian berusaha menyelamatkan apa yang disebut dengan InterWorld agar kehidupan makhluk di bumi-bumi di dimensi-dimensi tersebut tetap seimbang.
Plot tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, pas. Penokohan juga cukup baik. Meskipun nampaknya sesama tokoh Joey memiliki kemiripan, namun penulis bisa memberikan ciri khas terhadap beberapa kembaran Joey.
Menurutku, cerita di dalamnya hampir mirip dengan InkHeart dan Reckless milik Cornelia Funke. Soal antardimensi, hampir sama juga dengan Coraline yang sama-sama ditulis oleh Neil Gaiman.
Sayangnya aku membaca versi terjemahan dan lagi-lagi aku mengeluhkan bahwa ada beberapa frase yang sebaiknya dibiarkan dalam bahasa Inggris karena menurutku bakal lebih kerasa "twist" dan "trivia" di dalamnya.
Namun, InterWorld sudah cukup menghibur. Cerita Fairy Tales yang menarik! :)"
Kalau yang satu ini, aku sudah sejak lama diberi rekomendasi oleh Mas Andin, salah satu seniorku selama SMA dulu. Karena tidak lekas mendapatkannya, aku sempat melupakan buku ini. Eh ternyata, di salah satu boks buku yang didiskon, ada buku ini dan aku mendapatkannya dengan harga Rp. 35.000.
Buku ini menarik! Mengajari kita bahwa dalam melihat suatu permasalahan, kita tidak bisa menjadi sosok yang self-centered. Kadang, kita perlu melihat sebentar dari sisi orang lain. Kadang, kita perlu berkomunikasi secara intens agar kita tidak jadi salah paham. Intinya, dalam hidup, janganlah kita hanya memperhatikan diri sendiri. Bisa jadi, gara-gara hal itu pulalah kita tidak menjadi bahagia.
Koleksi buku Road Dahl milikku bertambah!
Langsug saja ya, aku beri tulisan yang sebelumnya suda aku publish di Goodreads:
"I love this kind of book (that's why I give 4 stars!). The author describes about the witches in some unique ways that witches aren't women with broom and black suite."
Yap, buku tersebut mematahkan legenda bahwa penyihir adalah mereka yang tua dan berjubah hitam. Mengajari pembacanya untuk tidak terpaku pada satu stereotipe saja.
YES! Buku kedua dari pengacara cilik, Theo Boone. Kali ini dia harus menyelamatkan temannya, April, yang diduga diculik. Seru sih dan sebenarnya kalau buatku sudah bisa ditebak akan lari kemana. Wajar saja, karena sebenarnya buku ini ditujukan kepada pembaca cilik. Yang menarik adalah ketika aku mengira bahwa kasus pada buku sebelumnya tidak berlanjut. Eh, malah ada kejutan di akhir cerita yang bikin penasaran dengan kasus besarnya itu. Wajib baca!
Merupakan buku John Green ketiga yang aku baca. Entah mengapa setelah aku membaca Looking for Alaska, kemudian membaca buku ini, ada perbedaan yang kentara dan ada persamaan. Well, keduanya sama-sama bercerita dari sudut pandang laki-laki yang bisa dikatakan cupu dan lawan mainnya adalah seorang perempuan yang nakal (banyak tingkah tetapi idola sekolah). Tapi emosi yang ada dalam buku ini tidak terlalu sampai padaku sehingga aku hanya menanggapinya dengan datar. Aku bahkan merasa bahwa buku ini biasa saja meskipun hampir sebagian besar kata-kata di buku ini memang quote-able.
Dari Goodreadsku:
"i found this book...well for me it's flat. but I love the chaprer where Q's minivan is fighting againts the cow. Mr. Green somehow can desctribe the accident in detail so I imagine, if I was Q, I would see it as a slow motion moment until I realize that my cheek was cut."
---
Ya itulah buku-buku yang berhasil aku baca selama bulan Januari lalu (dan ini sudah bulan Maret ya? Huhu). By the way, bagaimana dengan Goodreads Reading Challenge 2014 kalian? Punyaku...sudah lunas (karena hanya memasang target 20 buku dimana aku bisa menghabiskan 11 s/d 13 buku tiap bulan :p)! Tetap semangat membacanya ya. See you! :)
No comments:
Post a Comment