Friday, December 25, 2015

Landline

Landline
Penulis: Rainbow Rowell
Jumlah halaman: 310 halaman
Tahun terbit: 2014
Penerbit: St. Martin's Press
Format: paperback
Harga: Rp 110.000 di Periplus (diskon akhir tahun)
Rating Shiori-ko: 3.5/5
Sinopsis:

Georgie McCool knows her marriage is in trouble. That it’s been in trouble for a long time. She still loves her husband, Neal, and Neal still loves her, deeply — but that almost seems beside the point now.

Maybe that was always beside the point.

Two days before they’re supposed to visit Neal’s family in Omaha for Christmas, Georgie tells Neal that she can’t go. She’s a TV writer, and something’s come up on her show; she has to stay in Los Angeles. She knows that Neal will be upset with her — Neal is always a little upset with Georgie — but she doesn’t expect to him to pack up the kids and go home without her.

When her husband and the kids leave for the airport, Georgie wonders if she’s finally done it. If she’s ruined everything.

That night, Georgie discovers a way to communicate with Neal in the past. It’s not time travel, not exactly, but she feels like she’s been given an opportunity to fix her marriage before it starts . . .

Is that what she’s supposed to do?

Or would Georgie and Neal be better off if their marriage never happened?


Resensi Shiori-ko:
Sudah mengincar buku ini sejak lama tapi harganya tidak kunjung ramah di kantong. Tapi, yang namanya rezeki memang tidak pernah salah alamat. Ketika Periplus sedang mendiskon banyak buku, ternyata buku ini masuk ke dalam kategori diskon 50%. Yah, meskipun pelayanannya kurang memuaskan plus buku yang aku terima tidak dalam kondisi bagus (jilidannya rapuh sekali), aku berusaha untuk ikhlas menerimanya.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Meskipun yang dijadikan ide cerita dalam buku ini ditujukan kepada pembaca dewasa, aku tidak menemukan kata-kata yang menuju pada suatu hal yang vulgar. Rowell masih sangat khas pembawaannya, atau munkin auranya. Bagi yang sudah pernah membaca buku-buku Rowell yang sebelumnya, aku rasa langsung dapat menenukan jiwa Rowell dalam tulisannya. Terlepas dari Rowell yang selalu menggunakan kota tempat tinggalnya, Omaha, sebagai latar tempat semua ceritanya.

Kembali lagi, meskipun ini adalah novel dewasa, gaya bahasa dan bahasa penyampaiannya tidak begitu rumit. Malah aku rasa, buku ini seperti buku young adult yang memiliki konten konflik yang tidak sederhana. Tapi secara keseluruhan, Landline merupakan buku yang sangat mudah diikuti (ya kalau tidak mudah, aku juga tidak akan dapat menyelesaikannya dalam waktu semalam saja). 

Plot
Plot adalah hal yang seringkali dipermainkan oleh penulis agar pembaca bisa melihat bagaimana keadaan dibalik dan sesudah kejadian yang menimpa tokoh utama. Permainan plot Rowell cukup menarik namun sayangnya baru aku sadari setelah beberapa bab. Hal itu disebabkan oleh tidak ada keterangan waktu apakah kejadian tersebut sedang berlangsung atau sudah merupakan kenangan dari si tokoh utama. Malah awalnya aku berpikir kalau Rowell memiliki 2 nama tokoh yang sama.

sumber
Penceritaan diambil dari sudut pandang orang ketiga serba tahu sehingga pembaca tidak hanya mengambil persepsi dari si tokoh utama, melainkan dari orang lain juga. Meskipun begitu, sebagian besar narasinya menceritakan apa yang dihadapi oleh tokoh utama dan sedikit sekali yang mendeskripsikan keadaan lawan bicaranya.

Penempatan konfliknya sangat halus. Rowell dalam buku ini tidak terkesan buru-buru. Perlahan dan pembaca dibiarkan untuk menikmati setiap kalimatnya sekaligus menjadi kesal dengan tokoh yang ada. Aku tidak menduga bahwa permainan plot juga masih berlangsung, bahkan ketika buku sudah selesai. Rowell meninggalkan epilog yang tidak disangka-sangka oleh pembaca.

Tokoh
Tokoh utama dari kisah Landline bagiku hanya satu orang saja sebab, sebagian besar cerita di buku ini memang seputar kehidupannya. Wanita itu bernama Georgie McCool yang bekerja di salah satu stasiun televisi. Jelas, Georgie adalah orang yang sibuk. Ia adalah wanita karir dengan seorang suami yang memilih untuk menjadi bapak rumah tangga sambil mengurus kedua putrinya. Georgie terlalu sibuk dengan pekerjaannya tetapi ia tidak pernah lupa akan keluarganya. Georgie sangat sayang dengan putri-putrinya tetapi semua itu tidak dapat ia nikmati secara langsung. 

Georgie memiliki rekan kerja yang bernama Seth, ,seorang pria yang digambarkan sangat tampan dan pandai memikat wanita. Seth mengaku bahwa dialah sahabat Georgie dan ia bisa menceritakan segalanya pada Seth. Georgie menolak. Sebab, permasalahannya dengan suaminya bukanlah hal yang bisa Georgie diceritakan sembarangan. 

Georgie adalah sosok yang tangguh, yang kadang kebingungan dengan apa yang seharusnya ia lakukan untuk membuat pernikahannya baik-baik saja. Tapi Georgie bukanlah wanita yang mudah menyerah dengan keadaan.

Ide Cerita
Masalah pernikahan bisa jadi merupakan topik yang sangat sering dijadikan ide cerita. Aku sendiri tidak tahu bagaimana keadaan ketika sudah memiliki pasangan hidup (ya karena aku belum menikah sih...) sehingga aku tidak tahu apakah ide ceritanya cukup menarik atau tidak. Seorang wanita karir yang memilih pekerjaan ketimbang keluarganya, bahkan untuk menghabiskan natal sekalipun, Georgie memilih pekerjaannya. Tidak heran jika Neal, suaminya merasa kesal. Tapi itu hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan masalah selama 14 tahun mereka menikah.

sumber


Yang membuatku terus membaca buku ini adalah karena bahasanya yang enak untuk dipahami. Cara penyampaian Rowell yang lembut dan mengalir begitu saja seperti 3 novel Rowell yang lainnya yang sudah pernah aku baca sebelumnya. Pembaca memang dibuat penasaran dengan permasalahan yang sesungguhnya dan bagaimana Georgie berusaha kembali mesra dengan suaminya.

Akan tetapi terlepas dari itu, aku merasa ada beberapa bagian yang sebenarnya tidak begitu penting untuk diceritakan. Aku malah merasa bagian itu hanya diada-adakan saja supaya buku terlihat tebal. Padahal kalau bagian tersebut dihapus, aku rasa tidak akan mempengaruhi bagaimana jalannya cerita. 

Saran Shiori-ko:
Kalau ada buku yang versi mass market paperback, kamu boleh-boleh saja membacanya. Sebab, aku tidak merasa ada suatu hal yang istimewa dalam buku ini. Sedangkan kalau kamu membeli yang versi paperback ataupun hard cover, aku rasa kamu sama dengan membuang duitmu. 

No comments:

Post a Comment