Beasiswa 5 Benua
Penulis: A. Fuadi
Jumlah halaman: 184 halaman
Format: paperback
Harga: Rp. 67.150 di Togamas
Rating Shiori-ko: 4.8/5
Sinopsis: dikutip dari Goodreads
Ingin belajar ke luar negeri tanpa biaya? Kalau Anda adalah karyawan yang ingin kuliah lagi, pelajar yang sedang mencari sekolah, atau orang tua yang ingin menyekolahkan anak sampai luar negeri, temukan caranya di buku penting ini.
- The Fulbright Scholarship, The George Washington University, Amerika Serikat, 1999-2001Ahmad Fuadi telah berhasil mendapatkan 10 beasiswa, fellowship, exchange program, dan residency dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Singapura sampai Italia. Apa saja itu?
- The British Chevening Award, University of London, UK, 2004-2005- The Ford Foundation Award 1999-2000- Columbian School of Arts and Sciences Award, The George Washington University, 2000-2001- CASE Media Fellowship, University of Maryland, College Park, 2002- Indonesian Cultural Foundation Inc. Award, 2000-2001- SIF-ASEAN Visiting Student Fellowship, National University of Singapore, 1997- Youth Exchange Program, Indonesia-Canada, 1995- Bellagio Art Residency Program, Bellagio Center, Lake Como, Italy, 2012- Artist-in-Resident, University of California at Berkeley, Amerika Serikat, 2014
Simak 100 kiat berburu beasiswa luar negeri ala Fuadi di buku ini .
Akibat jatuh cinta dengan trilogi Negeri 5 Menaranya, aku jadi bersemangat kembali untuk mencoba mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Seperti apa yang dikatakan oleh Imam Syafii bahwa sebagai manusia, hendaknya kita merantau untuk mendapatkan ilmu baru, menjelajahi dunia. Meskipun hingga sekarang belum menjadi rezekiku untuk bisa jalan-jalan gratis di negeri orang, namun membaca buku terbaru karya A. Fuadi sekali lagi seakan menepuk pundakku untuk berkata "jangan menyerah".
Gaya bahasa dan kosakata
Salah satu ciri khas yang aku amati adalah, A. Fuadi menuliskan pesannya secara to the point alias langsung ke isinya. Tidak terlalu memaka kosa kata dan gaya bahasa kiasan sehingga bagiku buku ini sangat mudah diikuti. Memang benar adanya jika buku ini digadang-gadang sebagai buku panduan awal untuk mereka yang ingin berburu beasiswa.
Cara Peyampaian
Karena menggunakan bahasa yang tidak bertele-tele, apa yang ingin disampaikan oleh A. Fuadi menurutku sudah sangat ringan dan mudah diterima. Buku ini memiliki format tanya jawab yang diakui oleh penulis sering beliau temui. Bisa dikatakan, semacam kumpulan pertanyaan seputar beasiswa dan buku ini memberikan jawaban dari sudut pandang dan pengalaman A. Fuadi itu sendiri. Tidak membosankan karena paling panjang pun jawaban hanya 2 halaman saja. Berbeda beberapa buku mengenai beasiswa yang pernah aku baca, tidak ada paragraf panjang ketika A. Fuadi menjawab 100 pertanyaan yang ada di buku ini,
Selain itu, buku ini dibagi menjadi beberapa bab diurutkan dari kronologisnya orang memulai mencari beasiswa hingga apa yang sebaiknya dilakukan selepas kuliah di luar negeri. Seperti yang dikatakan A. Fuadi sendiri, buku ini bisa dibaca secara tertib atau langsung menuju pada bab yang diinginkan. Simpel kan? :)
Tata Letak
Siapa sih yang tidak senang dengan buku full color? Iya, meskipun hal tersebut membuat harga jual buku menjadi mahal, tapi itu pula yang menjadi daya tarik. Selain warna, setiap halamannya selalu ada ilustrasi menarik pendukung pertanyaan dan jawaban (ini juga yang membuat tidak bosan membaca). Namun sayangnya, ada beberapa halaman yang tidak terbaca karena antara warna latar belakang dengan huruf tidak sesuai. Misalnya pada pertanyaan nomor 18-19 yang berlatar merah dan warna huruf hitam serta pertanyaan nomor 34 dengan latar abu-abu dan huruf berwarna hitam. Masih terbaca, namun tidak terlalu nyaman di mata. Sisanya? Tetap asik untuk dinikmati kok!
Yang Menarik
Pada sisa pertanyaan terakhir, sekitar pertanyaan nomor 81-100, A. Fuadi juga berbagi link kemana saja harus mencari beasiswa ke beberapa negara. Sudah habis pertanyaannya, tapi ternyata masih ada sisa halaman? Ini dia yang aku suka: A. Fuadi juga menyisipkan artikel yang pernah beliau tulis terkait masalah beasiswa (kebanyakan dari harian Kompas). Jujur, aku bahkan tidak sempat membaca versi korannya ketika itu sehingga aku bersyukur sekali artikel tersebut ada di dalam buku.
Dan yang terakhir, yang selalu saja membuatku iri (yang kemudian aku konversikan menjadi energi positif bernama "semangat") adalah foto-foto A. Fuadi selama di luar negeri dalam rangka beasiswa itu.
Saran Shiori-ko
BELI! Sangat mudah dipahami dan diikuti kiat-kiatnya itu. Benar-benar buku panduan awal untuk teman-teman yang memiliki mimpi yang sama denganku. Oh ya, aku sarankan untuk beli di Togamas saja karena selain ada diskon (maklum, namanya juga mahasiswa), aku dengar di beberapa gerai toko buku besar belum tersedia.
Terakhir, yang sering aku dengar dari kakak seniorku di kampus ketika kami tengah berjuang akan suatu hal: "Dijaga ya semangatnya!". Ditambah pula pepatah sakti "Man Jadda Wa Jadda". Selamat berburu! :)
Wah... aku jadi pengen beli bukunya, kebetulan aku juga kagi nyari2 info buat beasiswa S2 di luar negeri. Salam Mbak :)
ReplyDeleteThx infonya. revew membantu bingits, biasanya klo buku kayak gini ujungnya jadi curhat dan bertele2. Lagi maju-mundur nih klo mikirin sekolah lagi.
ReplyDelete