Penulis: Paul Arden
Jumlah halaman: 126 halaman
Tahun terbit: 2008
Penerbit: Esensi
Format: mass market paperback
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:
Sejak awal peradaban, lebih banyak pikiran dicurahkan untuk memahami Tuhan dibanding topik lainnya. Namun tak seorang pun dapat memahaminya. Akhirnya buku kecil ini berhasil menjelaskan dalam sekali perjalanan naik taksi.
Resensi Shiori-ko:
Baru pertama kali baca bukunya Paul Arden yang berjudul What You Think, Think the Opposite atas rekomendasi teman. Karena impresiku yang bagus akan buku itu, maka aku mencoba membaca bukunya yang lain. Alhasil dengan menggunakan akses perpustakaan milik Bos Besar, aku bisa membaca buku yang katanya mengulas tentang (si)apa itu Tuhan.
Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Oh iya, aku membaca buku ini dalam edisi terjemahan karena yang ada di perpustakaan hanya edisi tersebut. Bagiku, terjemahannya disesuaikan dengan bagaimana kondisi pembaca di Indonesia, sehingga ada beberapa bagian dimana cukup mudah untuk dipahami. Kosa katanya pun juga tidak ada yang terasa janggal ataupun terkesan dipaksakan. Paul Arden selalu mengusahakan agar pesan yang ingin disampaikan olehnya tidak lebih dari satu halaman, itu pun dengan font face dan font size yang tidak lazim alias cukup besar.
Eits, tapi jangan sepelekan kesederhanaan Paul Arden dalam menuliskan gagasanya akan Tuhan yang bagi pembaca terkesan mudah untuk dipahami. Aku malah merasa pemahaman untuk buku ini sebenarnya terletak pada bagaimana kita mengkorelasikannya dengan kehidupan masa sekarang. Dengan kata lain, memang Paul Arden mencoba agar pembaca tidak sekedar sekilas membaca, melainkan bisa memunculkan beragam pemikiran hingga diskusi tertentu terhadap pendapatnya akan agama, keyakinan, dan Tuhan (yang mana bagiku secara pribadi, hal tersebut masih merupakan hal yang personal untuk bisa sekedar didiskusikan dengan sembarang orang). Jangan terkecoh dengan pembawaan buku ini yang bisa dihabiskan dalam sekali duduk.
Desain dan Tata Letak
Bukan buku Paul Arden kalau isinya hanya tulisan. Sama seperti bukunya Austin Kleon atau Wahyu Aditya, buku ini selalu disertai ilustrasi pada setiap halamannya. Gambar-gambar tersebut mencoba menelaskan apa yang ada dalam paragraf, isi pesan dari Paul Arden. Berbeda dengan What You Think, Think The Opposite, buku ini menggunakan warna hitam dan putih saja sebagai penyeimbang bobot tulisan Paul Arden. Syukurlah, karena adanya ilustrasi unik pada setiap bagian pesan, God Explained in a Taxi Ride tidak menjadi begitu membosankan.
sumber |
Isi Buku
Kalau aku boleh bilang, ini adalah buku filsafat mengenai eksistensi Tuhan dan agama. Tunggu, jangan marah dulu. Buku ini tidak menghakimi mana yang benar dan mana yang salah atau Tuhan manakah yang paling patut disembah. Paul Arden mencoba untuk menggunakan filsafat sederhana akan keberadaan Tuhan dan agama dan keyakinan untuk membuat pembaca berpikir bahwa itu semua seharusnya bisa memperbaiki humanity manusia itu sendiri dalam berperilaku. Buku ini hanya dijadikan landasan oleh Paul Arden untuk menyampaikan bahwa mau seperti apapun bentuk kepercayaan kita kepada Tuhan atau menjadi seorang yang tidak percaya pada Tuhan, seharusnya tidak membuat kita kehilangan sisi kemanusiaan, yang mana semakin lama seakan semakin tergerus.
Judul dan sinopsis yang cukup menarik untuk membuat seseorang terdorong membacanya. Tetapi, seperti yang sudah aku bahas di atas, yang ada dalam buku ini lebih dari sekedar kita membaca apa yang tertulis, pesan yang sebenarnya ialah yang berada pada makna dibawah itu. Aku akui, dalam beberapa halaman aku merasa tertarik untuk membalik halaman selanjutnya dan tersenyum-senyum sendiri dengan apa yang dituliskan oleh Paul Arden. Namun sayangnya, aku rasa tidak semua pembaca paham dengan pesan yang ada di balik buku ini sehingga mungkin mereka hanya membacanya sambil lalu tanpa mendapatkan pesan moralitas yang sebenarnya.
Saran Shior-ko:
Walaupun nilai filsafatku semasa kuliah hanya nilai sekedar lolos, buktinya aku bisa cukup memahami apa yang dalam buku ini. Judul yang lucu tersebut bisa dijadikan motivasi bagi seseorang untuk membacanya. Aku rasa tidak ada salahnya mencoba, asal ketika membaca biarkan pikiranmu terbuka, coba cari makna yang ada di dalam setiap tulisannya. Lumayan bisa membuat kita tersenyum miris atau mengangguk setuju.
No comments:
Post a Comment