Penulis: Rolf Dobelli
Jumlah halaman: 384 halaman
Tahun tebrit: 2014
Penerbit: Harper
Format: mass market paperback
Harga: Rp. 124.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 2/5
Sinopsis:
We are all guilty of cognitive biases, simple errors we make in day-to-day thinking. But by knowing what they are and how to identify them, we can avoid them and make better choices. The Art of Thinking Clearly shows that in order to lead happier, more prosperous lives, we don't need extra cunning, new ideas, shiny gadgets, or more frantic activity -- all we need is less irrationality. Simple, clear, and always surprising, this book will change the way you think and transform your decision-making. From why you should not accept a free drink to why you should walk out of movie you don't like, from why it's so hard to predict the future to why you shouldn't watch the news, The Art of Thinking Clearly helps solve the puzzle of human reasoning.
Jadi setelah menuntaskan karya Rene Suhardono terbaru, "Passion 2 Performance", ditambah pula statusku yang sekarang menjadi pegawa paruh waktu di salah satu kantor media, aku tertarik untuk mencari bacaan yang bisa membuatku menjadi lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sifatnya adalah kewajiban dengan manipulasi pemikiran bahwa aku sedang bermain-main.
Gaya Bahasa dan Kosa Kata
Untuk aku pribadi, kosa kata yang digunakan cukup sulit. Cara pembawaannya pun bagiku tidak terlalu mudah dimengerti. Aku tidak jarang membaca satu paragraf hingga 2 kali karena tidak mendapati maksud dari penulis. Awalnya, aku kira buku ini membahas mengenai apa yang perlu dilakukan ketika isi pikiran kita sudah terlalu banyak sehingga berimbas pada kecerobohan dalam mengambil keputusan. Namun ternyata dugaanku salah. Penulis membagi menjadi 100 poin yang kemudian dijabarkan melalui kasus baik itu pengalaman pribadinya atau kisah lain. Barulah sekiranya 2 paragraf atas cerita pembuka tersebut, penulis menjelaskan apa yang salah dan membahas poin yang jadi judul setiap kasus.
Isi Buku
Secara keseluruhan, buku ini hampir mirip seri "Chicken Soup". Yakni dengan memberikan pengantar berupa cerita dan kemudian membahasnya melalui pendapat dari sudut pandang penulis. Sayangnya adalah, aku merasa alurnya membosankan. Mungkin karena aku kurang memahami arti dari beberapa kosa kata sehingga aku tidak dapat menangkap keseluruhan isi pesannya.
Dalam kata pengantar buku ini, penulis sudah memperingatkan bahwa dia tidak membahas "bagaimana caranya agar kamu tidak berpikir seperti orang bodoh". Dan memang benar, dia disini memaparkan 100 kesalahan yang sering dilakukan oleh manusia dalam berpikir dan membentuk pola pikirnya. Penulis menjelaskan mengapa manusia memiliki pola berpikir seperti itu dalam pandangan psikologis dan efeknya apabila manusia tetap berpikir seperti itu.
salah satu kutipan dalam buku // via |
Pada penutup setiap studi kasus/poinnya, penulis memberikan konklusi dalam satu paragraf beserta sarannya yang bisa kita lakukan. Tidak jarang, penulis juga menutupnya dengan kutipan sederhana yang membuat pembaca tersenyum simpul.
Saran Shiori-ko:
"The Art of Thinking Clearly" sebenarnya buku yang cukup menyenangkan untuk dibaca, minimal untuk mentertawakan diri sendiri akan bagaiman selama ini berpikir bahwa cara kita bertindak (mengambil keputusan) sudah benar adanya. Aku pribadi mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru. Akan tetapi aku hanya memberi 2 bintang lantaran cara penyampaiannya yang membosankan, kosa kata yang sulit aku mengerti, dan kadang tidak langsung pada intinya. Apabila kamu adalah tipikal pembaca yang tidak suka hal yang berbelit-belit, lebih baik pinjam saja :)
No comments:
Post a Comment