The 5th Wave
Penulis: Rick Yancey
Jumlah halaman: 357 halaman
Format: paperback
Harga: Rp. 163.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 4,5/5
Sinopsis: (dikutip dari Goodreads)
After the 1st wave, only darkness remains. After the 2nd, only the lucky escape. And after the 3rd, only the unlucky survive. After the 4th wave, only one rule applies: trust no one.
Now, it’s the dawn of the 5th wave, and on a lonely stretch of highway, Cassie runs from Them. The beings who only look human, who roam the countryside killing anyone they see. Who have scattered Earth’s last survivors. To stay alone is to stay alive, Cassie believes, until she meets Evan Walker.
Beguiling and mysterious, Evan Walker may be Cassie’s only hope for rescuing her brother—or even saving herself. But Cassie must choose: between trust and despair, between defiance and surrender, between life and death. To give up or to get up.
Resensi Shiori-ko:
Salahkan The Maze Runner trilogi yang membuatku kecanduan dengan tema distopia berbau post-apokaliptik. Berhubung di dunia booklr buku ini rasanya adalah suatu bacaan wajib, jadi, setelah aku menyelesaikan The Maze Runner files, aku pun memutuskan untuk membaca ini. Terima kasih kepada Natasha Audina yang sudah mau meminjamkan paperback english version dari buku ini :)
Gaya Bahasa dan Kosa Kata
Mudah untuk diikuti, meskipun pada awalnya aku masih bingung dengan mana kata yang merupakan suatu kata sandang dan mana yang merupakan kata kerja. Pada akhirnya, aku pun paham bahwa dalam menyebutkan beberapa hal, penulis menggunakan istilah-istilah tertentu. Kosa katanya tidak cukup sulit, mungkin dalam beberapa bagian akan ada kata yang asing. Namun, buatku, hal tersebut bukanlah menjadi suatu kendala untuk menikmati keseluruhan kisahnya.
Mudah untuk diikuti, meskipun pada awalnya aku masih bingung dengan mana kata yang merupakan suatu kata sandang dan mana yang merupakan kata kerja. Pada akhirnya, aku pun paham bahwa dalam menyebutkan beberapa hal, penulis menggunakan istilah-istilah tertentu. Kosa katanya tidak cukup sulit, mungkin dalam beberapa bagian akan ada kata yang asing. Namun, buatku, hal tersebut bukanlah menjadi suatu kendala untuk menikmati keseluruhan kisahnya.
Penokohan
Secara garis besar, ada 3 tokoh mayor dan beberapa tokoh minor yang tentu saja akan mempengruhi bagaimana cerita dan petualangan. Cassie Sullivan, sebagai pemeran utama. Awalnya aku mengira bahwa dialah pusat cerita ini, dialah yang menjadi narator utama. Ada pula Evan Walker yang pada awal bab pembaca masih belum memastikan siapa dia sesungguhnya. Kemudian ada Ben Parish, tokoh yang diidolakan oleh Cassie, yang sepertinya merupakan sosok yang sempurna untuk menjadi pasangan prom night. Dan salah satu tokoh minor yang menjadi alasan utama mengapa Cassie terus bertahan hidup, adalah adiknya yang masih berusia 5/6 tahun, Sammy. Tentu saja, pembaca jangan sampai mengabaikan peran dari tokoh minor seperti Vosch, walau hanya muncul sebentar.
Secara garis besar, ada 3 tokoh mayor dan beberapa tokoh minor yang tentu saja akan mempengruhi bagaimana cerita dan petualangan. Cassie Sullivan, sebagai pemeran utama. Awalnya aku mengira bahwa dialah pusat cerita ini, dialah yang menjadi narator utama. Ada pula Evan Walker yang pada awal bab pembaca masih belum memastikan siapa dia sesungguhnya. Kemudian ada Ben Parish, tokoh yang diidolakan oleh Cassie, yang sepertinya merupakan sosok yang sempurna untuk menjadi pasangan prom night. Dan salah satu tokoh minor yang menjadi alasan utama mengapa Cassie terus bertahan hidup, adalah adiknya yang masih berusia 5/6 tahun, Sammy. Tentu saja, pembaca jangan sampai mengabaikan peran dari tokoh minor seperti Vosch, walau hanya muncul sebentar.
sumber |
Plot
Mengombinasikan baik maju dan mundur, untuk melihat seperti apa masa lalu, ketika The Others pertama kali datang, ketika 1st wave hingga menuju yang kelima ini terjadi. Buku ini dibagi menjadi 10 bagian dimana masing-masing bagian memiliki sudut pandang alias narator yang berbeda, yakni dari sisi Cassie, Evan, dan Ben. Namun, ada juga 1 bagian dimana menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pembawaan inilah yang menarik bagiku, karena perasaan pembaca akan ikut tercampur aduk untuk ikut menebak siapakah yang bisa dipercaya dan siapa yang tidak (itu lebih baik daripada sudut pandang hany dari sisi Cassie saja). Penulis sengaja tidak menuliskan siapakah yang sedang bernarasi (tidak seperti Rick Riordan), karena sesungguhnya dari membaca latar cerita, pembaca minimal bisa tahu siapa yang tengah bertutur. Jujur, aku sempat kebingungan ketika tiba-tiba sudut pandangnya berubah.
Mengombinasikan baik maju dan mundur, untuk melihat seperti apa masa lalu, ketika The Others pertama kali datang, ketika 1st wave hingga menuju yang kelima ini terjadi. Buku ini dibagi menjadi 10 bagian dimana masing-masing bagian memiliki sudut pandang alias narator yang berbeda, yakni dari sisi Cassie, Evan, dan Ben. Namun, ada juga 1 bagian dimana menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pembawaan inilah yang menarik bagiku, karena perasaan pembaca akan ikut tercampur aduk untuk ikut menebak siapakah yang bisa dipercaya dan siapa yang tidak (itu lebih baik daripada sudut pandang hany dari sisi Cassie saja). Penulis sengaja tidak menuliskan siapakah yang sedang bernarasi (tidak seperti Rick Riordan), karena sesungguhnya dari membaca latar cerita, pembaca minimal bisa tahu siapa yang tengah bertutur. Jujur, aku sempat kebingungan ketika tiba-tiba sudut pandangnya berubah.
Ini adalah poin yang membuat aku suka: keadaan ketika bumi seakan sudah tidak bisa ditempati, keadaan yang katanya berupa post-apokaliptik. Tentu saja, untuk lokasi masih berada di bumi, di negara Amerika Serikat. Dari deskripsi yang aku baca di buku, kebanyakan berada di daerah yang sudah hancur karena gelombang-gelombang tersebut, hutan, perkemahan para pengungsi, dan markas tentara. Kalau dikira-kira, latar waktunya adalah masa depan namun masih dapat dibayangkan jika kehidupan para tokoh utama tidak jauh dari masa kita kini (entah berapa kali disebutkan mengenai bus sekolah).
Ide ceritanya! Sebelum memasuki bagian pertama dari buku ini, ada epilog dan ada pula kutipan dari Stephen Hawking mengenai mereka yang tidak berasal dari bumi. Menurutku, kutipan itu benar adanya (penasaran? Coba baca bukunya deh :p). Ide mengenai bagaimana The Others menginvansi bumi dan berusaha menghancurkan ras manusia denga taktik yang menakjubkan patut diapresiasi. Aku bahkan kagum dengan gagasan liar penulis, kok bisa ya berpikiran seperti itu untuk bisa meluluhlantakkan bumi. Ohya, sebelum aku membaca buku ini, aku sedang mengikuti sebuah anime berjudul Parasyte ~The Maxim~ yang kurang lebih ide besarnya masih sama dengan buku ini. Maka aku tidak terlalu kesulitan ketika membayangkan bagaimana nantinya bentuk fisik dari The Others. Jangan lupa juga dengan bumbu percintaan selama cerita. Tidak memakan porsi yang banyak. Cukup. Manis. Aku suka dengan kisah cinta segitiganya yang menarik dan membuat pembaca menungguh akan terjadi apa selanjutnya dengan ketiga tokoh utama tersebut. Sebenarnya, kisah cinta segitiga itu bagiku mudah tertebak bagaimana jalannya, itulah mengapa aku hanya memberi 4 bintang untuk judul ini.
Saran Shiori-ko:
Kalau suka membaca genre sci-fi , tidak ada salahnya mencoba membaca buku ini. Kabarnya, filmnya tengah dibuat dan akan dirilis tahun 2016 mendatang. Hati-hati kepincut, karena dalam sehari saja aku hampir menyentuh setengah isi buku. By the way, I'm team Evan! (bacalah, dan kamu akan mengerti maksudku :p)
No comments:
Post a Comment