Friday, August 7, 2015

Bridge to Terabithia

Jumlah halaman: 163 halaman
Tahun terbit: 2007
Penerbit: HarperEntertainment
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:

Now a major motion picture, discover the beloved Newbery Medal-winning story of Jess Aarons and Leslie Burke. Join Jess and Leslie as they form an unlikely friendship and create the imaginary land of Terabithia. There they rule as king and queen, until a terrible tragedy occurs that helps Jess understand just how much he has learned from Leslie.

Resensi Shiori-ko:
Well, buku bagus hasil pinjem koleksi adiknya mas Ivo. Judul ini memang diangkat menjadi film dengan Josh Hutcherson dan Anna Sophia Robb sebagai pemain utama. Meskipun aku menonton filmnya terlebih dahulu (dan sebenarnya aku sendiri lupa menonton filmnya tahun berapa) tetapi aku rasa tidak ada salahnya untuk membaca bukunya. Apalagi katanya, buku ini memperoleh penghargaan.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Buku ini kabarnya pertama kali diterbitkan sekitar tahun 70-80an yang mana aku sempat agak takut membacanya karena aku berasumsi, kosa kata pada tahun itu masih agak sulit untuk aku pahami. Namun ternyata tidak. Mungkin karena buku ini ditujukan kepada pembaca muda sehingga bahasanya cukup mudah. Aku juga kaget dengan kosa kata yang digunakan yang ternyata kalau diucapkan di masa kini menjadi suatu bentuk dari bahasa gaul, sehingga bagi pembaca akan lebih familier dengan dialog-dialog yang dilontarkan oleh para tokoh. 

Penyampaiannya sederhana, tidak menggunakan cara yang berbelit-belit dan cukup ringan. Mungkin karena itulah aku bisa menyelesaikan dalam waktu sehari saja (disamping jumlah halamannya yang relaitf sedikit sih...)

Plot
Diceritakan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu membuat pembaca bisa melihat apa yang terjadi di sekeliling para tokoh. Plotnya maju, dengan tokoh utama menceritakan beberapa hal yang ada kaitannya dengan masa lalunya. Yang aku suka dari buku ini adalah bagaimana buku yang begitu sederhana ini memiliki tatanan plot yang rapi dn runut, membuat nyaman pembacanya. Aku rasa, pembaca tidak akan dibuat kebigungan dengan kemanakan buku ini membawa imajinasi pembacanya. Semuanya terstruktur dengan baik. Karena plotnya maju tersebut, aku membayangkan kalau alur plotnya seperti grafik parabola, ketika ada di tengahlah lokasi klimaks dari buku ini yang kemudian membawa emosi pemaca menjadi lebih tenang.

Tokoh
Ada dua tokoh utama dalam buku ini, yang pertama bocah lelaki bernama Jess.

young Josh Hutcherson as Jess Aarons (sumber)

Pada awal dari buku ini, pembaca diajak untuk  mengetahui latar belakang dan bagaimana kehidupan dari Jess Aarons. Bahwa ia memiliki saudari-saudari yang ramai, bahwa ayahnya cukup keras terhadap keluarganya dan beberapa hal mengenai pribadi Jess. Si bocah ini bisa dikatakan merupakan karakter yang sedikit pendiam yang dipicu oleh bagaimana keadaan sosial keluarganya dan hal-hal yang terjadi selama sekolahnya (Jess sering ditertawakan karena hobinya itu). Ketika Leslie pindah ke lingkungannya, barulah ia merasa bahwa setidaknya ada seseorang yang mau berteman dengan dirinya.

Menemani Jess, ia bernama Leslie yang merupakan siswi pindahan dari sebuah kota besar ke kota kecil sehingga banyak anak di sekolah yang membicarakan gaya berpakaiannya. Leslie kerap kali dikira aneh karena hal tersebut, termasuk Jess. Tapi Leslie tidak peduli. Ia tinggal dekat dengan rumah Jess sehingga ia lebih sering bermain dengan Jess, maksudku dialah yang mulanya mengajak Jess untuk bermain bersama. Leslie tidak diceritakan secara rinci bagaimana kisahnya ataupun latar belakang keluarganya. Ia muncul dengan pikiran-pikiran tidak terduga akan suatu tempat bernama Terabithia, yang mana ternyata ia mendapatkan inspirasi berkat cerita Narnia. Kalau menurutku, Leslie mungkin bisa dikatakan sebagai sosok jiwa yang bebas, begitu bebas sehingga ia meraa tidak ada yang bisa menghalangi dunia khayalannya itu.

Ide Cerita
Seperti yang aku katakan, aku sendiri baru membaca bukunya setelah bertahun-tahun yang lalu menonton filmnya, ketika dua pemeran tokoh utama masih imut (dan tentu saja aku lebih imut dari mereka). Aku agak lupa beberapa bagian, kecuali bagian dimana konflik yang menyayat hati ini hadir.

Jangan harap cerita ini akan kompleks dalam tingkatan pembaca dewasa. Konfliknya sederhana tetapi akan membekas di hati pembaca (tidak terkecuali mereka orang dewasa). Mungkin sebagian besar dari pembaca pernah merasakan seperti Jess dan Leslie, ketika orang-orang sekitar tidak menganggap kehadrian kita (atau mereka), ujungnya ialah kita berkhayal akan suatu latar tempat maupun waktu dimana kitalah raja dan ratunya, kitalah yang membuat peraturan-peraturan hingga kita lah yang mengalahkan para musuh yang mengancam kemakmuran neger khayalan kita itu tadi.

Sebuah cerita pendek dengan makna dan kenangan. Bahwa menjadi senang (pada kala itu) bisa bsermula dari suatu hal yang bermain-main di pikiran kita. Bahwa yang namanya imajinasi adlaah suatu kekuatan yang cukup besar untuk membuat suatu perubahan dalam diri kita (bagi Jess dan Leslie, ketika mereka terbebas dari para siswa yang suka menindas). Jadi, jangan heran ketika aku memberikan 4 bintang untuk buku ini. Makna yang diciptakan oleh buku ini lebih dari sekedar bacaan ringan untuk anak-anak.

Saran Shiori-ko:
Kalau menemukan buku ini, segera beli dan baca. Aku merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh semua orang karena makna yang begitu dalam dan sebuah pesan akan "melepaskan suatu hal" yang bisa dipelajari oleh pembaca. Aku masih kaget ketika konflik puncak dari buku ini akhirnya kubaca (sempat berhenti dan bergumam sih...). Benar kata orang, buku anak-anak malah merupakan buku yang sederhana namun menyisakan kesan yang rumit bagi orang dewasa.

No comments:

Post a Comment