Monday, March 16, 2015

Flora & Ulysses: The Illustrated Adventures

Flora & Ulysses: The Illustrated Adventures
Penulis: Kate DiCamillo
Jumlah halaman: 240 halaman
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Candlewick Press
Format: paperback
Harga: Rp. 91.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:

It begins, as the best superhero stories do, with a tragic accident that has unexpected consequences. The squirrel never saw the vacuum cleaner coming, but self-described cynic Flora Belle Buckman, who has read every issue of the comic book Terrible Things Can Happen to You!, is the just the right person to step in and save him. What neither can predict is that Ulysses (the squirrel) has been born anew, with powers of strength, flight, and misspelled poetry—and that Flora will be changed too, as she discovers the possibility of hope and the promise of a capacious heart. From #1 New York Times best-selling author Kate DiCamillo comes a laugh-out-loud story filled with eccentric, endearing characters and featuring an exciting new format—a novel interspersed with comic-style graphic sequences and full-page illustrations, all rendered in black-and-white by up-and-coming artist K. G. Campbell. 


Resensi Shiori-ko:
Jadi ceritanya aku lagi suntuk karena skripsi dan kerjaan dan larilah ke Periplus. Lah kok menemukan buku ini tinggal sebiji dan cuman Rp. 91.000 (dari harga Rp. 129.000). Tanpa banyak berpikir, langsunglah aku samber dan ajak ke kasir untuk dibawa pulang.

Gaya Bahasa, Kosakata, dan Gaya Penyampaian
Buku ini ditujukan kepada pembaca usia anak-anak dan mungkin agak remaja (middle grade) . Tidak salah jika gaya bahasa dan penyampaiannya santai, malah lucu. Yang berbeda adalah kosakata. Akan banyak kosakata baru yang bagi kita aneh, sangat tidak familiar berseliweran dalam buku ini. Kata-kata tersebut tidak sulit kok, hanya saja karena kita belumm pernah bertemu sebelumnya di bacaan-bacaan mayoritas, jadi kita merasa bahwa kosakata itu merupakan suatu hal yang baru.

Permainan kata-katanya bagus. Mungkin tidak terlalu mengena bagi pembaca muda, tetapi bagi yang sudah dewasa, akan merasa bahwa rangkaian kata-katanya indah. Seperti: "We wondered always if we would see each other again. Each day was uncertain. So, to say goodbye to someone was uncertain too. Would you see them again? Who could say?" atau "Don't we all live in our heads? Where else we could possibly exist? Our brains are the universe."

Penceritaannya sangat menyenangkan. Disajikan tanpa perlu membuat pembaca berkerut dahi, dan menurutku buku ini bisa membuat aku terus penasaran dan melanjutkan membaca hingga akhir (meski ide dasarnya sebenarnya sederhana sekali: bermain-main dengan imaji anak usia 10 tahun). Kalaupun bacaan ini diberikan kepada anak-anak, tidak perlu banyak peringatan sebelumnya. Konten di dalamnya cukup aman. Tapi aku pribadi lebih memilih jika si anak didampingi.

Plot
Plotnya maju mundur. Ada bagian dimana si tokoh utama, Flora Belle, melakukan kilas balik menceritakan pengalaman masa lalunya. Yang pasti, antara plot maju dengan plot mundur tidak membingungkan. Yang dominan tetap saja plot maju karena menceritakan bagaimana nasib si tupai, Ulysses.

Tokoh dan Karakter
Diceritakan tokoh sentral (dan yang menjadi perbincangan) adalah Flora Belle, seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang suka sekali membaca komik pahlawan. Saking sukanya ia bahkan sering berkhayal mengenai adanya superhero seperti idolanya itu. Tiba-tiba saja ia melihat seekor tupai tersedot kedalam mesin penghisap debu (vacuum cleaner). Sontak ia pun langsung menolongnya dan berakhir menjadi sahabat karib.

sumber
Kedua tokoh utama tersebut berbagi petualangan. Dengan latar belakang Flora yang dipaparkan cukup jelas dan detil dalam buku, aku rasa ini bukanlah buku anak-anak biasa yang sekedar menghadirkan tokoh. Bahkan tokoh pendukung seperti William Spiver pun juga diberikan karakterisasi yang kuat.

Melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu, pembaca diajak menyelami pikiran Flora Belle dan Ulysses si tupai.

Ide Cerita dan Pesan
Sepintas idenya hanya berupa ketika Flora Belle melihat Ulysses akhirnya bisa hidup setelah tersedot alat penghisap debu maka tupai kecil itu sebenarnya adalah superhero. Namanya juga orang dewasa, tidak ada yang percaya kecuali seorang tetangga bernama William Spiver.

sumber
Iya, sederhana, tapi jangan ragukan pesan yang berada dibalik ceritanya. Misalnya adalah sebagai orang tua jangan sampai salah ucap kepada anak usia 10 tahun. Dalam buku ini digambarkan bagaimana hancurnya hati Flora ketika ibunya lebih menganggap sebuah lampu antik sebagai anaknya ketimbang Flora. Atau ketika ibunya membentak Flora dan mengatakan bahwa tanpa Flora hidupnya akan jauh lebih ringan. Perkataan yang dilandasi emosi seperti itu kepada anak usia 10 tahun membuat mereka jadi hilang kepercayaan dengan orang tuanya.

Itu salah satu contoh. Lain lagi adalah kedua tokoh anak-anak yang ada dalam cerita ini adalah korban perceraian orang tuanya sehingga mau tidak mau mereka hidup dalam suatu hal yang tidak harmonis (orang tua yang saling mencela). 

Apabila pembaca dewasa mau mencoba membaca lebih dalam, sebenarnya buku ini memberikan pesan yang cukup bagus. 

Saran Shiori-ko:
Karena aku membeli yang edisi ilustrasi, jadilah beberapa bab digambarkan dalam bentuk panel-panel komik, bukannya berupa tulisan. Aku lebih senang seperti itu, membuat jauh lebih menyenangkan. Saranku, sebagai pembaca dewsasa aku merekomendasikan untuk membaca buku ini.

No comments:

Post a Comment