Saturday, July 4, 2015

P.S. I Still Love You

P.S. I Still Love You
Penulis: Jenny Han
Jumlah halaman: 337 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Simon and Schuster Book for Young Readers
Format: paperback
Harga: Rp 152.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis: 
Lara Jean didn't expect to really fall for Peter.
They were just pretending. Until they weren't. And now Lara Jean has to learn what it's like to be in a real relationship and not just a make-believe one.
But when another boy from her past returns to her life, Lara Jean's feeling for him suddenly return too.
Can a girl be in love with two boys at once?
In this charming and heartfelt sequel to the New York Times besteller To All the Boys I've Loved Before, Lara Jean is about to find out that falling in love is the easy part.
Resensi To All The Boys I've Loved Before

Resensi Shiori-ko:
Setelah akhirnya sengaja tidak mengikuti program pre-order dari Periplus dan ternyata untuk sampai di Surabaya makan waktu kurang lebih satu bulan, aku akhirnya memanfaatkan birthday discount sebesar 15% dari Periplus untuk membeli buku ini secara online. Sudah benar-benar tidak sabar dengan sekuel kisah cinta antara Lara Jean dan Peter, begitu buku ini tiba di rumah, langsung saja aku baca. Berikut resensinya.

Gaya Bahasa, Kosa Kata dan Penyampaian
Berhubung untuk buku pertama aku membaca edisi terjemahannya (yang kemudian diterbitkan oleh penerbit Spring), aku rasa untuk gaya penulisan Jenny Han sendiri sebenarnya cukup ringan. Jenny Han tampaknya sangat memperhatikan setiap perubahan adegan dalam buku ini, terbukti dengan begitu detilnya ia mendeskripsikan kondisi di sekitar para tokoh dan apa yang terjadi dengan tokoh tersebut ternyata ada pengaruh dari adegan sebelumnya. Jenny Han juga imbang memberikan ruang antara dialog dengan narasi, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Tulisannya memang tipikal pembaca remaja yang butuh bacaan ringan untuk liburan musim panas, yang mungkin bisa kamu habiskan dalam sekali duduk saja (tidak, aku butuh waku 3 hari untuk menyelesaikan buku ini). Begitu pula dengan pengguanaan istilah, misalnya merk makanan atau minuman yang familiar di Amerika Serikat tetapi tidak dengan kita yang ada di Indonesia (kalau pernah baca edisi terjemahan, pihak penerbit memberikan catatan kaki untuk menjelaskan apa itu).

Secara penyampaian, tulisan Jenny Han dalam novel ini tidak membosankan, malah membuat pembaca menjadi ikut emosional dengan apa yang terjadi diantara para tokohnya. Jenny Han membuat pembaca menjadi penasaran tetapi juga tidak ingin segera tahu apa yang terjadi selanjutnya. Meskipun, dalam beberapa hal ada adegan-adegan yang mudah tertebak olehku (karena buku ini sangat ringan bagiku). Belum lagi kata-kata manis yang bisa dikutip dan dipajang jadi status di media sosial, wow, bukuku saja bahkan sampai kutempeli banyak sticky notes :p


sumber




























Plot
Sebagian besar plotnya adalah maju. Mundur pun hanya sedikit dan biasanya dilontarkan dalam bentuk dialog antartokoh. Buku kedua ini masih tetap menggunakan sudut pandang orang pertama yang tidak lain adalah tokoh utama, Lara Jean, sehingga pembaca diajak melihat apa yang dilihat dan dirasakan oleh Lara Jean sepanjang buku ini (yang mana bagiku cukup emosional). Meskipun begitu, aku pribadi juga berempati dengan tokoh lain seperti Peter atau John, tidak selamanya sudut pandang orang pertama membuat cara berpikir kita (terhadap tokoh lain) sama dengan si tokoh utama, kan?

Penokohan

sumber

Lara Jean Song Covey, si tokoh utama, yang pada buku pertama digambarkan sebagai sosok yang biasa saja. Tetapi semuanya berubah semenjak ia berpura-pura menjalin hubungan dengan Peter Kavinsky. Di buku kedua ini tampak adanya perubahan karakter Lara Jean, meskipun tidak banyak, tetapi cukup membuat emosional juga untuk pembaca. Di satu sisi, Lara Jean adalah siswi SMA yang masih berusia 16 tahun, jadi wajar saja ketika ia sendiri merasa dirinya labil, malah kadang untuk beberapa adegan aku rasa cukup menyebalkan. Dia seakan tidak punya pendirian yang begitu tetap, atau kalau aku boleh bilang, sok-sokan kuat di depan Peter. 

Peter Kavinsky, tipikal laki-laki idola anak satu sekolahan sekali. Bintang dimanapun dia berada. Wajar saja ketika Lara Jean berada di sampingnya, ada banyak yang merasa hal tersebut tidak cocok, terutama mantan pacarnya, Genevieve. Peter sendiri juga berubah. JADI SEMAKIN MANIS! (oke, ini pendapat pribadiku). Dia semakin menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Dan yang aku suka adalah, dia rela membuang gengsinya demi mendapatkan Lara Jean (dalam hubungan yang sebenarnya). Meski memang, Peter kadang suka menyebalkan dengan masih bermain rahasia dengan Lara Jean, tapi sepertinya itu yang akan menjadi topik untuk buku ketiga serial ini (eh, beneran mau dibuat buku ketiganya, kan?)

John Ambrose McLaren, dia adalah tokoh yang disebutkan dalam sinopsisi buku ini. Satu surat yang dikirimkan Kitty tidak kembali pun tidak mendapat balasan, Dan itu adalah surat yang ditujukan kepada John. Dia tiba-tiba muncul dan membuat hubungan antara Peter dan Lara Jean juga semakin rumit (dengan adanya Genevieve yang masih berharap pada Peter saja sudah rumit...). John ini tipikal laki-laki yang sebenarnya tidak terlalu manis di mulut (masih manis Peter, menurutku. Oke, aku Tim Kavinsky), melainkan melalui penampilan dan cara ia membela Lara Jean. Deskripsi yang ditulis oleh Jenny Han seakan menunjukkan bahwa John tidak akan mundur begitu saja untuk mendapatkan Lara Jean, meskipun Lara Jean dan Peter sudah berpacaran "yang sebenarnya". John tidak jahat. Mungkin kalau bisa dikatakan, aku ambil contoh seperti kisah Katniss - Peeta - dan Gale, atau mungkin Bella - Edward - dan Jacob. Ya seperti itulah sepertinya hubungan antara ketiga tokoh utama dalam buku kedua ini.

Disamping itu, tokoh lain seperti Genevieve, Chris, Margot, bahkan Kitty pun juga memiliki perubahan. Genevieve memang digambarkan membenci Lara Jean, tetapi hal itu ternyata ada sebabnya yang tidak disadari oleh Lara Jean. Kitty juga semakin cerdas dalam memberikan Lara Jean petuah, bahkan ide gilenya untuk membantu menjodohkan Daddy dengan tetangga seberang rumahnya. Sayangnya, dalam buku ini, sosok Josh sangat amat sedikit sekali disinggung.

Ide Cerita
Untuk ide cerita sedari awal buku, sebenarnya cukup unik juga. Tapi buku kedua ini menurutku idenya biasa saja. Kisah cinta anak SMA dan polemik yang ya...sangat anak SMA sekali. Aku tidak tahu apakah masalah skandal sekolah juga hal yang biasa saja disana. Aku merasa tidak ada yang istimewa dari ide ceritanya. Ohya, aku juga mau bilang kalau dalam buku ini terdapat banyak adegan making out dan cinta-cintaannya. Aku sendiri tidak terlalu merasa tergangungg, porsinya tidak membuat sosok Lara Jean tampak lemah (berbeda dengan Insurgent yang menurutku adegan making out-nya malah melemahkan karakter Tris).

Saran Shiori-ko:
Lantas, apa yang membuat aku mau memberikan 4 bintang? Permainan emosinya. Kalau pernah baca Perahu Kertas karangan Dee, ya kurang lebih seperti itu. Jenny Han sangat bisa mengaduk-aduk perasaan dan emosi pembacanya selayaknya bagaimana perasaan Lara Jean menghadapi Peter, John, dan Genevieve. Ada bagian-bagian dimana aku malah lebih merasakan apa yang dirasakan oleh Peter ketimbang Lara Jean. Aku rasa itulah hal menarik yang kemudian dijual oleh Jenny Han. Secara keilmuan sih bisa dikatakan sebagai "komodifikasi emosi" kali ya...

Well, kalau mencari bacaan yang super ringan dan ingin merasakan rasanya jatuh cinta dan patah hati hanya gara-gara tokoh fiksi, baca saja buku ini. Tapi aku sarankan baca dari awal. Buku ini benar-benar menjadi kelanjutan dari buku pertamanya, sehingga tidak bisa dibaca langsung begitu saja. Dan, ketahuilah bahwa buku ini masih menjadi best seller di seluruh toko buku impor di Indonesia. Harap bersabar jika tiba-tiba stoknya kosong :)

PERINGATAN: you will get serious hangover right after you finish the book

5 comments:

  1. kak, versi terjemahannya beli di mana? sy cari di periplus cm versi englishnya doang

    ReplyDelete
    Replies
    1. terjemahannya belum ada :)

      Delete
    2. Aku udah baca tapi versi terjemahannya. Dan nggak nyangka akan berakhir secepat itu x)

      Delete
  2. Aku nggak pinter bahasa inggris, tapi entah kenapa untuk cerita yg aslinya pakai bhs inggris lebih ngena baca versi asli daripada versi terjemahannya. Walaupun 30% agak paham 70% sangat tdk paham wkwk

    ReplyDelete