Sunday, February 24, 2019

Bookish Journal, Jurnal Lucu untuk Pembaca Buku


Selain mengikuti akun resmi dari penerbit dan produsen e-book reader di Instagram, aku juga mengikuti beberapa akun yang berhubungan dengan dunia buku. Baik itu personal ataupun yang berbentuk komunitas. Ya siapa tahu aku bisa berjumpa mereka di dunia nyata kan? 
Salah satun akun komunitas daring yang aku ikuti adalah Bookish Indonesia. Meskipun aku belum pernah mengikuti acara yang diselenggarakan secara laring (luar jaringan/offline), Bookish Indonesia tergolong cukup rajin untuk mengunggah hal-hal seru dan informasi. Tidak terkecuali, informasi tentang Bookish Journal yang mereka desain dan produksi sendiri.




Hai teman-teman Bookish Indonesia, siapa yang disini mau meningkatkan kebiasaan membaca? Here it is "Bookish Journal" by @bookish_indonesia ready to help you track your reading habit. . Konten jurnalnya apa aja kak?. Bookish Journal ini mencakup - Calendar Template - Reading Log - Book Haul Report - Book Review - Quotables, dan - Best Book of the Year . Dengan memiliki Bookish Journal ini kamu bisa lebih terorganisir, merencanakan buku yang ingin kamu beli/baca dan mencapai target membaca kamu. Tidak hanya mencapai target, kamu bisa mencatat kutipan-kutipan atau hal menarik yg kamu suka dari buku yang kamu baca, dan mereview/menganalisis/refleksi buku yang telah/sedang kamu baca juga. Gimana? Jadi selain membaca kamu akan lebih aktif merefleksi bacaanmu dan lebih terencana dalam mengatur belanja buku, cocok nih buat yang suka impulsif di toko buku. Mau? silahkan langsung klik link di bio ya, Salam Literasi!
A post shared by Bookish Indonesia (@bookish_indonesia) on


Melihatnya pertama kali, tentu saja aku tergoda. Dengan 2 varian, yakni merah jambu dan hitam dan foto-foto teaser yang cantik, rasanya tidak mungkin akan sekadar mengabaikan begitu saja.

Pemesanan dan pembelian sudah dituliskan jelas di caption: yakni melalui platform Shopee. Karena penasaran (dan berhasil merayu seorang teman untuk ikut membeli), aku pun langsung melakukan order untuk keduanya. Warna hitam dan merah jambu.

Sebagai informasi, aku tidak punya ekspektasi yang begitu besar. Menurutku, jika harganya hanya Rp55.000 saja (untuk warna hitam. Warna merah jambu Rp65.000) maka itu adalah harga yang wajar untuk sebuah jurnal. 

Bookish Journal berwarna hitam dengan merah jambu ternyata memiliki tata letak yang berbeda. Desain untuk yang warna hitam menggunakan kertas kotak-kotak (iya, seperti buku kotak-kotak zaman kita masih di sekolah dasar itu) sedangkan desain merah jambu menggunakan kertas seperti buku tulis. Untuk kualitas kertasnya sendiri, sepertinya menggunakan kertas yang tidak terlalu tebal. Jadi, mohon berhati-hati ketika menulis ya.

Tata letak desain merah jambu yang berbeda dengan desain hitam

Diawali dengan lembar identitas diri, Bookish Journal juga mengakomodir pembaca dengan kolom untuk menuliskan berapa target buku yang ingin dibaca di tahun ini. Lumayan, bisa menjadi pengingat ketika kita sudah berkomitmen untuk mencapai target tersebut.

Bagian identitas dan resolusi (desain sampul hitam)
Disampingnya langsung ada monthly planner. Di sini, pembaca bisa menuliskan apapun. Misalnya saja rencana-rencana baik yang umum maupun memang ingin spesifik tentang dunia buku. Kalau aku sih, menuliskan jadwal acara yang berhubungan dengan buku. 

Di bagian selanjutnya, ada Reading Log. Dimana pembaca bisa menuliskan proses membaca bukunya secara rutin. Kalau di Goodreads, mungkin bisa dibayangkan seperti progress update ketika pengguna menggunakan fitur Currently Reading. Atau bisa juga menjadi sebuah buku log yang mencatat buku apa saja yang berhasil kita selesaikan. Well, itu kembali kepada pembaca.

Bagaian Reading Log yang membantu pembaca untuk merekam progress membacanya

Memasuki bagian ketiga, yakni Book Haul Report. Wow, rasa-rasanya bagian ini yang cukup krusial untuk para pembaca buku akut, yang suka membeli buku (dan bacanya entah kapan). Bookish Journal membantu kita untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian buku. Untukku pribadi, hal ini sangat berguna mengingat bahwa aku suka sekali tidak berpikir panjang untuk membeli buku hehe. Pengeluaran buku pun jadi tercatat (dan semoga jadi lebih rasional).

Selain itu, Bookish Journal juga memiliki bagian Book Review. Sederhana, namun bisa membantu untuk menuangkan pendapat pembaca terhadap sebuah buku. Aku sendiri suka menulis (arti secara harfiah) sebab, menulis tangan membuatku lebih lancar menuangkan apa yang ada di pikiran ketimbang langsung menulisnya secara digital (alias mengetik). Disediakan ruang yang cukup untuk mengutarakan opini kita, kok. Jadi, tidak perlu merasa bahwa tulisannya harus kecil dan rapi. 

Ohya, Bookish Journal juga menyediakan bagian untuk kreasi desain pembaca. Di bagian Quotable dan Best Book of the Year, pembaca diberi ruang untuk menghias kutipan favorit dan menggambar desain sampul dari buku yang dianggap terbaik di tahun ini. Seru sekali ya tampaknya! :3

Bookish Journal kemudian ditutup dengan bagian notes seperti kebanyakan jurnal dan buku agenda lainnya. Menjadi ruang menulis yang cukup jika pembaca ingin mencatat sesuatu.

Desain sampul merah jambu memiliki tata letak yang manis dan terasa sentuhan femininnya
Yak, secara keseluruhan, Bookish Journal yang dibandrol dengan harga Rp55.000 untuk desain sampul hitam dan Rp65.000 untuk desain sampul merah jambu rasanya tidak mahal. Apalagi dijilid hard cover, sehingga terlihat elegan (ditambah kita yang menjadi rajin membaca, jadinya dobel elegan!). Karena kabarnya Bookish Indonesia hanya memproduksi dengan jumlah yang terbatas, segera meluncur ke akun Shopee-nya saja ya!

Percayalah, kalian tidak akan merasa rugi memiliki satu (atau keduanya) Bookish Journal ini. Terima kasih Bookish Indonesia untuk inisiatifnya :3

No comments:

Post a Comment