Tuesday, August 4, 2015

My True Love Gave To Me

Jumlah halaman: 355 halaman
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Macmillan Children's Books
Format: hardcover
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:

On the first day of Christmas, my true love gave to me ...This beautiful collection features twelve gorgeously romantic stories set during the festive period, by some of the most talented and exciting YA authors writing today. The stories are filled with the magic of first love and the magic of the holidays.

Resensi Shiroiko:
Namanya juga book hoarder sekalinya ada yang murah langsung aja disambet. Buku yang harga barunya bisa hampir 300 ribu berhasil aku dapatkan cuma 135 ribu, sudah termasuk ongkos kirim dari Jakarta ke Surabaya. Rezeki memang tidak lari kemana kan ya? 

Sudah tahu buku ini sejak ramai diperbincangkan di kalangan Booklr. Apalagi dengan desain kaver versi yang satunya itu, aku jadi terpikat ingin beli. Sayangnya begitu masuk ke Indonesia, harganya cukup mahal dan tidak tersedia edisi paperback. Dengan deretan nama penyusunnya yang sudah cukup kondang, rasanya buku ini layak baca.

kaver edisi Amerika yang cantik & menarik hati!

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Buku ini merupakan kumpulan cerita pendek ydari 12 penulis terkenal dari genre YA. Secara keseluruhan aku tidak memberikan penilaian yang terlalu mendetil pada masing-masing judul, karena jujur saja, aku hanya menikmati sebagian saja. Namun, karena semua penulsinya berlatar belakang YA, aku rasa tidak ada masalah dengan bagaimana mereka menyampaikan cerita dan menuturkan kisahnya. Untungnya saja, setiap penulis membawa karakter atau auranya masing-masing sehingga rasanya pembaca tidak akan bingung siapa menulis cerita yang mana. Kalau mau dibilang, buku ini ringan.

Plot
Entah ini kebetulan atau memang dibuat seirama, plot dalam buku berisi kumpulan cerita ini bergerak maju. Yang membedakan hanyalah dari sudut pandang yang digunakan dalam masing-masing cerita. Sudut pandang orang pertama lah yang paling mendominasi sebagai cara bercerita (dan sayangnya, aku malah sulit mengikuti cerita yang bersudut pandang itu ketimbang dari sudut pandang orang ketiga serba tahu). 

Penokohan
Kalau poin ini aku rasa ada hubungannya dengan karakter masing-masing penulis. Seperti misalnya David Levithan dengan ceritanya yang mengandung tokoh LGBT, ataupun Rainbow Rowell yang bagiku auranya hampir mirip Fangirl atau Eleanor and Park. Mungkin dari sisi tokoh itu juga yang membuat mereka memiliki ciri khas sehingga dapat dikenali dengan mudah oleh para pembacanya. Tapi semuanya yang pasti adalah mereka yang masuk ke dalam usia YA, jadi tenang saja, tidak ada tokoh yang kelewat tua atau kelewat muda sebagai pusat cerita.

tokoh dari 12 cerita yang ada dalam buku

Ide Cerita
Pada kaver belakang buku ini tertulis "Long, cold nights are falling in love..." dimana juga ditegaskan dalam kaver depannya bahwa buku ini merupakan cerita dengan latar waktu ketika musim dingin. Hampir semuanya menggunakan tema natal, dan sisanya menggunakan tema tahun baru. Yang unik dari cerita ini adalah bahwa tidak semua tokoh merupakan mereka yang merayakan natal. Ada beberapa cerita menggunakan keluarga Yahudi sebagai tokohnya dan menjelaskan bagaimana umat Yahudi menyambut natal. Lumayan informatif bagiku, dimana selama ini tinggal di negara yang tidak bersalju, tidak ada libur panjang menjelang natal dan tahun baru. 

Boleh juga bagiku untuk secara keseluruhan bagaimana desain kavernya yang menarik, nama-nama pengarang yang sudah tidak asing lagi bagi kita (terutama mereka yang selama ini membaca genre YA) sebagai materi yang berhasil menarik minat calon pembaca (termasuk aku). Namun yang disayangkan adalah kurangnya feeljatuh cinta di musim dingin itu pada beberapa cerita. Aku memang merasakan kalau buku ini manis, tapi tidak cukup manis agar bisa membekas di benak pembacanya. Aku pribadi paling suka dengan cerita yang ditulis oleh Rainbow Rowell. Dan sisanya, ada yang aku rasa ditutup dengan kurang baik sehingga terasa biasa saja. Well, itu kembali pada selera masing-masing sih.

Saran Shiori-ko:
Lalu, mengapa aku hanya memberi bintang tiga saja? Aku menyayangkan cerita di dalamnya yang tidak seindah fisik bukunya. Bagiku buku ini hanya bisa dikatakan sebagai buku yang sambil lalu saja, tidak terlalu aku rekomendasikan untuk dikoleksi.

No comments:

Post a Comment