Penulis: Cordelia Fine
Jumlah halaman: 347 halaman
Penerbit: Icon Books
Rating Shiori-ko: 5/5
Sinopsis:
It’s the twenty-first century, and although we tried to rear unisex children--boys who play with dolls and girls who like trucks--we failed. Even though the glass ceiling is cracked, most women stay comfortably beneath it, and everywhere we hear about vitally important “hardwired” differences between male and female brains. The neuroscience we read about in magazines, newspaper articles, books, and sometimes even scientific journals increasingly tells a tale of two brains, and the result is more often than not a validation of the status quo. Women, it seems, are just too intuitive for math, men too focused for housework.
Drawing on the latest research in neuroscience and psychology, Cordelia Fine debunks the myth of hardwired differences between men’s and women’s brains, unraveling the evidence behind such claims as men’s brains aren’t wired for empathy, and women’s brains aren’t made to fix cars. She then goes one step further, offering a very different explanation of the dissimilarities between men’s and women’s behavior. Instead of a “male brain” and a “female brain,” Fine gives us a glimpse of plastic, mutable minds that are continuously influenced by cultural assumptions about gender.
Delusions of Gender provides us with a much-needed corrective to the belief that men’s and women’s brains are intrinsically different--a belief that, as Fine shows with insight and humor--all too often works to the detriment of ourselves and our society.
Resensi Shiori-ko:
Kadang kala di saat sedang butuh asupan ide, aku bermain-main ke situs kreatif seperti Tumblr dan Pinterest. Salah satu board yang aku ikuti di dalamnya adalah mengenai konsep feminisme dan gender equality. Ternyata salah satu pin yang ada disana memberikan sedikit impresi tentang buku ini. Ternyata tidak salah. Aku bahkan memberikan 5 dari 5 bintang yang ada.
Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Tulisan Cordelia Fine tidak bisa disamakan dengan penulis non-fiksi yang lain. Tetapi kalau secara pengukuran, aku ingin mengatakan bahwa buku ini tidak memiliki penggunaan bahasa maupun kosa kata yang sesulit tulisan Naomi Klein dalam This Changes Everything. Cordelia Fine memang tidak menggunakan ungkapan-ungkapan ilmiah yang membuat pembaca mumet karena ia ingin memberikan wawasan yang baru mengenai apa itu gender dan bagaimana bisa otak kita melakukan pembedaan terhadap hal itu.
Walaupun begitu, tidak bisa diabaikan begitu saja, menyampaikan hal-hal terkait penjelasan mengenai gender butuh istilah-istilah yang ilmiah baik itu dalam istilah psikologi maupun biologi. Awalnya, pembaca mungkin akan sedikit meraba tentang apa yang tengah dijabarkan oleh Cordelia Fine, tetapi apabila kemudian pembaca memahami secara perlahan, maka selanjutnya bisa dapat mengikuti dengan mudah.
Untuk penyampaian, sayang sekali, buku ini menggunakan cara penyempaian yang seperti buku diktat kuliah. Terkesan ada aura serius ketika membaca buku ini. Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian namun tetap saja, tidak untuk dikonsumsi secara santai. Bagi mereka yang tidak begitu tertarik, maka akan mudah bosan begitu mendapati buku ini dijelaskan secara ilmiah. Namun, bagi yang memang ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, ia tidak akan mudah menyerah. Malah akan senang karena penyampaiannya begitu jelas.
Isi Buku
Seperti apa yang tertulis di sinopsis, buku ini menjelaskan mengenai bagaimana bisa kita terbagi menjadi gender. Buku ini dibuka dengan pendahuluan yang cukup membuat kita menjadi tertarik untuk melanjutkan hingga bab 1.
Dibagi menjadi beberapa bagian yang memisahkan fokus penjelasan, buku ini cukup jelas dan secara bersamaan membuat pembaca menjadi terpikirkan hal-hal yang ternyata menjadi suatu isu yang tidak biasa. Diawali dengan penjelasan secar psikologi akan label gender yang selama ini ada di masyarkat. Misalnya saja dengan memberikan informasi kepada bayi atau anak kalau ia adalah seorang laki-laki/perempuan. Ternyata hal tersebut akan membawa suatu "modul berdasarkan label gender" kepada si anak yang kemudian menjadi suatu determinasi untuk seseorang tumbuh dan berkembang. Bahkan hingga menentukan masa depannya. Hal itu juga tidak terlepas dari bagaimana nantinya masyarakat akan memperlakukan si anak berdasarkan label gender yang sudah diinformasikan kepadanya sejak kecil.
Pertanyaan dalam bidang psikologi mengenai internalisasi label gender saja sudah membuat kita menjadi terpikirkan hal-hal yang selama ini luput dan kita pun bisa melihat ternyata budaya memberikan perlakukan berdasarkan label gender nyatanya bisa positif dan negatif. Di bagian kedua, Cordelia Fine mencoba memberikan penjelasan secara biologis tentang bagaimana bisa seseorang diberi label bahwa ia perempuan/laki-laki. Setelah membaca secara psikologi kemudian membaca penjalasan ilmiah dari sisi biologi, tampaknya pembaca akan kembali tercengang. Meskipun memang bisa membuat seseorang memiliki paham mengenai gender neutral, ternyata ada hal-hal secara biologis yang tidak bisa dihilangkan begitu saja: hormon. Keberadaan hormon inilah yang kemudian juga berpengaruh terhadap pola pikir otak manusia akan status mereka berdasarkan label gender yang mereka dapatkan.
Tidak berhenti disitu saja, Cordelia Fine membawakan banyak sekali hasil penelitian dan studi kasus mengenai isu-isu gender yang membuat manusia mendeterminasi suatu hal. Pada bagian ketiga, Cordelia Fine mengajak pembaca untuk sama-sama berpikir apakah mungkin mengajarkan konsep gender neutral (semua gender itu sama) kepada anak-anak sehingga mereka pun akan lebih terbebas untuk melakukan sesuatu dan menentukan kehidupan mereka. Gabungan antara penjelasan psikologi dan biologi untuk kemudian ke dalam tahapan edukasi cukup thought provoking dan disitulah letak serunya membaca buku ini.
Saran Shiori-ko:
A thought provoking book about gender yang tidak bisa kamu lewatkan begitu saja, terutama bagi mereka yang memang tertarik dengan isu-isu gender. Sangat aku rekomendasikan!
No comments:
Post a Comment