Monday, February 22, 2016

Winter

Winter (The Lunar Chronicles #4)
Penulis: Marissa Meyer
Jumlah halaman: 824 halaman
Tahun terbit: 2015
Penerbit: Feiwel and Friends
Format: paperback
Harga: Rp 189.000 di Periplus
Rating Shiori-ko: 4/5
Sinopsis:


Here is the stunning conclusion to the national bestselling Lunar Chronicles, inspired by Snow White.

When Princess Winter was thirteen, the rumor around the Lunar court was that her glamour would soon be even more breathtaking than that of her stepmother, Queen Levana. In a fit of jealousy, Levana disfigured Winter. Four years later, Winter has sworn off the use of her glamour altogether. Despite her scars, Winter’s natural beauty, her grace, and her gentleness are winning admiration from the Lunar people that no amount of mind-control could achieve.

Winter despises her stepmother, but has never dreamed of standing up to her. That is, until she realizes that she may be the only one with the power to confront the queen. 

Can Cinder, Prince Kai, Scarlet, Wolf, Cress, Thorne, Princess Winter, and the palace guard Jacin find their happily ever afters? Fans will LOVE this amazing conclusion to the series.


Resensi Shiori-ko:
Menjadi suka dengan serial The Lunar Chronicles tepatnya ketika membaca buku kedua, Scarlett, yang tidak disangka-sangka kalau serial ini seru untuk diikuti. Ketika mengetahui kalau buku keempat akan segera terbit, aku tidak banyak pertimbangan dengan segera membelinya begitu ada di Periplus. Cukup penasaran juga dengan bagaimana kisah Winter yang juga akan memiliki peran dalam revolusi pemerintahan di Luna.

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Tidak ada kata-kata yang sulit sebab buku ini memang menyasar para pembaca muda alias para middle grade. Tidak ada kata-kata yang kasar maupun yang terkesan vulgar. Membaca Winter masih menyisakan perasaan yang menyenangkan sekaligus menegangkan karena jalan cerita yang menggambarkan bagaimana revolusi di Luna dilangsungkan. Meskipun begitu, tidak ada gambaran mengenai kekerasan yang begitu sadis. Paling maksimal ya membuat sedih karena adanya tokoh-tokoh yang harus "kalah". 

Mengikuti The Lunar Chronicles sedari awal pasti tahu bagaimana gaya bahasa Marissa Meyer ketika bercerita. Untungnya, semakin ke belakang, ceritanya dibuat begitu adiktif, membuat pembaca semakin tidak mau berhenti membaca sebelum benar-benar hingga akhir. Setiap bab selalu ada sesuatu yang membuat pembaca menjadi penasaran mengapa hal ini itu bisa terjadi dan bagaimana kisah petualangan Winter bersama Cinder dan pasukannya. 

Plot
Karena beberapa hal yang lain sudah pernah dijelaskan dalam buku spin off, Fairest, buku keempat ini hanya berfokus pada kisah perjuangan Cinder dkk menggagalkan proses pengukuhan Levana sebagai ratu Luna dan Persemakmuran Bumi (Earth Commonwealth). Kalau diamati, perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh bisa mencapai 3/4 dari isi buku. Penyelesaiannya begitu singkat namun tidak disangka-sangka, Marissa Meyer menutupnya dengan cara yang seperti itu.

Penokohan
Kalau di 3 buku sebelumnya dan 1 buku spin off-nya semua tokoh sudah diceritakan sendiri-sendiri mengenai latar belakang dan sikapnya, Winter pun juga sama. Buku ini lebih banyak mengulas tentang Winter dan Jacin.

sumber

Winter, bagi yang sudah membaca Fairest aku rasa pasti tahu bagaimana ia bisa tinggal bersama Levana tetapi bukan ia yang menjadi seorang Ratu di Luna. Winter seringkali merasa minder dengan kecantikannya. Ia merasa tidak secantik orang-orang Luna, namun Jacin selalu meyakinkannya kalau orang-orang memperhatikan wajahnya karena Winter begitu cantik. Winter juga seorang yang polos tetapi dia sangat baik. Itulah yang sering membuat Levana, sang ibu tiri, menjadi iri. Winter secara alami dicintai oleh rakyatnya. Berbeda dengan Levana yang harus menggunakan cara tertentu agar warga Luna menjadi tunduk dengannya.

Sedangkan Jacin adalah salah seorang pasukan penjaga di kerajaan Luna. Kebetulan, mereka berdua menghabiskan masa kecil bersama. Meskipun begitu, perbedaan kasta adalah hal yang menghalangi mereka untuk dapat terus bersama. Jacin tetap merasa kalau dirinya adalah penjaga dan Winter adalah sang tuan putri yang harus dijaga. Winter sebenarnya tidak masalah jika Jacin hanya memanggilnya dengan nama tanpa embel-embel "Tuan Putri". Jacin, di dalam buku, digambarkan sebagai seorang yang loyal dengan Winter. Dia akan berusaha bagaimanapun juga supaya Winter tidak dicelakakan oleh Levana. Maka dari itu, terlihat dalam beberapa bab kalau Jacin selalu nekat untuk melakukan sesuatu hanya untuk melindungi Winter.

Isi Buku
WOA! Aku sendiri kaget dengan bagaimana Marissa Meyer menutup cerita ini. Kebanyakan orang akan berpikir kalau ketika Levana akhirnya kalah, maka Cinder alias Putri Selene akan menikahi Pangeran Kai dan keadaan Luna dan Bumi akan menjadi semakin baik. Well, buang jauh-jauh pikiran itu! Marissa Meyer sengaja memberikan akhir cerita yang berbeda dari apa yang sudah dibayangkan di benak pembaca. 

Seperti biasa, buku ini dibagi menjadi beberapa bagian utama yang mengacu pada kisah tertentu. Winter adalah re-tell dari  cerita Putri Salju. Tidak heran jika pada pembuka tiap bagian ada cuplikan cerita dari kisah si Putri Salju. Dari bagaimana mereka bersiap untuk menggagalkan rencana Levana hingga mengubah keadaan Luna menjadi lebih baik. Ada 5 bagian yang memudahkan pembaca sampai dimanakah petualangan Cinder dkk dalam mengembalikan tahta Ratu padanya.

Namun sayangnya, ada beberapa bagian yang aku rasa agak lambat alurnya. Tetapi meskipun begitu, tidak banyak bagian cerita yang membuat pembaca menjadi hilang rasa antusiasnya. Aku merasa ada juga bagian yang rasanya familiar dengan bagian dari The Hunger Games. Memang, buku ini tidak pure mengenai dunia distopia, melainkan lebih banyak ke arah fantasi. Malah aku sempat berpikir kalau buku ini jangan-jangan distopia yang berbalut fantasi. Salah satu konsep cerita yang ramai di pasaran. 

Perkembangan setiap karakternya juga tidak terlalu banyak. Masih ada beberapa hal yang kelihatannya terlalu bertele-tele dan agak konyol. Misalnya saja kisah cinta antara Cress dengan Throne. Sebenarnya sejak buku Cress, mereka sudah tahu akan kemana arah hubungan mereka. Namun, entah mengapa Marissa Meyer membuatnya rumit dalam buku Winter. 



Tapi jangan lupakan keahlian Marissa Meyer untuk membuat sebuah cerita fantasi menjadi manis. Cukup manis walaupun bagiku yang termanis adalah kisah Scarlett degan Wolf dari semua serial ini. Marissa Meyer bisa membangun kembali dongeng ala H.C. Andersen menjadi sebuah kisah fantasi yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Saran Shioiri-ko:
Kamu tidak bisa membaca Winter jika belum membaca ketiga buku sebelumnya. Spin off Fairest bisa menjadi pelengkap ketika kamu penasaran dengan masa lalu Levana, Winter, dan Cinder. Secara keseluruan, buku ini menyenangkan untuk diikuti. Namun, favoritku tetap Scarlett (buku kedua) dari serial The Lunar Chronicles.

4 comments:

  1. terus endingnya gimana...?? astaga, saya penasaran banget... bisa tolong kasih saya spoiler disini n0v4ip[at]gmail[dot]com. Saya benar-benar penasaran dengan akhir kisah mereka... :) *gigit jari* *berbinar-binar*

    ReplyDelete
  2. Baru baca sampai Scarlet >,< Duh jadi penasaran sama endingnya :D Mau baca Cress dan Fairest dulu ah

    ReplyDelete
  3. Aku juga barusan selesai baca kemarin kak, dan agak melongo sama endingnya haha XD ada niat untuk baca Stars Above kak?

    ReplyDelete
  4. Is it so good?;;_;; I really need to get this book asap..

    ReplyDelete