Saturday, April 1, 2017

30 Paspor The Peacekeepers' Journey Review + Giveaway Winner

30 Paspor The Peacekeepers' Journey
Penulis: J.S. Khairen
Jumlah halaman: 355 halaman
Tahun terbit: 2017
Penerbit: Noura Books
Format: paperback
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:

Setelah sukses dengan edisi 1 dan 2 dari '30 Paspor di Kelas Sang Profesor,' J.S. Khairen yang merupakan asisten dari Prof. Rhenald Kasali kembali menuliskan kumpulan cerita, sekaligus karya ke enamya. Kali ini dengan tema The Peacekeepers' Journey. Inspirasi cerita dan pesan yang tertuang, mempunyai kesan penting tersendiri dibanding dua edisi sebelumnya.

Di kelas 30 Paspor kali ini, mahasiswa Pak Rhenald ditugaskan tak hanya pergi ke luar negeri, tetapi juga menjadi relawan, terlibat dalam kegiatan sosial, atau membantu siapa pun yang membutuhkan. Tujuannya, merajut perdamaian!

Berbagai petualangan seru pun terjadi. Dikejar-kejar orang asing, kehilangan koper, bahkan salah seorang mahasiswa hampir dirampok. Berbekal teri kacang sebagai alat diplomasi, hingga tak sengaja ditemani artis terkenal di sebuah negara, semua mewarnai suka duka peralanan mereka.

Tugas yang awalnya ditentang banyak orang terbukti jadi ajang "latihan terbang". Kesasar di negeri orang telah menumbuhkan mental self driving-pribadi yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab dalam menentukan arah hidup sendiri.

Resensi Shiori-ko:
Kesuksesan program "kesasar" yang pertama kali diinisiasi oleh Prof. Rhenald Kasali melalui kelas Pemasaran Internasionalnya sebelumnya dibukukan ke dalam 2 volume 30 Paspor di Kelas Sang Profesor. Butuh waktu sekiranya tiga tahun untuk mengumpulkan kembali cerita-cerita menarik dari para mahasiswa tersebut sampai akhirnya diterbitkanlah buku 30 Paspor The Peacekeepers' Journey. Dirilis pada 23 Maret 2017, kisah dalam buku ini lebih spesifik.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Masih sama dengan buku yang sebelumnya, gaya bahasanya sangat ringan. Mudah diikuti. Bahkan kalau sudah terbiasa membaca buku, aku yakin tidak akan butuh waktu lama untuk menghabiskannya. 

Plot
Ini yang cukup unik. Buku ini berkisah perjalanan 30 mahasiswa dalam kelas Pemasaran Internasional. Permainan plot pun terdapat pada beberapa cerita. Seperti misalnya ada yang menceritakan menariknya perjalanannya dari sebuah percakapan dengan penumpang pesawat. Ada pula yang menggunakan plot mundur (flash back). Dan tentu saja, ada yang menggunakan plot maju. 

Jangan tanyakan mengenai sudut pandang. Yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama semua. Dan itulah yang membuat masing-masing cerita bersifat personal. Bahkan bisa membuat pembaca merasa tersentuh dengan susunan kalimatnya.

Isi Buku
Seperti yang sudah disebutkan di atas, buku ini memiliki 30 cerita dari negara yang berbeda, dengan pengalaman pahit dan manis yang...ya beberapa ada yang serupa, tapi semuanya punya satu kesamaan: menceritakaan bagaimana indahnya menjadi manusia tanpa garis batas (mengutip istilahnya mas Agustinus Wibowo). Ada beberapa cerita yang bisa membuatku terharu. Dan di satu sisi, ingin aku segera merasakan momen "kesasar" dan bertemu orang lain. Melebarkan sayap pertemanan.

Ada kisah yang memperlihatkan bagaimana usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Ada pula yang menegaskan bagaimana sebuah musibah yang menimpa kita sebenarnya adalah sebuah pelajaran yang bersifat personal, sebab hanya kita yang mengerti apa pengaruhnya untuk hidup kita ke depan. 

Tulisan dalam 30 Paspor The Peacekeepers' Journey enak dibaca karena rapi plus berurutan. Kalaupun ingin dibaca secara acak pun, sebenarnya juga tidak ada masalah.  

Saran Shiori-ko:
Untuk kamu yang sedang mempertanyakan eksistensi dirimu, merupakan pilihan yang bagus kalau kamu membaca 30 Paspor The Peacekeepers' Journey. Setidaknya akan timbul dalam diri keinginan supaya lebih berani untuk pergi seorang diri ke negeri orang.


Well, tidak afdol rasanya kalau giveaway hanya sekedar giveaway tanpa ada pertanyaan dan jawaban menarik dari para pembaca yang sudah antusias. Giveaway ini berhadiah 1 eksemplar buku 30 Paspor The Peacekeepers' Journey untuk 1 orang pemenang lo!

Supaya lebih tergoda lagi, tengok sekalian book trailer-nya :3



Namun sebelum aku beri apa yang harus kalian jawab, mari simak persyaratannya berikut ini;
  1.  Follow blog ini (wajib)
  2. Follow penulis blog ini di Twitter: @hzboy (opsional)
  3. Follow penulis buku ini di Twitter: @JS_Khairen (opsional)
  4. Follow penerbit buku ini di Twitter: @NouraPublishing (opsional)
  5. Follow Rumah Perubahan di Twitter: @rumah_perubahan (opsional)
  6. Menyebarkan informasi blog tour di kanal media sosial kalian (wajib)
  7. Berdomisili di Indonesia
  8. Menjawab pertanyaan pada kolom komentar dengan format: Nama, akun Twitter, Domisili, dan Jawaban

dan pertanyaannya adalah:

Berikan satu nama tempat dalam dunia fiksi yang ingin kalian kunjungi dan bagaimana cara kalian menjadi peacekeeper untuk tempat tersebut. 

Contoh jawaban:

Hestia (@hzboy) - Bekasi
Aku ingin ke Narnia (dari serial The Chronicles of Narnia karya C.S Lewis) dan ingin membawa Narnia menjadi lebih damai pasca kematian Aslan dengan cara menjadi penghubung antarmakhluk di Narnia.

Jawaban paling lambat diterima tgl 5 April 2017 pukul 23:59 WIB.  Dan pengumumannya akan disampaikan melalui blog ini serta Twitter @hzboy pada tanggal 6 April 2017. Selamat berimajinasi!

***

Terima kasih atas semua entri yang masuk dalam giveaway 30 Paspor The Peacekeepes' Journey. Jawabannya menarik semua nih. Aku sempat bingung untuk memilih siapa yang berhak untuk menang. Namun, setelah membaca berkali-kali semua jawaban yang masuk, akhirnya aku mampu memutuskan satu nama pemenang:

AYU VERONIKA (@ayu_vero29)

Selamat! Untuk yang belum beruntung, masih ada 3 blog lagi yang bisa kalian tuju!

13 comments:

  1. @sitasiska95
    Saya ingin ke Dunia Sihir dalam serial Harry Pottter karya J.K Rowling dan mensosialisasikan bahwa tidak ada salahnya mereka berkawan baik dengan Dunia Muggle karena orang-orang memang dilahirkan dengan banyak perbedaan. Entah itu dari segi fisik maupun kemuliaan keturunan

    ReplyDelete
  2. Naufal Muttaqien - (@NaufalRM)
    Tangerang

    Aku ingin sekali ke tempat yang dinamakan "Di Sini" seperti dalam novel A PLACED CALLED HERE-nya Cecelia Ahern. Tempat itu tidak jelas ada di dunia ini atau dimensi lain. Tapi, tempat surealis itu menjadi tempat tinggal benda dan orang yang hilang di dunia ini. Misal, pasangan kaos kaki kamu hilang setelah dicuci, bisa dipastikan benda itu ada Di Sini. Begitupun orang yang hilang dan tidak pernah jelas rimbanya masih hidup atau sudah mati, well, dia pasti ada Di Sini. Orang-orang Di Sini punya pilihan untuk kembali ke di dunia ini atau tetap tinggal di tempat magis itu. Tapi mereka lebih sering memilih tinggal. Aku ingin sekali menjadi relawan di sana. Aku ingin sekali mengembalikan barang yang hilang Di Sini dan mengembalikannya kepada orang-orang yang memilikinya di dunia ini. Juga, sekadar mengabarkan kepada warga Di Sini bahwa keluarga mereka di dunia ini baik-baik saja dan tetap menyayangi mereka.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Nabila Ghasyany Mohede (@nabilamohede) - Surabaya

    Kalau aku diberi kesempatan untuk ada di sebuah tempat fiksi, aku ingin berada di tempat kelanjutan novel Insurgent (karya Veronica Roth) dimana kekuasaan Jeanine telah berakhir setelah ditembak oleh Evelyn-pimpinan Factionless. Mengapa? Karena sebelum Jeanine ditembak mati oleh Evelyn, lebih jauh lagi sebelum kotak pesan dari leluhur terbuka, keadaan di Insurgent sendiri sangat mengenaskan. Pemberontakan orang-orang Jeanine yang menyebabkan salah satunya perkampungan faction Amity rusak total. Selain itu, sebelum akhir cerita juga digambarkan banyak orang yang merebutkan kekuasaan.
    Aku ingin menjadi bagian dari mereka yang disana berjuang membenahkan daerah mereka pasca kekuasaan Jeanine telah berakhir dan lebih jauh lagi membantu menghubungkan mereka dengan leluhur yang ada di luar dinding tersebut. Karena dengan membangun hubungan yang baik dengan leluhur, masyarakat yang ada di dalam dinding Insurgent besar kemungkinannya untuk memperbaiki pemerintahan mereka yang sedikit goncang serta bersatu dengan pihak di luar dinding. Dengan itu pula mereka akan melihat betapa indahnya tempat yang ada di luar dinding tersebut dan mereka dapat secara bersama-sama menikmatinya.

    ReplyDelete
  5. Didi Syaputra (@DiddySyaputra) - Tembilahan, Riau

    Aku ingin ke Reign of Avalon (Sekolah Sihir di serial Wonderworks Prodigy karya Ginger Elyse Shelley)untuk memandu pelajaran sihir di sana, sekaligus menata ulang tata kelola sekolah itu agar lebih terkendali dan damai, dengan memperketat seleksi dalam siklus penerimaan murid baru, serta memasang deteksi kegelapan yang tujuannya agar penyusup yang hendak mengacaukan sekolah dapat dibekuk sesegera mungkin.

    ReplyDelete
  6. Didi Syaputra (@DiddySyaputra) - Tembilahan, Riau

    Aku ingin ke Reign of Avalon (Sekolah Sihir di serial Wonderworks Prodigy karya Ginger Elyse Shelley)untuk memandu pelajaran sihir di sana, sekaligus menata ulang tata kelola sekolah itu agar lebih terkendali dan damai, dengan memperketat seleksi dalam siklus penerimaan murid baru, serta memasang deteksi kegelapan yang tujuannya agar penyusup yang hendak mengacaukan sekolah dapat dibekuk sesegera mungkin.

    ReplyDelete
  7. Didi Syaputra (@DiddySyaputra) - Tembilahan, Riau

    Aku ingin ke Reign of Avalon (Sekolah Sihir di serial Wonderworks Prodigy karya Ginger Elyse Shelley)untuk memandu pelajaran sihir di sana, sekaligus menata ulang tata kelola sekolah itu agar lebih terkendali dan damai, dengan memperketat seleksi dalam siklus penerimaan murid baru, serta memasang deteksi kegelapan yang tujuannya agar penyusup yang hendak mengacaukan sekolah dapat dibekuk sesegera mungkin.

    ReplyDelete
  8. Veronika Septi Rahayu (@ayu_vero29) - Yogyakarta

    Satu nama tempat yang ingin aku kunjungi di dunia fiksi yaitu Akademi st. Vladimir seperti yang diceritakan pada novel Vampire Academy (series) karya Richelle Mead.

    Akademi st.Vladimir adalah sekolah swasta bagi para moroi dan dhampir. Moroi adalah ras vampir yang masih hidup, bisa mati dan bisa memakai sihir. Sendangkan dhampir sendiri adalah ras setengah manusia setengah vampir.


    Yang ingin aku lakukan bila ada disana sih mau nya jadi dhampir yang bertugas sebagai pengawal dalam melindungi moroi karena di luar akademi banyak sekali berkeliaran "Strigoi" (kaum-kaum vampir yang termasuk mayat hidup). Strigoi ini kaum vampir jahat dan berbahaya yang mampu hidup abadi dan bertambah kuat jika meminum darah moroi.

    Maka aku ingin sekali menjadi dhampir untuk mengawal dan menyelamatkan tokoh Lissa salah satu murid st.Vladimir karena ia merupakan bangsawan moroi dan merupakan satu-satunya kaum terakhir dari klan Dragomir yang bisa saja sewaktu-waktu dihisap darahnya oleh kaum strigoi jahat yang berkeliaran di luar akademi.

    Selain itu aku juga akan membantu membasmi para strigoi dan membentengi akademi dengan sihir yang kuat agar strigoi tidak bisa masuk ke lingkungan akademi.

    ReplyDelete
  9. Prihanto Dwi Wahyu (@dwi_prihanto) - Surabaya

    Aku ingin menuju konohagakure kemudian menguasai teknik tertinggi klan uchiha lalu menghabisi para pemimpin klan ninja supaya menjadi super villain terkuat. Dunia ninja tidak tenang karena memiliki musuh bersama (yaitu aku) sehingga tidak akan ada lagi peperangan antar klan ninja. Dunia ninja damai selama aku masih hidup, tak lupa aku memiliki mata dan telinga dimana mana untuk mengawasi mereka. dan ketika waktuku hampir habis, aku akan mencari penerusku baik dari pengkaderan maupun kutukan. :)

    ReplyDelete
  10. Nama: Rizki Fitriani
    twitter: @Kikii_Rye
    domisili: Sidoarjo

    Yang terlintas dikepalaku ketika membahas dunia fiksi itu adalah Neverland, tempat peterpan berada. bermain sesuka hati dan terus bermimpi.
    kemudian jika dunia fiksi yang pengin banget aku kunjungi itu kerajaan sihir Terabithia.
    ingin menjadi salah satu penghuni di dunia imajinasi tsb. menemani Jess dan Maybelle menjaga kerajaan tsb dari serangan Dark Master, adalah salah satu caraku utk menjadi peacekeeper di kerajaan tsb.
    melindungi para Terabithian dan rumah pohon dari serangan raksasa troll, burung-burung ganas, serangga petarung dan tupai-tupai penyerang serta Dark Master yg menakutkan.

    karena Terabithia merupakan sebuah dunia penyangga yang membuat seseorang spt Jess dan Leslie tidak “hancur” bila salah satu dunianya(dunia nyata dan dunia khayal) berantakan.
    aku akan berjuang di Terabithia, seperti Jess dan Leslie yang bertarung, berlari, berkelana dan mencari keberanian yang datang dari diri mereka sendiri untuk menghadapi dunia nyata, masalah dalam keluarga mereka, dan anak-anak nakal di sekolah.
    fix, ini imajinasiku ttg fiksi mulai liar><

    ReplyDelete
  11. Nama: Bety Kusumawardhani
    Twitter: @bety_19930114
    Domisili: Surakarta

    Jawaban: Azkaban (penjara Kementerian Sihir di buku Harry Potter). Caranya aku akan menjadi motivator dan psikolog melalui berbagai pendekatan (aku bisa terinspirasi dari motivator wanita nomor satu yaitu Merry Riana) untuk memulihkan kondisi psikis para tahanan di sana, mengingat banyak narapidana Azkaban yg menjadi gila dan memutuskan berhenti makan atau bahkan bunuh diri serta mati perlahan disebabkan kehilangan harapan. Aku pikir lebih sulit mendamaikan pergulatan batin orang depresi daripada mendamaikan dua kubu yg sedang perang.

    ReplyDelete
  12. Nama: Ana Bahtera
    Twitter: @anabahtera
    Domisili: Banda Aceh
    Jawaban:
    Jadi teringat film the Hobbit, ingin menjelajahi tiap tempat yg dilewati dalam film itu karena suka dengan tantangan2 yg tak terduga dari film itu. Aku akan ke pegunungan sunyi dan mengajak Smaung tuk bersahabat serta membagikan seluruh koin emasnya kpd rakyat yg membutuhkan agar negara menjadi makmum dan sejahtera.

    ReplyDelete
  13. Lynn Melody (@justlynn23) - Banjarmasin.
    Aku ingin ke Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry atau Hogwarts (sekolah sihirnya Harry Potter). Aku ingin menjadi relawan di sekolah ini yang bisa memberikan bantuan biaya sekolah untuk siswa yang tidak mampu. Seperti biaya seragam, buku dan keperluan sekolah lainnya.

    ReplyDelete