Tuesday, March 22, 2016

Tonight the Streets Are Ours

Tonight the Streets Are Ours
Penulis: Leila Sales
Jumlah halaman: 352 halaman
Penerbit: Macmillan's Children Books
Tahun terbit: 2015
Format: paperback
Harga: Rp. 104.000 di Books & Beyond
Rating Shiori-ko: 3/5
Sinopsis:


From the author of This Song Will Save Your Life comes a funny and relatable book about the hazards of falling for a person you haven't met yet.

Seventeen-year-old Arden Huntley is recklessly loyal. Taking care of her loved ones is what gives Arden purpose in her life and makes her feel like she matters. But she's tired of being loyal to people who don't appreciate her—including her needy best friend and her absent mom. 

Arden finds comfort in a blog she stumbles upon called "Tonight the Streets Are Ours," the musings of a young New York City writer named Peter. When Peter is dumped by the girlfriend he blogs about, Arden decides to take a road trip to see him.

During one crazy night out in NYC filled with parties, dancing, and music—the type of night when anything can happen, and nearly everything does—Arden discovers that Peter isn't exactly who she thought he was. And maybe she isn't exactly who she thought she was, either.

Resensi Shiori-ko:
Setelah dulu membaca buku debut pertama dari Leila Sales yang berjudul This Song Will Save Your Life, aku rasa karyanya juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Ketika aku tahu kalau Leila Sales merilis buku baru, sebenarnya aku sempat ingin membeli. Tetapi tertunda dan akhirnya karena Books & Beyond punya diskon hingga 25%, jadi tidak ada salahnya untuk mencoba membeli satu!

Gaya Bahasa, Kosa Kata, dan Penyampaian
Menyasar kategori bacaan young adult, aku tidak merasa kesulitan untuk membaca buku ini. Dengan bahasa yang sangat mudah, aku rasa semua pembaca juga bisa mengikuti cerita yang ada di dalamnya. Penggunaan kosa katanya pun juga tidak terlalu vulgar. Malah tidak ada kosa kata yang mengandung kekerasan di dalamnya. No wonder, kalau aku bisa dengan cepat memahami apa yang terjadi dalam cerita karangan Leila Sales ini.

Plot
Sebagian besar dari isi cerita berjalan maju. Hanya beberapa kali buku ini mengajak pembacanya untuk berkilas balik mengenai bagaimana kehidupan para tokoh sebelumnya. Konflik pun sebenarnya tidak terlalu membuat pembaca menjadi gregetan atau gemas. Malah rasanya, konflik yang ada di dalamnya sama sekali tidak terasa seperti konflik saking biasanya.

Penokohan
Ada dua tokoh utama dalam cerita ini, yakni Arden dan Peter.

Arden menyalahkan keadaan di sekelilingnya. Mengapa orang yang ia sayangi sepenuh hati tidak pernah menyayangi balik. Seperti ibunya yang tiba-tiba pergi dari rumah, seperti Lindsey, sahabat karibnya yang sepertinya memanfaatkan ketenaran dirinya. Arden dari luar tampak seperti remaja putri yang hidupnya sempurna. Semua nilainya baik, ia termasuk murid yang disegani. Wajah cantik dan otak yang cerdas. Belum lagi Arden berpacaran dengan salah satu laki-laki ganteng di sekolahnya. Tetapi ternyata apa yang dirasakan oleh Arden tidak sesempurna yang orang-orang perkirakan. Karena kekesalan itulah, Arden bisa bertemu dengan Peter.

Peter adalah penulis blog The Streets Are Ours. Blog tersebut ditemukan oleh Arden ketika ia merasa semua orang tidak ada yang sayang kepadanya, termasuk keluarga dan sahabat karibnya sendiri. Dalam blog tersebut, digambarkan bagaimana Peter selama ini berjuang untuk mendapatkan hati Bianca, bagaimana Peter merindukan kakaknya yang tiba-tiba menghilang. Peter menuliskan bagaimana dirinya harus bisa tetap melanjutkan kehidupan meskipun orang-orang yang disayanginya tidak membalas rasa sayang tersebut.

Isi Buku
Membaca sinopsis yang ada di belakang buku rasanya Tonight the Streets Are Ours memiliki bentuk tulisan yang bisa membuatku mendapatkan efek hangover. Aku mengharapkan perasaan seperti ketika membaca buku-buku karya Jenny Han atau Morgan Matson. Namun, apa yang aku rasa akan terjadi pasca membaca buku ini tidak benar-benar kejadian. Hingga separuh buku, aku tidak merasakan banyak kalimat-kalimat yang membuatku terenyuh atau menjadi tersipu malu. Seperti yang aku tuliskan sebelumnya, konfliknya bagiku tidak terasa seperti konflik. Rasanya datar. 

Arden ternyata digambarkan sebagai sosok yang polos dan Peter adalah sosok laki-laki yang berusaha dibangun oleh Leila Sales sebagai laki-laki idaman remaja perempuan (kurang lebih seperti Peter Kavinsky dari karya Jenny Han). Sayangnya, Leila Sales kurang membantun penokohan tersebut sehingga aku masih juga merasa kalau Peter ini tidak memiliki karakteristik apa-apa yang membuat pembaca bakal jatuh cinta dengan dirinya. Berbeda dengan bagaimana Morgan Matson membuat karakter Roger dalam bukunya Amy & Roger's Epic Detour terlihat begitu menggoda. Leila Sales tampaknya masih belum bisa menciptakan tokoh dan jalan cerita yang manis.

Saran Shiori-ko:
Kalau untuk bacaan sambil lalu, sepertinya buku ini terlalu biasa. Apalagi dengan harga asli sekitar Rp. 139.000 bagiku buku ini lebih baik dibeli saja ketika sedang didiskon. 

No comments:

Post a Comment