Wednesday, October 8, 2014

Being Attached by Attachments

Attachments
Penulis: Rainbow Rowell
Jumlah halaman: 357 halaman
Format: paperback
Harga: Rp. 192.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 3.8/5
Sinopsis: 
It's 1999 and the internet is still a novelty. At a newspaper office, two colleagues, Beth and Jennifer, e-mail back and forth, discussing their lives in hilarious detail, from love troubles to family dramas. And Lincoln, a shy IT guy responsible for monitoring e-mails, spends his hours reading every exchange.
At first their e-mails offer a welcome diversion, but the more he reads, the more he finds himself falling for one of them. By the time Lincoln realises just how head-over-heels he is, it's too late to introduce himself.
After a series of close encounters, Lincoln eventually decides he must follow his heart...and find out if there such a thing as love before first sight.

Resensi Shiori-ko:
Merupakan buku romans dewasa karya Rainbow Rowell yang pertama kali aku baca. Manis. Namun kadar manisnya berbeda dengan kadar manis dari cerita Rowell yang ditujukan kepada remaja, Fangirl misalnya. Iseng sesungguhnya membeli buku ini karena rame sekali di dunia para booklr (sebutan para book tumblr). Dan aku tidak sepenuhnya merasa rugi. Aku menikmati keseluruhan ceritanya.


Gaya Bahasa dan Kosakata
Salah satu kekuatan Rowell adalah penyampaian ceritanya yang cukup ringan, ditambah humor. Tidak jauh berbeda dengan novelnya yang lain. Yah, tetapi karena pemahaman bahasa Inggrisku yang masih cetek alias dangkal, ada beberapa guyonan yang tidak dapat aku mengerti. Seperti biasa, setiap akhir chapter, selalu ditutup dengan pernyataan yang kadang bikin menghela nafas saking kagetnya atau tertawa terbahak-bahak karena bercandaan dari tokoh-tokohnya. Lagi-lagi, karena sesungguhnya novel ini lebih ditujukan kepada dewasa, akan ada beberapa kosa kata yang cukup vulgar. Bagi yang tidak terbiasa, mohon persiapkan mental kalian. Tidak banyak kok.


Plot
Menggunakan alur maju mundur. Namun kebanyakan mundur untuk menjelaskan tetang permasalahan asmara dari sisi Lincoln. Flashback inilah, mengapa Lincoln seakan merasa hidupnya selalu sendu, yang bagiku cukup menyentuh. Well, mungkin karena selama ini aku menilai selalu pihak laki-laki yang salah, ketika membaca kisah Lincoln, aku jadi merasa kalau laki-laki pun juga bisa merasa stuck dalam suatu hubungan.


Penokohan

ilustrasi tokoh Lincoln dan Beth - sumber
Pembaca akan bertemu dengan tiga tokoh utama, yakni Jennifer, Beth, dan Lincoln. Pada awalnya, aku sendiri bingung untuk membayangkan bagaimana penampilan fisik dari masing-masing tokoh tersebut. Karena pada bab pembukanya menceritakan tentang keresahan Jennifer dalam bentuk e-mail kepada Beth. Karakternya cukup kuat. Jennifer dan Beth adalah sepasang teman baik (best friend) sehingga kebanyakan yang ada dalam dialognya adalah humor, disamping menceritakan masalah mereka pribadi. Bagaimana tahu mengenai Lincoln? Percakapan dan narasinya itulah yang membuatku tahu karakter Lincoln. Deskripsi fisiknya pun datangnya dari penceritaan masing-masing tokoh terhadap tokoh lain. Seperti misalnya ketika Beth untuk pertama kalinya bertemu dengann Lincoln dan menceritakan hal tersebut kepada Jennifer.

Yang Menarik
Maafkan aku yang masih kurang banyak wawasan mengenai cara menulis cerita, karena bagiku cerita dalam buku ini disuguhkan dalam cara yang asyik. Untuk percakapan antara Jennifer dengan Beth, Rowell menceritakannya dalam bentuk e-mail itu sendiri. Jadi kita seakan membaca e-mail antara dua sahabat tersebut. Ya, sekilas seperti merasakan apa yang menjadi pekerjaan Lincoln: memeriksa isi e-mail seluruh pegawai kantor tersebut.

"Do you believe in love at first sight?"
He made himself look at her face, at her wide-open eyes and earnest forehead. At her unbearably sweet mouth.
"I don't know," he said. "Do you believe in love before that?"

Saran Shiori-ko
Kalau kamu adalah orang sepertiku, tidak terlalu gemar membaca kisah romans wanita dewasa, aku menyarankan untuk membaca dalam versi digital saja (iya, aku tahu, ilegal), karena harga untuk paperback sudah cukup menguras kantong mahasiswa. Apalagi sebagian besar lawakannya adalah untuk mereka yang tumbuh besar pada tahun 1999 - 2000. Jujur, aku sendiri tidak terlalu nyambung dengan guyonannya karena pada tahun itu aku tentu saja masih SD.

Kalaupun kamu bisa memahami guyonan di era itu, setidaknya siapkan pula pengetahuan mendasar mengenai dunia perfilman yang sedang hype pada saat itu. Berhubung tokoh Beth adalah penulis resensi film, maka kadang ditemukan obrolan (dan tentu saja guyonan) yang berkaitan dengan judul film itu.

Hmm...saranku, kalau kamu butuh bacaan manis dan ringan ketika harimu sendu, tidak ada salahnya membaca yang satu ini :)

No comments:

Post a Comment