Ramai-ramai membicarakan Crazy Rich Asians belakangan ini tentu karena filmnya sedang tayang di layar lebar. Apalagi digadang-gadang sebagai salah satu dobrakan dalam industri perfilman Hollywood dengan 100% orang Asia sebagai pemain-pemain dalam film ini. Bersamaan dengan perbincangan tersebut, bukunya kembali mencuat ke permukaan. Padahal, buku karya Kevin Kwan ini sudah lama beredar di pasaran, bahkan stoknya tidak pernah kosong di toko-toko buku.
Ketertarikan dengan film yang akan tayang di Indonesia pada bulan September 2018 mendatang, mendorong Shiori-ko dan Marryingbooks untuk membahas bukunya. Keduanya pun sepakat untuk membuat sebuah unggahan kolaboratif yang berfokus hanya untuk bukunya saja.
Crazy Rich Asians
Penulis: Kevin Kwan
Jumlah halaman: 416 halaman
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Anchor
Sinopsis:
Crazy Rich Asians is the outrageously funny debut novel about three super-rich, pedigreed Chinese families and the gossip, backbiting, and scheming that occurs when the heir to one of the most massive fortunes in Asia brings home his ABC (American-born Chinese) girlfriend to the wedding of the season.
***
Sebelum ramai menjadi perbincangan seperti saat ini, Crazy Rich Asians hanyalah sebuah judul novel yang sebatas sekedar tahu. Beberapa orang terdekat pernah berkata bahwa debut Kevin Kwan ini layak untuk dicoba. Ketika itu belum ada dorongan untuk membaca. Apalagi dengan tebal yang lumayan dan genre metropop sebagai bentuk cerita.
Namun, ramai-ramai film bisa membuat seseorang terdorong untuk, setidaknya, mencoba membaca. Crazy Rich Asians memiliki premis sederhana: Rachel Chu diajak untuk menghadiri pernikahan teman dekat kekasihnya sekaligus bertemu untuk pertama kalinya dengan keluarga kekasihnya itu. Tapi, urusan tersebut tidaklah sederhana. Permasalahannya cuma satu: sang kekasih ternyata seorang anak super kaya raya di Singapura.
Kevin Kwan sengaja menunjukkan kepada pembaca sejak awal bahwa ada dunia yang berbeda antara Rachel Chu dengan Nicholas "Nick" Young. Rachel Chu berasal dari kalangan orang biasa meskipun sudah memiliki gelar Ph.D bidang ekonomi dengan Nick Young yang merupakan keturunan dari konglomerat di Singapura. Apa akibatnya? Pembaca jadi sudah bisa menebak bagaimana respon Rachel Chu maupun keluarga Young: akan ada gesekan-gesekan dan rasanya. Tapi, hal itulah yang malah membuat pembaca penasaran.
Dengan premis yang seperti itu, maka Kevin Kwan menyuguhkan ceritanya bukan dari sudut pandang orang pertama tunggal. Kevin Kwan memberikan sudut pandang orang ketiga serba tahu tetapi dari masing-masing tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Menariknya lagi, Kevin Kwan membangun Rachel Chu dan Nick Young didahului dengan pandangan-pandangan tokoh pendukung. Dengan kata lain, Kevin Kwan juga mengajak pembaca untuk menelusuri seperti apa sih sebenarnya keluarga Young ini.
Akibatnya, pembaca merasa terhibur karena permainan emosi. Ada satu saat pembaca merasa kesal, ada juga merasa iba, hingga tertawa tergelak.
Tidak sekedar itu saja, Kevin Kwan juga membagi cerita ini menjadi tiga bagian utama dengan cara penceritaan yang menarik: bagian pertama adalah melalui tokoh sedangkan bagian kedua melalui keterangan waktu (seperti: The Wedding) dan bagian terkahir adalah melalui keterangan tempat. Di sini, Kevin Kwan menyajikannya dengan baik dan rapi. Pembaca jadi ingin terus melanjutkan kisah Rachel Chu karena runutan ceritanya yang enak untuk diikuti.
Kekuatan Kevin Kwan terlihat pada bagaimana ia mendeskripsikan hal-hal yang ada di novelnya. Mulai dari karakter para tokoh yang ternyata, meskipun sesama orang-orang keturunan Tionghoa, mereka tidak mau disamakan satu dengan yang lainnya. Cina-Singapura merasa mereka lebih tinggi derajatnya daripada Amerika-Cina (American-born Chinese, atau disingkat ABC). Bahkan para Cina-Singapura ini tidak mau disamakan dengan orang-orang Cina-Taiwan. Kevin Kwan memberikan wawsan baru kepada pembacanya mengenai orang-orang Cina yang ada di dunia.
Nick Young dan Rachel Chu yang diperankan oleh Henry Golding dan Constance Wu (sumber) |
Belum lagi dengan disuguhkan tingkah laku para sosialita yang berada pada lingkaran keluarga Young. Kevin Kwan menceritakan bagaimana ibunya Nick, Eleanor Young, punya aktivitasnya sendiri. Berbeda dengan sepupunya, Astrid Leong. yang menjadi teman dekat Nick sejak kecil. dengan kebiasaan berbelanja di Paris setiap tahunnya. Melalui para tokoh pendukung tersebut, Kevin Kwan ingin menunjukkan kalau orang-orang yang uangnya sudah tidak berseri lagi, juga memiliki problema (meskipun cara menyelesaikannya berbeda dengan orang awam).
Awalnya pasti pembaca mengira bahwa Kevin Kwan hanya mengada-ada terhadap apa yang bisa dilakukan oleh Eleanor Young maupun Astrid Leong dalam menghadapi masalah. Tetapi, coba sejenak mencari di internet tentang daftar orang-orang kaya di Indonesia dan tonton tayangan YouTube tentang mereka. Ya, bahkan di Indonesia pun juga ada orang-orang seperti keluarga Young. Dan Kevin Kwan bisa membangun tokoh dan karakter dengan menceritakan hal-hal seperti itu.
Mungkin ketika membaca Crazy Rich Asians, pembaca bisa menduga bagaiman nanti Eleanor Young merespon Rachel Chu. Dan tidak heran jika Eleanor Young menjadi tokoh yang paling membuat sebal pembaca. Nah, bagaimana kalau yang membuat kesal adalah Nick Young sendiri? Sebagai seorang pria dewasa yang sudah kepala 3 namun tetap tidak mengerti bahwa mengajak kekasih untuk bertemu dengan keluarganya (apalagi diajak ke rumahnya) bisa ditafsirkan sebagia hubungan yang lebih serius. Nick Young bisa jadi seperti pria di luar sana yang kurang peka, dan pembaca pasti akan sebal. Belum lagi dengan bagaimana respon keluarga Young terhadap Rachel Chu yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja.
Keluarga Young bisa kita refleksikan seperti lingkaran kita masing-masing. Ketika sudah menyangkut pada pernikahan, pasti kita menginginkan yang terbaik tetapi tetap anggota dari lingkaran kita sendiri. Alhasil, segala usaha ditempuh agar tetap bisa memenuhi persyaratan tersebut. Itulah salah satu hal yang ingin ditunjukkan kepada pembaca meskipun kita juga tahu bahwa kalau sudah cinta, batasan pun akan dilewati begitu saja. Nick Young sudah tahu pasti bahwa keluargnya berharap ia mendapatkan wanita yang tingkatnya sama dengannya. Tetapi Nick Young malah jatuh cinta dengan seorang dosen ekonomi dari Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, Shiori-ko suka dengan Crazy Rich Asians. Ada banyak pesan yang disampaikan oleh Kevin Kwan lewat uniknya para tokoh di dalamnya. Meskipun bukunya cukup tebal, Crazy Rich Asians adalah bacaan yang ringan. Tidak sulit untuk mengikuti bahasa dan gaya bercerita Kevin Kwan. Setidaknya, bisa menjadi pengetahuan mendasar sebelum menonton filmnya di bioskop.
---
Tulisan ini merupakan tulisan kolaboratif dengan Marryingbooks. Jangan lupa mampir ke sana dan beri komentar ya!
No comments:
Post a Comment