Penulis: R.J. Palacio
Jumlah halaman: 315 halaman
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Corgi Children
Harga: Rp. 108.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 5/5
Sinopsis:
You can't blend in when you were born to stand out.
My name is August. I won't describe what I look like. Whatever you're thinking, it's probably worse.
August Pullman wants to be an ordinary ten-year-old. He does ordinary things. He eats ice cream. He plays on his Xbox. He feels ordinary - inside.
But Auggie is far from ordinary. Ordinary kids don't make other ordinary kids run away screaming in playgrounds. Ordinary kids don't get stared at wherever they go.
Born with a terrible facial abnormality, Auggie has been home-schooled by his parents his whole life, in an attempt to protect him from the cruelty of the outside world. Now, for the first time, he's being sent to a real school - and he's dreading it. All he wants is to be accepted - but can he convince his new classmates that he's just like them, underneath it all?
Narrated by Auggie and the people around him whose lives he touches forever, WONDER is a funny, frank, astonishingly moving debut to read in one sitting, pass on to others, and remember long after the final page.
Resensi Shiori-ko:
Sudah mendengar tentang bagusnya buku ini sejak lama, tapi baru seminggu lalu memutuskan membeli. Di Periplus buku ini "masih" cukup terjangkau di tengah badai naiknya kurs dollar AS terhadap rupiah. Tanpa banyak pertimbangan, langsung saja aku bawa ke kasir.
Gaya Bahasa, Kosakata, dan Penyampaian
Sungguh ringan. Sedari awal memulai buku ini, pembaca akan langsung masuk ke dalam bahasa yang sebagaimana murid kelas 5 SD. Tanpa sadar tiba-tiba pembaca sudah melalui banyak halaman dan tidak dapat berhenti. Memang, terkadang ada beberapa frasa yang sangat Amerika, tapi kurasa pembaca bisa dengan cepat memahaminya karena.
sumber |
Selain karena penggunaan gaya bahasa dan kosakata yang mudah dicerna, hal lain yang membuatku tidak bisa berhenti ialah karena suguhannya yang membuat kita terus penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya. Palacio menyampaikan setiap bab sebagian besar dengan cukup singkat. Mungkin itulah salah satu strategi agar pembaca merasa belum waktunya untuk "berhenti". Permainan diksinya sederhana namun indah dan sampai kepada benak pembaca. Karena kesederhanaan itulah, pembaca tidak merasa akan menemukan kesulitan ketika memutuskan untuk terus melaju. Eh, ternyata sudah sampai pada halaman ke-200. Menyenangkan bukan? :)
Plot
Pembaca sengaja diajak mengenal Auggie selaku tokoh utama ketika ia sudah kelas 5 SD dan kedua orang tuanya memutuskan untuk memasukkannya ke dalam sekolah reguler. Dari titik itulah, pembaca diajak melihat bagaimana keseharian Auggie dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Meski ada beberapa yang mundur, tapi itu semua disampaikan dalam kalimat-kalimat langsung.
Awalnya aku kira keseluruhan buku ini disampiakan dari sudut pandang Auggie. Barulah aku sadar bahwa buku ini tidak hanya melihat dunia yang ada di sekeliling Auggie dari diri Auggie saja. Hampir semua orang yang penting dan berinteraksi dengannya memiliki bagian sendiri-sendiri untuk bercerita. Jadi spekulasi tidak hanya datang dari Auggie, melainkan dari orang-orang di sekitarnya. Pembaca diajak menjadi orang di luar cerita yang serba tahu tetapi dengan kaca mata yang berbeda-beda. Aku tidak kecewa, malah aku senang karena dengan begitu pembawaan cerita tidak datang dari satu sisi saja.
Penokohan
Tentu, yang menjadi sentral utama dalam keseluruhan cerita adalah August Pullman. Semua pihak yang menjadi "mata" pembaca membeberkan bagaimana kehidupan Auggie. Dengan kata lain, latar belakang tokoh utama ini sangatlah kuat dan bisa dipertimbangkan oleh pembaca ketika Auggie merasakan atau melakukan hal-hal tertentu. Tetapi tentu saja, setiap tokoh yang diberi media untuk bercerita memiliki penilaiannya masing-masing akan Auggie, termasuk kakaknya, Olivia Pullman.
sumber |
Sama seperti Auggie, latar belakang Olivia, Summer, Jack, hingga Justin pun dibeberkan oleh tokoh lain melalui kaca matanya masing-masing. Disamping mereka semua seakan punya alasan yang kuat mengapa "melihat" Auggie seperti itu, mereka pun juga didukung oleh pendapat tokoh lain dalam melakukan suatu hal.
Semua tokoh dalam Wonder diceritakan dengan baik dan mendetil. Syukurlah, deskripsi mendetil yang dituliskan oleh Palacio bukanlah mendetil yang aku suka. Malah menurutku, detil itulah salah satu kekuatan buku ini.
Ide Cerita
Inilah yang menjadi daya tarik pertama mengapa aku memutuskan membaca buku ini. Tidak ada kisah cinta di dalamnya. Buku ini benar-benar mengajarkan orang lain bahwa rasa simpati bisa saja disalah artikan oleh orang yang ingin diberi simpati. Diceritakan bahwa Auggie memiliki wajah yang tidak sama dengan kebanyakan orang, sedari kecil sudah harus berkali-kali menjalani operasi yang mana tidak memperbaiki bentuk wajahnya. Ketika orang tuanya memutuskan untuk memasukkan Auggie ke sekolah reguler, disitulah hidup Auggie harus berubah.
Dari sisi orang tua Auggie, aku setuju. Apabila dia hanya "disimpan" dalam sebuah lingkungan yang direkayasa agar menyayangi dirinya, maka dia tidak akan menjadi kuat. Dia tidak akan memahami bahwa dunia di luar sana lebih kejam dari bullying yang ia terima di sekolah.
Untuk Auggie pun adalah sebuah langkah yang baik karena dia akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Mendapat teman, belajar di sekolah, hingga menerima banyak ejekan yang membuat ia merasa bahwa adalah keputusan yang sangat salah untuk mulai bersekolah. Namun hal itu seharusnya dirasakan oleh anak-anak seperti Auggie, bahwa kehidupan yang nyata tidak selamanya indah dan menyenangkan.
Sedangkan untuk teman-teman Auggie, termasuk kakaknya, mencerminkan bagaimana reaksi dan sikap manusia kebanyakan ketika bertemu Auggie (atau memiliki adik seperti Auggie). Tokoh-tokoh tersebut memang pada awalnya takut dan merasa jijik ketika harus berinteraksi dengan Auggie, namun di balik itu semua mereka lama kelamaan tidak merasa bahwa Auggie adalah sosok yang harus dihindari. Bentuk simpati yang digambarkan oleh masing-masing tokoh itu yang bisa diambil ke dalam kehidupan nyata kita.
sumber |
Karena aku kebetulan membeli edisi terbaru dengan tambahan cerita dari Julian, aku rasa aku jadi sedikit banyak berpikir bahwa belum tentu apa yang dirasa benar oleh orang tua adalah suatu langkah yang tepat untuk si anak. Terkadang, orang tua yang terlalu sibuk membuat mereka merasa bahwa si anak adalah sosok yang baik, padahal mereka bisa berbeda 180 derajat dari itu. Bagaimana tingkah yang snob dari orangtua malah bisa mencelakakan si anak.
Saran Shiori-ko:
Wonder adalah salah satu contoh bagaimana sebuah buku bisa mendidik pembacanya tanpa mereka merasa sedang diajari. Wonder benar-benar buku dimana pembaca akan merasa pada posisi yang berbeda, baik itu si Auggie atau tokoh itu sendiri. Aku benar-benar merekomendasikan buku ini bagi siapapun, tua-muda, semuanya. Tidak hanya pesannya yang indah, melainkan buku ini benar-benar mencerminkan bagaimana masyarakat memperlakukan orang yang berbeda.
No comments:
Post a Comment